Pasokan Pengetahuan modul 2 bahan bacaan pelatihan pendampingan desa kemendesa pdtt penyegaran 280815

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 109 SPB 1.4 Lembar Informasi Desa dan Pulau Harapan Prof. Dr. Ahmad Erani Yustika Dirjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi. Tulisan ini dikutip seluruhnya dari Harian Kompas 8 Agustus 2015 Pemerintah telah memberi identitas baru atas pilihan pembangunan ekonomi yang harus diambil. Pada isi Nawacita, sekurangnya tafsir itu terpapar di tiga cita, yakni membangun dari pinggiran, peningkatan produktivitas ekonomi rakyat, dan kemandirian ekonomi. Jika dibenturkan dengan konsep ekonomi pembangunan, ”Tricita” tersebut berteduh dalam pohon teori ”struktural”. Istilah ”pinggiran” periphery adalah frasa populer untuk membenturkan dengan negarawilayah ”pusat” center dalam tradisi Ma rxianeconomics. Demikian pula, terma ”ekonomi rakyat” dan ”kemandirian ekonomi” lekat dengan konsep yang bersinggungan dengan mazhab tersebut, seperti yang kerap diteriakkan oleh Samir Amin ataupun Fernando Henrique Cardoso tentu dengan istilah yang tak sepenuhnya persis. Inilah babak baru yang secara sadar diayak pemerintah setelah mengamati secara jeli watak pembangunan ekonomi Indonesia sepanjang 70 tahun seusai kemerdekaan.

a. Pasokan Pengetahuan

Salah satu alas pokok yang dipakai untuk menjalankan Tricita di atas adalah Undang- Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014. UU ini mendapatkan atensi yang luar biasa dari khalayak karena dipandang sebagai horizon baru pembangunan. Desa diletakkan sebagai pusat arena pembangunan, bukan lagi semata lokus keberadaan sumber daya ekonomi yang dengan mudah disedot oleh wilayah lain kota untuk beragam kepentingan. Perhatian menjadi kian luar biasa begitu pemerintah meneruskannya dengan membentuk kementerian yang khusus mengawal urusan desa, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Dengan begitu, urusan desa tak PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA 110 | Modul Pelatihan Penyegaran Pendampingan Desa hanya disantuni secara legal UU, tetapi secara politik dengan lugas afirmasi telah ditunjukkan pemerintah via pembentukan kementerian baru itu dan dana desa sehingga pada hari-hari mendatang pusat pertaruhannya adalah bagaimana kekuatan legal dan politik itu menjelma dalam kerja teknokratis di lapangan. Teknokratisme pembangunan desa itu berdiri tegak di atas tiga pilar Desa Berdikari. Pertama, mengarusutamakan penguatan kapabilitas manusia sebagai inti pembangunan sehingga mereka menjadi subyek-berdaulat atas pilihan-pilihan yang diambil. Kedua, mendorong geliat ekonomi yang menempatkan rakyat sebagai pemilik dan partisipan gerakan. Ketiga, mempromosikan pembangunan yang meletakkan partisipasi warga dan komunitas sebagai akar gerakan sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain. Menyangkut kapabilitas manusia, penguatan pendidikan pengetahuan dan kesehatan merupakan dua pilar pokok yang mesti dibangun. Pendidikan kerap disederhanakan sebagai lama waktu sekolah untuk menunjukkan level keterampilan seseorang. Parameter itu sebagian bisa diterima, tetapi jelas tak menggambarkan seluruh tingkat pengetahuan individu. Di luar sekolah formal, pilihan lain peningkatan stok pengetahuan adalah penciptaan komunitas belajar dan balai pencerahan dengan basis karakteristik sosial dan budaya setempat. Pola semacam itu tidak sekadar menambah pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan pilihan hidup yang telah ditetapkan, tetapi juga menegakkan matra komunitas yang menjadi corak hidup warga desa. Berikutnya, perkara kesehatan juga patut menjadi fokus pendalaman kapabilitas karena masih rendahnya daya dukung pada aspek ini. Kenaikan angka ibu yang meninggal saat melahirkan, peningkatan bayi dengan ukuran tubuh tidak normal stunting, gizi buruk, ketersediaan sanitasi, pasokan air bersih, dan lain-lain masih merupakan kenyataan pahit di pedesaan. Perlu gerakan masif untuk memperbaiki aspek ini karena jumlahnya sangat banyak dan tersebar secara geografis yang sebagian sulit dijangkau. Di sini tidak hanya perlu anggaran yang besar, tetapi juga pilihan program yang efektif untuk mengatasinya. Perbaikan kualitas manusia merupakan misi yang harus dimenangi karena hakikat pembangunan tak lain adalah ekspansi kapabilitas manusia.

b. Lumbung Ekonomi Rakyat