PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 187
Sumber: Kementrian Keuangan 2015 Dengan pendapatan desa yang semakin besar sebgaimana diproyeksikan di atas,
maka desa perlu mengorganisir diri baik secara politik maupun dari sisi administrasi pengelolaan keuangan desa.
Berdasarkan pasal Pasal 97, Pemerintah kabupatenkota mengalokasikan bagian dari hasil pajak dan retribusi daerah kabupatenkota kepada Desa paling sedikit 10
sepuluh perseratus dari realisasi penerimaan hasil pajak dan retribusi daerah kabupatenkota.Pengalokasian bagian dari hasil pajak dan retribusi daerah dilakukan
berdasarkan ketentuan:
a. 60 enam puluh perseratus dibagi secara merata kepada seluruh Desa; dan b. 40 empat puluh perseratus dibagi secara proporsional realisasi penerimaan hasil
pajak dan retribusi dari Desa masing-masing. Pengalokasian bagian dari hasil pajak dan retribusi daerah kabupatenkota kepada
Desa ditetapkan dengan peraturan bupatiwalikota. Ketentuan mengenai tata cara pengalokasian bagian dari hasil pajak dan retribusi daerah kabupatenkota kepada
Desa diatur dengan peraturan bupatiwalikota.
g. Syarat Perlu Bagi Implementasi Keuangan Desa
Berdasarkan PP No. 222015 pengganti PP No. 602014, Dana Desa hanya dapat disalurkan jika Kabupatenkota dan Desa telah memenuhi persyaratan. Di tingkat
Kabupatenkota syarat yang harus ada adalah: 1 peraturan bupatiwalikota tentang tata cara pembagian dan penetapan besaran Dana Desa untuk tiap desa, 2 peraturan
daerah mengenai APBD tahun berjalan dan 3 laporan realisasi Dana Desa tahun anggaran sebelumnya karena tahun 2015 adalah tahun pertama penyaluran Dana Desa
PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA
188
| Modul Pelatihan Penyegaran Pendampingan Desa
maka syarat 3 tidak diperlukan. Persyaratan tersebut harus disampaikan oleh Kabupaten ke DJPK sebelum pencairan pertama.
Sedangkan untuk ADD dan bagian pajak dan retribusi kabupatenkota untuk desa, karena ADD bagian pajak dan retribusi kabupatenkota untuk desa merupakan
bagian dari keuangan daerah maka besaran alokasi harus ditetapkan dalam APBD –ini
berarti melibatkan DPRD-. Selain itu Daerah juga telah menetapkan peraturan bupatiwalikota tentang tata cara pembagian dan penetapan besaran untuk tiap desa.
Karena substansinya yang hampir sama, terutama DD dengan ADD, maka sebaiknya peraturan bupatiwalikota untuk penyaluran DD, ADD dan bagian pajak dan retribusi
kabupatenkota untuk desa sebaiknya dibuat dalam satu peraturan bupatiwalikota.
Di tingkat Desa syarat yang harus ada adalah: 1 APBDesa yang telah ditetapkan melalui peraturan desa dan 2 laporan realisasi pengggunaan Dana Desa semester
sebelumnya. Desa juga diwajibkan telah mempunyai rekening kas desa di Bank karena DD, ADD dan Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah akan diperoleh oleh desa melalui
pemindahan atar rekening dari rekening Bendahara Umum Daerah BUD ke Rekening Kas Desa. Tabel berikut menunjukkan kewajiban pemerintah pusat, kabupatenkota dan
desa berakiatan dengan Dana Desa.
UNIT TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
KETERANGAN
Pemerintah Pusat • Menganggarkan Dana Desa dalam
APBN • Menetapkan dan menyalurkan Dana
Desa ke kab.kota • Menetapkan pedoman umum dan
prioritas penggunaan Dana Desa • Monitoring, evaluasi, dan pengenaan
sanksi • Pendampingan
Termasuk evaluasi atas perbupperwali mengenai
pembagian Dana Desa ke setiap Desa dan laporan
penyaluran dan penggunaan Dana Desa
Pemerintah Daerah
kab.kota
• Menganggarkan Dana Desa dalam APBD
• Membuat perbupperwali mengenai pembagian Dana Desa ke setiap Desa
• Menyalurkan Dana Desa sesuai ketentuan
• Membuat dan menyampaikan laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi
penggunaan Dana Desa • Pendampingan
laporan disampaikan kepada DJPK secara
tahunan
Pemerintah Desa • Menganggarkan Dana Desa dalam APB
Desa • Menggunakan Dana Desa sesuai
ketentuan • Membuat dan menyampaikan laporan
realisasi penggunaan Dana Desa ke kab.kota
Dana Desa diprioritaskan untuk
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 189
Sumber: Presentasi DJPK – Kementrian Keuangan, 2014.
Karena APB Desa merupakan dokumen anggaran yang merujuk pada dokumen sebelumnya, ada 3 tahap penting yang harus dilalukan oleh Desa untuk
mempersiapkan pencairan Dana Desa. Pertama, menyusun RPJMDesa dan menyelenggarakan musyawarah desa dan musrenbang desa untuk menetapkan
prioritas belanja desa selama masa jabatan kepala desa. Kedua, menyusun dokumen Rencana Tahunan Desa RKPDesa dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. Ketiga,
adalah membuka rekening desa.
Kalau kita cermati tabel di atas, maka Kabupatenkota merupakan simpul penting bagi penguatan keuangan desa
– baik dari sisi sumber pendapatan, regulasi, maupun pelaporan-. Jika kabupaten tidak memahami dan melaksanakan amanat UU dan PP
sebagaimana telah ditetapkan maka akan berdampak serius pada pendapatan desa, yaitu sumber-sumber pendapatan tersebut tidak dapat dicairkan oleh desa. Karena itu
pendidikan dan pengorganisasian desa, harus juga disertai dengan advokasi dan pendampingan terhadap kabupaten.
h. Asas Pengelolaan Keuangan Desa