Kerangla Hukum Keuangan Desa Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi No.
PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 181
pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan”.
Dengan demikian maka alokasi dalam keuangan desa haruslah merupakan bentuk dari „affirmasi‟. Affirmasi, secara substantif berarti alokasi keuangan desa harus
dapat secara langsung mengurangi kemiskinan melalui belanja kebutuhan primer, pemenuhan sarana dan prasarana dasar, dan pemberdayaan masyarakat. Yang perlu
dicatat adalah bahwa kebutuhan kelompok miskin dan kelompok yang tersisihkan
– misalnya kelompok perempuan dan kelompok minoritas- tidak selalu sama dengan
kebutuhan mayoritas. Mendukung keadilan dan inklusi sosial kadang-kadang berarti mengalokasikan sumber daya lebih banyak kepada kelompok masyarakat yang paling
membutuhkan. Ini berarti tidak selalu menguntungkan mayoritas penerima manfaat desa secara keseluruhan, tetapi pemenuhan kebuthan dan prirotias kelompok yang
seringkali tidak memiliki akses dan suara. Yang perlu diperhatikan, meskipun dalam jangka pendek, mayoritas mungkin menganggap mereka tidak secara langsung
mendapatkan keuntungan, tetapi dalam jangka panjang alokasi ini akan mendorong kohesi sosial yang lebih besar, inklusi dan stabilitas. Ini juga akan mendorong
keutungan ekonomi bagai masyarakat desa secara keseluruhan karena kelompok masyarakat yang sebelumnya tidak dapat berpartisipasi sekarang dapat terlibat dalam
dan berkontribusi terhadap ekonomi lokasl masyarakat.
Sedangkan dari sisi prosedural affirmasi berarti melibatkan kelompok masyarakat yang menjadi target alokasi -terutama masyarakat miskin dan tereksklusi secara sosial
politik- dalam proses pembuatan keputusan untuk alokasi anggaran melalui wahana- wahana yang telah tersedia seperti akses terhadap informasi desa, terlibat dalam
musyawarah desa, dan terlibat dalam pelaksanaan dan monitoring pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Ini tidak mudah, membutuhkan pendidikan, penguatan,
pengorganisasi dan pendampingan terhadap kelompok ini baik dari dalam desa
– terutama melalui perangkat dan kader desa- maupun melalui pendampingan dari pihak
luar. Dalam hal ini, pengusasaan kader desa dan pendamping dalam metode partisipasi menjadi sangat penting tema ini akan menjadi topik utama dalam modul
pendampingan desa.