Asas Pengelolaan Keuangan Desa

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 189 Sumber: Presentasi DJPK – Kementrian Keuangan, 2014. Karena APB Desa merupakan dokumen anggaran yang merujuk pada dokumen sebelumnya, ada 3 tahap penting yang harus dilalukan oleh Desa untuk mempersiapkan pencairan Dana Desa. Pertama, menyusun RPJMDesa dan menyelenggarakan musyawarah desa dan musrenbang desa untuk menetapkan prioritas belanja desa selama masa jabatan kepala desa. Kedua, menyusun dokumen Rencana Tahunan Desa RKPDesa dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. Ketiga, adalah membuka rekening desa. Kalau kita cermati tabel di atas, maka Kabupatenkota merupakan simpul penting bagi penguatan keuangan desa – baik dari sisi sumber pendapatan, regulasi, maupun pelaporan-. Jika kabupaten tidak memahami dan melaksanakan amanat UU dan PP sebagaimana telah ditetapkan maka akan berdampak serius pada pendapatan desa, yaitu sumber-sumber pendapatan tersebut tidak dapat dicairkan oleh desa. Karena itu pendidikan dan pengorganisasian desa, harus juga disertai dengan advokasi dan pendampingan terhadap kabupaten.

h. Asas Pengelolaan Keuangan Desa

Seluruh pendapatan desa yang bersumber dari pasal 72 ayat 1 UU Desa akan dicatat dan dikonsolidasikan dalam satu dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa APB Desa. APB Desa merupakan satu-satunya dokumen anggaran di desa. Karena itu Desa wajib mencatatkan seluruh pendapatan dan pengeluarannya di dalam dokumen ini. Asas adalah nilai-niliai yang menjiwai Pengelolaan Keuangan Desa. Asas dimaksud melahirkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar dan harus tercermin dalam setiap tindakan Pengelolaan Keuangan Desa. Asas dan prinsip tidak berguna bila tidak terwujud dalam tindakan. Sesuai Permendagri No. 113 Tahun 2014, Keuangan Desa dikelola berdasarkan asas-asas, yaitu: Transparan Terbuka - keterbukaan, dalam arti segala kegiatan dan informasi terkait Pengelolaan Keuangan Desa dapat diketahui dan diawasi oleh pihak lain yang berwenang. Tidak ada sesuatu hal yang ditutup-tutupi disembunyikan atau dirahasiakan. Hal itu menuntut kejelasan siapa, melakukan apa serta bagaimana melaksanakannya. Transparan dalam pengelolaan keuangan mempunyai pengertian bahwa informasi keuangan diberikan secara terbuka dan jujur kepada masyarakat guna memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggung-jawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan KK, SAP,2005. Akibat Pengelolaan Keuangan yang tidak Transparan PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA 190 | Modul Pelatihan Penyegaran Pendampingan Desa Pengelolaan keuangan yang tidak transparan dapat dilihat dari tidak tertatanya administrasi keuangan dengan tertib dan baik, adanya aliran dana tertentu non budgeterdana taktisdana yang tidak masuk dalam anggaran, yang hanya diketahui segelintir orang, merahasiakan informasi, dan ketidaktahuan masyarakat akan dana- dana tersebut. Hal itu memberikan keleluasaan terjadinya penyimpangan penyelewengan oleh oknum aparat yang berakibat fatal bagi masyarakat maupun aparat yang bersangkutan. Dengan demikian, asas transparan menjamin hak semua pihak untuk mengetahui seluruh proses dalam setiap tahapan serta menjamin akses semua pihak terhadap informasi terkait Pengelolaan Keuangan Desa. Transparansi dengan demikian, berarti Pemerintah Desa pro aktif dan memberikan kemudahan bagi siapapun, kapan saja untuk mengaksesmendapatkan mengetahui informasi terkait Pengelolaan Keuangan Desa. Akuntabel Mempunyai pengertian bahwa setiap tindakan atau kinerja pemerintahlembaga dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan akan pertanggungjawaban LAN, 2003. Dengan denikian, pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran harus dapat dipertanggungjawabkan dengan baik, mulai dari proses perencanaan hingga pertanggungjawaban. Asas ini menuntut Kepala Desa mempertanggungjawabkan dan melaporkan pelaksanaan APB Desa secara tertib, kepada masyarakat maupun kepada jajaran pemerintahan di atasnya, sesuai peraturan perundang-undangan. Partisipatif Mempunyai pengertian bahwa setiap tindakan dilakukan dengan mengikutsertakan keterlibatan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya. Pengelolaan Keuangan Desa, sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggugjawaban wajib melibatkan masyarakat para pemangku kepentingan di desa serta masyarakat luas, utamanya kelompok marjinal sebagai penerima manfaat dari programkegiatan pembangunan di Desa. Tertib dan disiplin anggaran Mempunyai pengertian bahwa anggaran harus dilaksanakan secara konsisten dengan pencatatan atas penggunaannya sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan di desa. Hal ini dimaksudkan bahwa pengelolaan keuangan desa harus sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 191 Asas Penunjuk Perwujudannya Mengapa Penting? Transparan  Memudahkan akses publik terhadap informasi.  Penyebartahuan informasi Keuangan Desa melalui berbagai media yang dapat diakses oleh masyarakat.  Memenuhi hak masyarakat  Menghindari konflik Akuntabel  Laporan Pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan – dengan menggunakan keuangan desa- dibahas dalam Musyawarah Desa.  Informasi kepada publik.  Mendapatkan legitimasi masyarakat  Mendapatkan kepercayaan publik Partisipatif  Prioritas belanja desa ditetapkan dalam musyawarah desa berdasarkan pada penilaian kebutuhan masyarakat.  Pelaksanaan pembangunan belanja desa dilakukan oleh kepala desa dan perangkat desa dengan melibatkan masyarakat.  Memenuhi hak masyarakat  Menumbuhkan rasa memiliki  Meningatkan keswadayaan masyarakat Tertib dan Disiplin Anggaran  Taat hukum  Tepat waktu, tepat jumlah  Sesuai prosedur  Menghindari penyimpangan  Meningkatkan prefesionalitas

i. Tahapan Kegiatan Pengelolaan Keuangan Desa