Tahap Persiapan Musyawarah Desa

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 135 Secara psikologis Musyawarah Desa dapat memberikan bantuan mempermudah pengendalian diri bagi pihak-pihak yang berkepentingan serta menemukan pendapat yang berbeda dari berbagai pihak. Dengan demikian, melatih masyarakat untuk mampu menahan emosi dengan menghargai setiap pendapat yang telah disampaikan peserta. Pertemuan atau musyawarah dapat membangun stabilitas emosi yang baik antar sesama komponen masyarakat.

h. Tata Cara Musyawarah Desa

1. Tahap Persiapan Musyawarah Desa 1.1. Pemetaan Aspirasi Masyarakat Pada pasal 54 UU No.6 Tahun 2014 Tentang Desa disebutkan bahwa musyawarah desa merupakan forum permusyawaratan yang diikuti oleh Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat desa untuk memusyawarahkan hal yang bersifat strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Pokok bahasan musyawarah yang bersifat strategis sebagaimana dicontohkan dalam pasal 54 ayat 2 dapat dipengaruhi oleh faktor dalam dalam dan dari luar desa. Faktor yang datang dari luar misalnya adanya pihak pengembang developer yang hendak berinvestasi perumahan dan membutuhkan lahan yang berada di suatu desa. Maka inisiatif dari pihak luar, dalam hal ini pengembang, tersebut akan berpengaruh pada arah kebijakan pembangunan desa. Untuk merespon rencana investasi tersebut, tentu pemerintah desa tidak bisa dan tidak boleh memutuskan tanpa melibatkan elemen kemasyarakatan desa. Contoh faktor yang mempengaruhi dari dalam misalnya, inisiatif masyarakat suatu desa yang menghendaki adanya pemekaran desa. Maka, mau tidak mau harus diangkat dalam sebuah musyawarah desa yang melibatkan seluruh unsur desa, tidak hanya pemerintah desa dan BPD. Selanjutnya, terhadap inisiatif musyawarah desa tersebut, sebagaimana dijelaskan dalam pasal 5 Permendesa No. 2 Tahun 2015, BPD sebagai pihak penyelenggara, sebelum musyawarah dilaksanakan perlu memperhatikan hal-hal seperti: peta aspirasi, prakarsa masyarakat dan tingkat representasi publik dalam musyawarah desa. BPD tentu sangat disarankan pro aktif mendengarkan dan menyerap aspirasi masyarakat dari berbagai kalangan sebelum pelaksanaan musyawarah desa. Sama halnya dengan BPD, pendamping masyarakat juga memiliki peran strategis dalam kerja-kerja pemetaan aspirasi masyarakat. Karena itu untuk menghasilkan rekomendasi keputusan yang merepresentasikan kepentingan kolektif desa, BPD maupun pendamping harus mampu menggali aspirasi dan gagasan yang tumbuh dari dalam masyarakat. Sehingga keputusan musyawarah desa yang akan diambil nanti memiliki dasar argumentasi yang berbasis bukti dan nomena di lapangan. Adapun langkah-langkah yang penting dilakukan dalam kerja-kerja pemetaan aspirasi masyarakat yaitu: 1 BPD dan pendamping desa turun kampung blusukan baik yang bersifat spasial maupun sektoral. Tujuannya, untuk mendengarkan tantangan serta gambaran rekomendasi strategis dari komunitas atas persoalan yang hendak diangkat sebagai pokok bahasan musyawarah desa. BPD dan pendamping desa bisa PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA 136 | Modul Pelatihan Penyegaran Pendampingan Desa melakukannya melalui observasi lapangan maupun wawancara langsung dengan masyarakat. Bagi masyarakat yang tidak memiliki kemampuan menyampaikan aspirasi secara lisan, bisa menyampaikan secara tertulis. Cara lain bisa dilakukan untuk menghimpun masukan dari masyarakat terkait dengan isu yang hendak dibahas melalui musyawarah desa yaitu menyediakan kanal aspirasi melalui kotak aspirasi, sms maupun piranti media sosial. 2 BPD dan pendamping desa kemudian menuangkan hasil blusukannya menjadi catatan tertulis, misalnya menjadi kertas kerja working paper. Dengan cara ini, maka aspirasi masyarakat yang tersampaikan secara lisan maupun pencermatan lapangan terdokumentasikan.

1.2. Perencanaan Kegiatan Musyawarah Desa