156
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
dalam negeri. Sementara konsumsi meningkat namun peningkatan kapasitas kilang sangat terbatas. Realisasi
ekspor minyak mentah pada tahun 2014 ini mencapai 110,82 juta barel menurun dibandingkan realisasi
tahun 2013 sebesar 117,38 juta barel, atau lebih rendah dari jumlah yang ditargetkan yaitu sebesar 135 juta
barel atau tercapai 82,09. Ekspor minyak mentah ini terdiri dari 13,17 juta barel dari Pemerintah dan 97,65
juta barel dari kontraktor.
2. Jumlah ekspor gas bumi
Realisasi ekspor gas bumi selama 5 tahun terakhir menunjukan penurunan karena sesuai UU Migas
Tahun 2001 produksi gas bumi di priorotaskan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Hal ini menunjukkan
bahwa pada tataran kebijakan dan perencanaan, upaya pengutamaan pasokan gas bumi domestik sudah
berjalan sangat baik. Meskipun saat ini kebijakan
alokasi gas untuk domestik sudah diprioritaskan, namun ekspor gas juga tetap diperlukan untuk
mencapai skala keekonomian dari suatu lapangan gas bumi, mengingat harga gas bumi domestik pada
umumnya lebih rendah dibandingkan ekspor. Pada tahun 2014 ini realisasi ekspor gas bumi hanya
sebesar 1.186.973 BBTU atau 312 dibandingkan dengan target, dan bila dibandingkan dengan tahun
2013 menurun sebesar 13,76 atau 468 MMBUTD.
3. Jumlah impor BBM
Realisasi impor BBM pada tahun 2014 mencapai 32,41 Juta KL, angka ini lebih rendah dari jumlah target yang
ditetapkan dalam Restra yaitu sebesar 42,25 Juta KL, dengan demikian capaian kinerja mencapai 76,69.
Namun jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 masih terlihat lebih rendah yaitu mengalami penurunan
sebesar 0,8. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi BBM di Indonesia relatif masih tinggi, sedangkan
produksi BBM dalam negeri tidak dapat mencukupi kebutuhan akan BBM, sehingga ketergantungan
terhadap impor BBM masih besar.
– 21.4
28.7 22.6
21.1 13.2
96.0 101.0
92.6 96.3
97.7 2010
2011 2012
2013 2014
Pemerintah Kontraktor
Ekspor Minyak Mentah Juta Barrel
ama an
UU gas
tuk tik.
da dan
aya mi
gat an
ah
–
apai mlah
esar nerja
kan bih
0,8. di
uksi ukupi
gan
101.1 96.9 96.0 118.3 121.9
4.2 0.9
23.3
3.0
2010 2011 2012 2013 2014 Juta Barel
Perubahan year-on-year 26.0
31.1 32.0
32.7 32.4
19.7
2.7 2.2
0.9 2010
2011 2012
2013 2014
Impor BBM
Juta Kiloliter
Perubahan year-on-year
–
a tik,
gan itu
am uai
ntah nggi
ar ini
ng atau
101.1 96.9 96.0 118.3 121.9
4.2 0.9
23.3
3.0
2010 2011 2012 2013 2014 Juta Barel
Perubahan year-on-year 26.0
31.1 32.0
32.7 32.4
19.7
2.7 2.2
0.9 2010
2011 2012
2013 2014
Impor BBM
Juta Kiloliter
Perubahan year-on-year
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
4. Jumlah impor minyak mentah
Produksi minyak mentah Indonesia terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan domestik, namun karena
spesiikasinya tidak sesuai dengan kebutuhan kilang dalam negeri, oleh karena itu untuk memenuhi
kekurangan pasokan dalam negeri, dilakukan impor minyak yang sesuai spesiikasi kilang minyak di
Indonesia. Pada tahun 2014 ini jumlah impor minyak mentah adalah sebesar 121,93 Juta Barel lebih tinggi
dibandingkan dengan target Renstra sebesar 90,04 juta barel atau 135,42. Dan realisasi ini lebih tinggi
dari capaian pada tahun 2013 yang sebesar 118,33 juta barel juta barel atau meningkat sebesar 3,04.
158
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Sektor ESDM memberikan dampak backward linkage dan forward linkage. Keberadaan industri ESDM
membentuk backward linkage, yaitu terciptanya industri yang mendukung kegiatan industri ESDM tersebut.
Contoh dari industri tersebut antara lain industri material dan peralatan di Batam seperti pabrikasi pipa,
platform, alat-alat berat dan lain-lain. Selain itu, adanya industri ESDM juga menghidupkan forward linkage
dimana industri lain seperti pabrik pupuk, petrokimia, dan industri lainnya tumbuh dan berkembang karena
keberadaan dan operasi industri ESDM. Kebutuhan sektor ESDM terhadap tenaga kerja terdidik
dan trampil banyak sekali membuka lapangan kerja, meskipun sifat dari industri ESDM adalah capital
intensive atau memerlukan modal besar untuk beroperasi, bukan labour intensive atau memerlukan
jumlah tenaga yang banyak sekali untuk memulai operasi industrinya. Upaya peningkatan keterampilan
sumber daya manusia sektor ESDM sangat didukung melalui kerjasama yang intensif antara pemerintah dan
industri. Salah satu upaya nyata adalah Peningkatan Kualitas
SDM Nasional dalam Kegiatan Usaha Migas yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja
migas tingkat terampil dan ahli dalam negeri yang memiliki kualiikasi dengan pengakuan nasional dan
internasional, dalam rangka menjawab isu-isu strategis bidang migas, seperti: peningkatan cadangan dan
produksi migas nasional, pembangunanpeningkatan kapasitas sarana pengolahan, distribusi dan transmisi
migas, serta peningkatan jumlah dan kompetensi aparatur pusat maupun daerah di bidang pengelolaan
dan pengawasan kegiatan usaha migas. KESDM juga berupaya terus membina dan
mengembangkan kegiatan usaha penunjang migas sebagai pilar pertumbuhan perekonomian nasional
melalui langkah-langkah utama, yaitu, keberpihakan kepada perusahaan nasional dengan memberikan
preferensi, insentif, aliansi strategis kemitraan, serta proteksi; pengendalian impor barang operasi migas
yang bertujuan untuk pemberdayaan produksi dalam negeri, disamping untuk mendapatkan fasilitas bebas
bea masuk dan pajak dalam rangka impor PDRI; penyusunan dan menerbitkan ADP Apreciation of
Domestic Product List, yang memuat perusahaan pabrikan yang sudah mampu memproduksi barang
dan jasa dalam negeri sebagai acuan dalam pengadaan barang dan jasa di Kegiatan Usaha Migas; mewajibkan
minimum TKDN Tingkat Komponen Dalam Negeri
Tujuan VII : Terwujudnya Peningkatan Efek BerantaiKetenagakerjaan
Tabel 5.56 Indikator Kinerja Sasaran 11
–
No Indikator Kinerja
Satuan Target
Realisasi 2014
Realisasi 2013
Capaian Jumlah Tenaga Kerja Sektor ESDM
Orang 1.232.228
948.234 644.477
76,95 1.
Jumlah tenaga kerja sub sektor migas
Orang 463.594
302.259 291.293
65,19 2.
Jumlah tenaga kerja sub sektor Ketenagalistrikan
Orang 26.500
31.324 26.701
118,20 3.
Jumlah tenaga kerja sub sektor pertambangan umum
Orang 742.134
614.651 326.483
82,82 –
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
dalam setiap pengadaan barang dan jasa dan penyiapan kebijakan untuk Perusahaan Migas Nasional
yang mendominasi pada industri migas. Dalam rangka mewujudkan peningkatan Efek Berantai
Ketenagakerjaan ditetapkan 4 empat sasaran sebagai berikut:
Sasaran 11. Terwujudnya Penyerapan Tenaga Kerja
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 3 indikator kinerja sasaran yang
dikembangkan dari indikator kinerja programkegiatan rencana kinerja tahun 2014. Indikator kinerja sasaran
beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut:
Pada tahun 2014, jumlah tenaga kerja nasional yang berperan dalam berbagai kegiatan di sektor ESDM adalah
sebanyak 948.234 orang atau 76,95 dari target yang telah ditetapkan sebanyak 1.232.228 orang. Jumlah tenaga kerja
ini terdiri dari tenaga kerja asing dan tenaga kerja nasional dari tiga sub sektor yaitu sub sektor migas, ketenaglistrikan
dan pertambangan umum. Penjelasan rinci tentang capaian kinerja sasaran ini
dijelaskan di bawah ini.
1. Jumlah tenaga kerja sub sektor migas
Realisasi penyerapan tenaga kerja pada sub sektor migas tahun 2014 adalah sebesar 302.259 orang dari 463.594
orang yang ditargetkan atau capaiannya sebesar 65,19. Manfaat dari kegiatan pengendalian Penggunaan
Tenaga Kerja Asing TKA di Sub Sektor Migas adalah sebagai berikut :
Dalam rangka peningkatan pembinaankoordinasi dan konsultasi pengawasan untuk pengembangan tenaga
kerja nasional dan pengawasan penggunaan tenaga kerja asing sub sector migas, dilakukan kegiatan -
kegiatan sebagai berikut : 1.
Pembinaan dan pengawasan penggunaan Tenaga Kerja dan hubungan industrial di sub sektor migas
2. Monitoring program pengembangan tenaga kerja
nasional 3.
Sosialisasi kebijakan kelompok terbuka dan tertutup bagi TKA di sub sektor migas
4. Pelaksanaan mentoring program di sub sektor
migas 5.
Pemutahiran data sistem informasi tenaga kerja di sub sektor migas
6. Pengembangan mekanisme sistem veriikasi
RPTKA dan IMTA sub sektor migas
2. Jumlah tenaga kerja sub sektor
ketenagalistrikan
Jumlah tenaga teknik ketenagalistrikan yang bersertiikat kompetensi sampai dengan tahun 2014
dari target 26.500 orang, terealisasi 31.324 orang. Target tahun 2014 sebanyak 26.500 orang, lebih rendah dari
realisasi tahun 2013 dengan mempertimbangkanbahwa beberapa Lembaga Sertiikasi Kompetensi telah habis
masa akreditasinya dan sedang menunggu proses perpanjangan akreditasinya.
3. Jumlah Tenaga Kerja Sub Sektor Mineral dan
Batubara
Pencapaian kinerja Tahun 2014 mengenai Jumlah tenaga kerja sub sektor mineral dan batubara
sangat menggembirakan sejumlah 614.651 orang atau capaiannya sebesar 82,82, meskipun masih
di bawah target sejumlah 742.134 orang. Tidak tercapainya target tersebut karena untuk komoditas
mineral masih diberlakukan kebijakan pembatasan ekspor dengan terbitnya Permen ESDM No 1 Tahun
2014, sehingga menyebabkan beberapa perusahaan pertambangan membatasi jumlah produksi yang sudah
direncanakan dan terbatasnya ekspor raw mineral,
Tabel 5.57 Tenaga Kerja Nasional Sub Sektor Migas Tahun 2010 - 2014
–
2010 2011
2012 2013
2014 TKN
275.908 276.532
287.365 288.442
298.872 TKA
4.270 3.211
2.918 2.851
3.387 Total
280.178 279.743
290.283 291.293
302.259 –
160
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
dipengaruhi oleh turunnya harga mineral Cu dan Ag di pasaran internasional akibat over supply sehingga
menyebabkan permintaan dan pasokan negara seperti China, Spanyol dan Jepang menurun, adanya krisis
global yang melanda sejumlah negara Eropa. Untuk komoditas batubara hingga saat ini harga jual
masih tertekan, berkurangnya permintaan di pasar global di satu sisi ditambah lagi belum ada instrumen
pembatasan ekspor batubara sehingga terjadi over supply. Banyak perusahaan terpaksa merumahkan
sejumlah karyawan untuk menekan biaya agar tetap survival. Namun demikian jika dilihat dalam kurun waktu
5 lima tahun ini 2010-2014, tingkat pertumbuhan angka jumlah tenaga kerja yang terserap di sub
sektor mineral dan batubara cukup menggembirakan ditengah melambatnya perekonomian global, dengan
tetap mencatatkan angka rata-rata 37,4tahun dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
Hal ini menunjukkan bahwa Industri pertambangan pada hakikatnya merupakan industri yang menunjang
pertumbuhan ekonomi. Oleh Karena itu industri pertambangan diharapkan dapat meningkatkan angka
tenaga kerja.
Sasaran 12. Terwujudnya Pemberdayaan Nasional
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 3 indikator kinerja sasaran yang
dikembangkan dari indikator kinerja programkegiatan rencana kinerja tahun 2014. Indikator kinerja sasaran
beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut:
1. Rasio tenaga kerja asing dengan tenaga kerja
nasional
Pada sub sektor migas telah dilakukan kegiatan-kegiatan yang menunjang peningkatan pembinaankoordinasi
dan konsultasi pengawasan untuk pengembangan tenaga kerja nasional dan pengawasan penggunaan
tenaga kerja asing sub sektor migas, diharapkan dengan kegiatan tersebut tercapai prosentase jumlah
tenaga kerja nasional subsektor migas sebesar 98,6 pada tahun 2014.
Realisasi hasil pelaksanaan kegiatan Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing TKA di Sub Sektor
Migas selama 3 tahun terakhir terangkum dalam tabel sebagai berikut :
Berdasarkan data tersebut diatas, terlihat bahwa telah terjadi peningkatan penggunaan tenaga kerja
asing ditahun 2014 sebesar 1103 orang atau naik 46 dibandingkan tahun lalu. Peningkatan kebutuhan
penggunaan Tenaga Kerja Asing ini disebabkan adanya peningkatan kegiatan proyek-proyek Eksplorasi
dan Eksplotasi di beberapa KKKS. 1.
Berdasarkan evaluasi dari 3 tiga aspek yaitu : aspek legal, aspek Teknis dan aspek Pemberdayaan
Potensi Dalam Negeri terdadap pengajuan IMTA dalam rangka pengendalian penggunaan tenaga
kerja asing telah dilakukan intervensi pengajuan IMTA sebanyak 188 TKA atau sekitar 5,1 dari
jumlah Tenaga Kerja Asing yang disetujui sebanyak 3498 TKA, intervensi ini menurun
dibandingkan tahun lalu, penurunan disebabkan dengan diberlakukan Peraturan Menteri ESDN
Gambar 5.49 Graik Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja Yang Terserap Pada Perusahaan Pertambangan Tahun 2010-2014
– –
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
Tabel 5.59 Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing TKA Sub Sektor Migas Tabel 5.58 Indikator Kinerja Sasaran 12
No. 31 tahun 2013 mengenai Ketentuan Dan Tatacar Penggunaan Tenaga Kerja Asing Dan
Pengembangan Tenaga Kerja Indonesia, yang telah tersosialisasi kepada perusahan-perusahan
pengguna TKA. 2.
Manfaat dari kegiatan pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing TKA di Sub Sektor Migas
adalah sebagai berikut : •
Pemberdayaan penggunaan tenaga kerja nasional subsektor migas
• Menghindari penggunaan TKA secara
berlebihan •
Menghindari tumpang tindih penggunaan TKA oleh KKKS dan jasa penunjang serta
kantor perwakilan •
Menghindari penggunaan TKA oleh KKKS Migas untuk kepentingan mencari peluang
usaha diluar WK KKKS yang seharusnya dimasukkan dalam kegiatan representative
oice Kantor Perwakilan yang besifat Non Cost Recovery
3. Hambatan yang seringkali terjadi dalam
melakukan pengendalian Tenaga Kerja Asing disebabkan :
• Tidak tersedianya data base tenaga ahli
Indonesia •
Remunerasi tenaga kerja Indonesia tidak disamakan dengan tenaga kerja asing
sehingga tenaga kerja Indonesia lebih cenderung bekerja diluar negeri
–
No. Indikator Kinerja
Satuan Target
Realisasi 2014
Realisasi 2013
Capaian 1.
Rasio tenaga kerja asing dengan tenaga kerja nasional
Rasio 100 : 1
100 : 1 100 : 1
100 2.
Persentase pemanfaatan barang dan jasa dalam negeri pada
usaha minyak dan gas bumi 65
54 56
83,07
3. Persentase Penggunaan Barang
dan Jasa Produksi dalam negeri dalam pembangunan sub sektor
Mineral dan Batubara 61
76,7 79
125,73 –
–
Rekomendasi TAHUN
2012 2013
2014 Pengaju
an surat
Persetu juan
Penol akan
Pengaju an
surat Persetu
juan Penol
akan Pengaju
an surat
Persetu juan
Penol akan
RPTKA 429
4238 posisi
3,195 posisi
1,043 posisi
474 5706
posisi 3892
posisi 1,814
posisi 515
6169 posisi
4543 posisi
1626 posisi
IMTA 1,324
2,751 orang
2,618 orang
113 orang
1,012 2,706
orang 2,395
orang 311
orang 1522
3686 orang
3498 orang
188 orang
162
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
• Transfer teknologi tidak berjalan dengan baik
sehingga proses penggantian oleh menjadi sangat lama
Prosentase penggunaan tenaga kerja nasional sub sektor ketenagalistrikan pada tahun 2014
ditargetkan sebesar 90 dan realisasi sebesar 90 . Prosentase penggunaan tenaga kerja nasional
dihitung berdasarkan perbandingan jumlah tenaga kerja lokal WNI sebesar 28192 orang terhadap
keseluruhan tenaga kerja yang digunakan pada sub sektor ketenagalistrikan WNI dan WNA sebesar 31324
orang.Pembatasan penggunaan tenaga kerja warga negara asing diatur hanya dalam jabatan tertentu
sesuai Peraturan MenteriTenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 tentang Tata
Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing. Pada sub sektor mineral dan batubara jumlah
perbandingan tenaga kerja Indonesia dibanding dengan Tenaga Kerja Asing TKA masih besar, artinya
TKI jumlahnya lebih besar dibanding dengan TKA. Berikut perbandingan tenaga kerja pada perusahaan
pertambangan sampai dengan tahun 2014.
2. Persentase pemanfaatan barang dan jasa
dalam negeri pada usaha minyak dan gas bumi
Kendala yang dihadapi dalam realisasi penggunaan barang dan jasa pada kegiatan usaha Hulu Migas
adalah proyek – proyek besar bergerak ke arah timur
Gambar 5.50 Graik TKDN Sub Sektor Migas Tabel 5.60 Jumlah Tenaga Kerja Pada Perusahaan Pertambangan Tahun 2010 - 2014
–
–
2006 2007
2008 2009
2010 2011
2012 2013
2014 Expenditure
8.523, 10.737 12.09 12.45
13.51 16.10
17.87 20.38
19.37 Peng. Barang Jasa 6.857, 6.583, 7.968
8.985 10.78
11.81 16.61
13.92 16.33
TKDN 43
54 43
49 63
61 60
57 54
43 54
43 49
63 61 60
57 54
20 40
60 80
100
5.000 10.000
15.000 20.000
25.000
Ju ta U
S D
Status Data : tanggal 10 Desember 2014 Sumber : Ditjen Migas dan SKK Migas
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
indonesia dan laut dalam atau daerah frontier dimana teknologi dan permodalam dalam negeri masih belum
mendukung, sehingga banyak Modal dan Teknologi dari perusahaan asing yang memiliki TKDN rendah
mengerjakan proyek – proyek tersebut sehingga menurunkan capaian TKDN secara keseluruhan.
Setiap Kontraktor Kontrak Kerja Sama KKKS yang melakukan perencanaan kebutuhan barang impor
untuk kegiatan usaha eksplorasi dan eksploitasi hulu minyak dan gas bumi serta panas bumi migas wajib
mengajukan MasterlistRKBI sebagai syarat untuk mendapatkan :
•
Pembebasan Pajak Dalam Rangka Impor PDRI oleh Pemerintah.
•
Pembebasan bea masuk BM. Pengawasan dan pembinaan terhadap penguna fasilitas
KKKS dalam bentuk pengendalian impor barang operasi perminyakan sebagai upaya mendukung
peningkatan penggunaan produk dalam negeri telah dilakukan melalui kegiatan – kegiatan sebagai berikut :
•
Pengawasan Pemanfaatan Barang dan Jasa, Teknologi dan Kemampuan Rekayasa Rancang
Bangun Dalam Negeri pada Industri Migas.
•
Pengawasan Pemanfaatan Fasilitas Impor Barang Operasi Migas.
•
nventarisasi Penggunaan Barang Sewa.
•
Pemantauan Penggunaan Insentif Fiskal. Kegiatan tersebut diharapkan dapat mendukung
target capaian peningkatan penggunaan barang dan jasa dalam negeri sub sektor migas sebesar 65
sebagai sasaran strategis untuk mengoptimalkan pemberdayaan nasional dan local content tahun 2014.
Realisasi hasil pelaksanaan kegiatan pengendalian impor barang operasi perminyakan selama 3 tiga
tahun terakhir terangkum dalam tabel sebagai berikut : Rencana Kebutuhan Barang Impor RKBI yang diajukan
oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama KKKS pada tahun 2014 adalah sebesar USD 5,663.87 Juta. Dalam kurun
waktu 3 tahun rencana kebutuhan barang impor untuk mendukung kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
minyak dan gas bumi terus meningkat setiap tahunnya. Dari nilai tersebut, Direktorat Jenderal Migas telah
memberikan rekomendasi Rencana Impor Barang RIB sebesar USD 5,187.14 Juta, sisa nilai sebesar USD 476.73
Juta merupakan nilai barang yang tidak dapat diproses menjadi RIB akibat dari pengembalian atau penolakan
dokumen RKBI. Peningkatan kebutuhan barang impor seiring dengan upaya peningkatan target produksi,
maintenance penggantian alat di lapangan yang existing dan upaya dalam menemukan cadangan –
cadangan minyak dan gas bumi yang ekonomis.
Tabel 5.61 Pengendalian Impor Barang Operasi Perminyakan Tahun 2012 - 2014
–
URAIAN 2012
2013 2014
NILAI RKBI 4,773.34
5,165.91 5,663.87
NILAI PENANDASAHAN RIB 3,773.84
4,789.16 5,187.14
RIB BARANG SEWA S 2,484.94
2,845.72 3,184.55
RIB IMPOR BS 1,535.14
1,327.66 1,673.21
MFG BATAM MFB 486.89
403.24 262.76
FAB LOKAL LFB 108.35
212.53 66.62
ADP 3.05
25.99 12.73
Non operasi 5.41
2.28 1.24
–
quota impor 353.66
6.72 intervensi
957.36 650.76
343.35 data per Desember 2014, dalam satuan Juta USD
164
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Sebagian besar nilai impor barang operasi migas sangat dipengaruhi oleh nilai impor barang sewa yang cukup
tinggi, pada tahun 2014 nilai pengajuan kebutuhan impor barang sewa didapati sebesar USD 3,184.55
Juta. Penggunaan barang sewa yang tinggi merupakan salah satu dampak langsung dari bertambahnya
kegiatan atau pekerjaan eksplorasi dan eksploitasi migas. Barang sewa yang nilainya cukup tinggi adalah
Rig ofshore, kapal dan lain lain yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan pengeboran di lepas
pantai dengan teknologi tinggi yang belum tersedia di dalam negeri.
Berdasarkan tugas dan fungsinya, Subdit Pemberdayaan Potensi Dalam Negeri selama tahun
2014 telah melakukan evaluasi atas pengajuan Rencana Kebutuhan Barang Impor RKBI tersebut meliputi 3
tiga aspek yaitu : aspek legal, aspek teknis, dan aspek pemberdayaan potensi dalam negeri.
Berdasarkan hasil evaluasi dari pengajuan RKBI yang masuk, nilai prosentase intervensi pengajuan Rencana
Kebutuhan Barang Impor RKBI terhadap penggunaan barang dalam negeri TKDN diperhitungkan
sebesar USD 343.35 juta atau sekitar 21 dari jumlah nilai keseluruhan barang impor. Nilai tersebut
mencerminkan upaya dalam rangka melakukan pengendalian terhadap barang impor. Nilai prosentase
intervensi tersebut dipengaruhi oleh berbagai aspek diantaranya jumlah pengajuan RKBI dari KKKS, nilai
barang – barang yang masuk dalam kategori barang manufaktur batam, lokal fabrikasi dan non operasi.
Manfaat dari kegiatan Pengendalian impor barang operasi adalah sebagai berikut :
•
Optimalisasi penggunaan produksi dalam negeri dengan cara mencegah impor barang yang sudah
dapat diproduksi di dalam negeri.
•
Memastikan bahwa KKKS yang mengajukan Rencana Kebutuhan barang Impor RKBI
Masterlist masih bekerja dalam kurun waktu dan wilayah kerja sesuai kontrak dengan Pemerintah.
•
Memastikan jumlah dan spesiikasi barang yang akan diimpor sesuai dengan rencana tujuan
penggunaannya.
•
Mencegah impor barang yang berlebihan.
•
Memastikan jumlah barang yang diimpor sesuai dengan kebutuhan dan rencana kegiatan KKKS
dalam kurun waktu tertentu.
•
Memastikan spesiikasi barang yang diimpor tidak berlebihan dibandingkan tujuan penggunaannya.
•
Memastikan tidak terjadinya overspec hanya karena menghindari penggunaan produksi dalam
negeri Hambatan yang seringkali terjadi dalam melakukan
pengendalian impor barang pada kegiatan usaha hulu migas berdasarkan rencana impor barang disebabkan
oleh :
•
Penggunaan teknologi baru oleh KKKS dalam upaya meningkatkan produksi yang penggunaan
barang operasinya belum tersedia di dalam negeri masih harus impor.
•
Pengawasan barang operasi baru dilakukan berdasarkan pengajuan RKBIMasterlist oleh KKKS.
•
Pengajuan RKBIMasterlist pada umumnya dilakukan sesudah proses lelang selesai.
•
Mekanisme pengadaan pemenuhan kebutuhan barang untuk kegiatan Engineering Procurement
Constructors Installation EPCI subkontraktor yang berkontrak dengan KKKS belum diatur.
Tabel 5.62 Realisasi Masterlist KK dan PKP24 Periode Tahun 2010-2014
–
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
3. Penggunaan Barang dan Jasa Produksi
dalam negeri dalam pembangunan sektor Pertambangan Umum
Penggunaan produksi dalam negeri untuk menggantikan barang impor tidak bisa dilakukan
sekaligus, namun perlu dilakukan upaya terus-menerus sejak sekarang agar target pencapaian kandungan
lokal secara maksimum dapat dicapai. Untuk menghasilkan produk yang tidak kalah bersaing baik
dalam segi kompetensi, mutu, harga dan jangka waktu penyerahan barangperalatan, maka dapat mengikuti
perkembangan kemajuan teknologi di bidang pertambangan.
Kewajiban penggunaan barang dan jasa dalam negeri adalah untuk menekan biaya produksi dan
menumbuhkan ekonomi lokal, sehingga diharapkan industri pertambangan akan lebih banyak dapat
menampung banyak tenaga kerja. Pembelian barang modal perusahaan Kontrak Karya KK dan PKP2B
periode 5 lima tahunan 2010-2014 yang terdiri atas impor dan domestik.
Jika dilihat prosentase perbandingan antara domestik dan import maka Pencapaian kinerja Tahun 2014
mengenai Persentase pemanfaatan barang dalam negeri untuk pengembangan sub sektor mineral dan
batubara telah melampaui target sebesar 76,7 dari target local content sebesar 61. Adapun statistik
realisasi pemanfaatan barang dan jasa dalam negeri di sub sektor mineral dan batubara periode lima tahunan
2010-2014 menunjukkan trend positif rata-rata tumbuh 10tahun, dan pertumbuhan barang dan jasa yang
berasal dari impor mengalami penurunan selama kurun waktu lima tahun terakhir sebesar 14,5tahun.
Dorongan untuk menggunakan produksi dalam negeri ini sebenarnya juga telah tercantum di dalam
kontrak baik itu batubara maupun mineral; dimana dalam kontrak disebutkan bahwa sepanjang kualitas,
harga dan waktu pengiriman dapat bersaing, maka perusahaan wajib untuk membeli dan menggunakan
produk dalam negeri. Perusahaan harus memberikan kesempatan kepada pengusaha nasional, melalui
peningkatan penggunaan produksi nasional sehingga akan membuat tumbuhnya industri nasional yang kuat
di dalam negeri. Selain itu, dengan kokohnya industri pada sektor ini akan memacu tumbuhnya industri pada
sektor lain. Berdasarkan hal tersebut, ini menunjukkan sinyal
yang positif bahwa penggunaan barang dan jasa yang digunakan di sub sektor pertambangan umum
telah menggunakan barang dalam negeri local content sehingga sasaran strategis untuk terwujudnya
pemberdayaan nasional dapat tercapai melalui peran barang dan jasa tesebut. Selain itu, hal ini
menunjukkan bahwa sub sektor pertambangan umum telah berorientasi pada berorientasi pada pro growth,
pro poor dan pro job. Kementerian ESDM senantiasa menghimbau agar instansi terkait yang membawahi
langsung pembinaan industri produksi dalam negeri
Gambar 5.51 Prosentase Local Content Minerba Periode 2010-2014
–
166
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
dapat menjalin kerjasama yang baik dalam upaya peningkatan volume dan jenis produksi dalam negeri
yang dipasok kedalam industri pertambangan di Indonesia. Pembelian barang dari dalam negeri ini
diharapkan akan membentuk dan meningkatkan sentra industri yang dalam perkembangannya akan
menumbuhkan kantong-kantong Perekonomian di daerah, dalam rangka mewujudkan hal tersebut
perlu pengertian dan kesadaran dari para pengusaha pertambangan untuk mengumumkan daftar
barang atau jasa yang diperlukan, serta memberikan kesempatan uji coba kepada produsen barang dalam
negeri. Secara khusus Kementerian ESDM melalui Ditjen
Minerba telah melakukan sejumlah upaya untuk menjaga kondisi diatas agar tetap meningkat antara
lain:
•
Mendorong perusahaan KK untuk terus meningkatkan produksi dalam negeri karena
perusahaan pertambangan mineral sebagai prime mover dalam pembangunan wilayah
dan masyarakat sekitar tambang, akan sangat menentukan berkembangnya produsen dalam
negeri pendukung kegiatan pertambangan;
•
Mendorong produsen dalam negeri untuk dapat meningkatkan sisi kualitas, pasokan dan harga
sehingga dapat bersaing dengan perusahaan impor;
•
Mendorong perusahaan KK untuk dapat membantu produsen dalam negeri dengan
memberikan informasi terkait dengan prosedur, term dan kondisi;
•
Penggunaan Produk Dalam Negeri pada perusahaan pertambangan mineral dioptimalkan
dengan mempertimbangkan kualitas, kontinyuitas, dan harganya;
•
Kebutuhan barang modal perusahaan pertambangan sangat beragam dari inti hingga
pendukung, kesempatan ini harus dimanfaatkan;
•
Pemerintah terus melakukan evaluasi terhadap penggunaan peralatan barang modal, baik itu
dilakukan melalui Rencana Kerja Anggaran dan Biaya RKAB maupun evaluasi per triwulan,
sehingga pemerintah terus mengontrol penggunaan produksi dalam negeri. Selain itu
juga saat ini sedang dilakukan penyusunan Rpermen mengenai pengadaan barang-barang
Dapat dikatakan bahwa peningkatan penggunaan produksi nasional akan mendorong tumbuhnya
industri nasional yang kuat. Pada gilirannya, kokohnya industri pada sektor ini akan memacu terjadinya
multiplier efect terhadap kekuatan industri pada sektor lain. Pengelolaan pertambangan mineral dan
batubara perlu dilakukan secara terintegrasi hulu- hilir, mandiri, berdaya saing, eisien, dan berwawasan
lingkungan, guna menjamin pembangunan nasional secara berkelanjutan. Dalam hal berdaya saing, maka
perlunya produsen dalam negeri untuk memberikan kontribusi yang lebih dalam pemakaian produk
pertambangan. Oleh karena itu penggunaan produksi dalam negeri wajib untuk diperhatikan dan diberikan
kesempatan untuk berkembang. Beberapa hambatan yang telah diidentiikasi oleh
DJMB pada Tahun 2014 dalam rangka peningkatan pembelian dalam Negeri diantaranya:
1. Ketidaktersediaan barang di dalam negeri;
2. Produk dengan spesiikasi tertentu belum tersedia
di dalam negeri; 3.
Kualitas barang tidak sesuai dengan kebutuhan produksi;
4. Waktu pengiriman yang lama karena Supplier di
Indonesia juga membeli barang dari luar negeri; 5.
Harga yang lebih mahal jika pembelian dilakukan
Tabel 5.63 Indikator Kinerja Sasaran 13
–
Sektor ESDM berkontribusi secara nyata sebagai penggerak utama pembangunan melalui efek No.
Indikator Kinerja Satuan
Target Realisasi
2014 Realisasi
2013 Capaian
1. Persentase peningkatan
kemampuan nasional dalam merancang dan merakit instalasi
peralatan migas 70
70 70
100 –
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
Tabel 5.64 Indikator Kinerja Sasaran 14
di dalam negeri; 6.
Belum tersedianya pabrik barangperalatan di Indonesia. Sehingga dibutuhkan investasi
yang besar jika Supplier membangun pabrik di Indonesia.
Sasaran 13. Peningkatan Nilai Tambah
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 1 indikator kinerja sasaran yang
dikembangkan dari indikator kinerja programkegiatan rencana kinerja tahun 2014. Indikator kinerja sasaran
beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut.
Sektor ESDM berkontribusi secara nyata sebagai penggerak utama pembangunan melalui efek berantai
Multiplier Efect. Disamping pembangunan daerah dan Pengembangan Masyarakat Community Development,
efek berantai tersebut dapat diidentiikasi dari kegiatan pembukaan lapangan kerja, peningkatan nilai tambah
dan peningkatan kegiatan ekonomi. Dalam rangka memberi peningkatan nilai tambah
terhadap kemampuan nasional Sektor ESDM melakukan pengembangan teknologi dalam bidang rekayasa
perancangan dan perakitan instalasi peralatan migas. Sebagaimana yang terlihat pada tabel diatas, bahwa
untuk tahun 2014 target kinerja yang ditetapkan dapat dicapai seluruhnya atau 100.
Beberapa Litbang unggulan yang merupakan rancanganrancang bangunformula di bidang migas
diantaranya adalah sebagai berikut: 1.
Studi Kombinasi Cairan Rumen dan Batubara Untuk Memprediksi Peningkatan Volume Gas
Metana Batubara GMB 2.
Perekayasaan Peralatan dan Pemodelan Injection Fall Of Test IFO Test untuk Aplikasi di Bidang
Industri CBM 3.
Optimasi Uji Coba Sumuran Surfaktan LEMIGAS Berbasis MES dengan Metode Huf and Puf
4. Evaluasi Bersama Studi Konversi Lingkungan
Subsektor Migas 5.
Uji Aplikasi Pemisahan CO2 pada Suplai Gas Alam Bertekanan 350 psi untuk Umpan Pembangkit
Tenaga Listrik 6.
Implementasi Skala Produksi dan Optimasi Proses Pabrikasi Minyak Lumas pada Lube Oil Blending
Plant dan Studi Minyak Lumas Sepeda Motor Transmisi Otomatis melalui Uji Jalan
7. Pembuatan Thickener dan Gemuk Lumas
Temperatur Tinggi dengan Bahan Dasar Minyak Jarak
8. Pemanfaatan LPG sebagai Bahan Bakar Perahu
Motor Tempel Nelayan 9.
Optimalisasi Desain dan Uji Fungsi Prototipe Rig CBM
10. Pengembangan Teknologi Ultrasonograi untuk
–
No Indikator Kinerja
Satuan Target
Realisasi 2014
Realisasi 2013
Capaian 1.
Peningkatan industri jasa penunjang Sektor ESDM Jumlah industri jasa penunjang
Migas Perusahaan
1280 2224
2066 173,75
Jumlah industri jasa penunjang ketenagalistrikan
Perusahaan 20
32 32
160 Jumlah industri jasa penunjang
mineral dan batubara Perusahaan
800 1.025
1207 128
2. Terpenuhinya bahan baku industri
pupuk Persentase pemenuhan bahan
baku industri pupuk 90
91 94
101 –
168
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Tabel 5.65 Jumlah Perusahaan Penunjang Sub Sektor Migas Tahun 2010 - 2014
Aplikasi Industri Bidang Migas Tahap IV Desain Alat Inspeksi Sumur
11. Optimasi Puriikasi Bioetanol dan Bahan Selulosa 12. Rancang Bangun Tabung dan Konverter Kit untuk
Kendaraan Bermotor yang sesuai kondisi BBG di Indonesia
Sasaran 14. Peningkatan industri jasa backward linkage dan industri yang berbahan baku dari
sektor ESDM, antara lain pupuk forward linkage
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 2 indikator kinerja sasaran yang
dikembangkan dari indikator kinerja programkegiatan rencana kinerja tahun 2014. Indikator kinerja sasaran
beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel 5.64 berikut:
1. Peningkatan industri jasa penunjang
Sektor ESDM memberikan dampak backward linkage dan forward linkage. Keberadaan industri ESDM
membentuk backward linkage, yaitu terciptanya industri yang mendukung kegiatan industri ESDM tersebut.
Contoh dari industri tersebut antara lain industri material dan peralatan di Batam seperti pabrikasi pipa,
platform, alat-alat berat dan lain-lain. Selain itu, adanya industri ESDM juga menghidupkan forward linkage
dimana industri lain seperti pabrik pupuk, petrokimia, dan industri lainnya tumbuh dan berkembang karena
keberadaan dan operasi industri ESDM.
Jumlah industri jasa penunjang minyak dan gas bumi
Salah satu unsur penting dalam kegiatan usaha minyak dan gas bumi adalah adanya usaha penunjang minyak
dan gas bumi. Usaha penunjang migas berperan penting dalam berbagai kegiatan usaha minyak dan
gas bumi dari sektor hulu hingga hilir. Dengan demikian keberadaannya sangat penting bagi berbagai pihak
yang terkait, termasuk investor pada sub sektor minyak dan gas bumi.
Besarnya tingkat kebutuhan usaha penunjang migas nasional diharapkan dapat dimanfaatkan secara
optimal sehingga dapat memberikan efek berantai multiplier efect bagi kegiatan perekonomian dalam
negeri. Hal tersebut tentunya memerlukan pengelolaan dan
pembinaan terhadap badan usaha penunjang migas secara transparan, terbuka dan adil dengan lebih
berpihak pada usaha jasa penunjang migas dalam negeri yang secara teknis memenuhi persyaratan
modal, kompetensi dan kualiikasi. sehingga dapat menjamin kesetaraan kedudukan antara pengguna dan
penyedia barang dan jasa dalam hak dan kewajiban. Bentuk pembinaan usaha penunjang migas yang
dilakukan oleh Ditjen Migas adalah dengan surat keterangan terdaftar yang diberikan kepada badan
usaha penunjang migas yang kompeten dan berkualiikasi serta memenuhi persyaratan teknis dan
nonteknis. Realisasi jumlah jasa penunjang migas pada tahun
2014 sbanyak 2224 perusahaan atau melebihi target sebanyak 1280 perusahaan atau 173,755 capaiannya.
Jika dibandingkan tahun 2013 mengalami peningkatan dari sebesar 7,6 dari jumlah jasa penunjang pada
tahun 2013 sebanyak 206 perusahaan.
Jumlah industri jasa penunjang Ketenagalistrikan
Badan usaha penunjang tenaga listrik saat ini dituntut untuk bekerja secara profesional, hal ini karena badan
usaha penunjang tenaga listrik memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang usaha
penyediaan tenaga listrik yang andal, aman dan akrab lingkungan.
Realisasi jumlah industri jasa penunjang ketenagalistrikan yang memiliki izin usaha jasa
penunjang tenaga listrikyang diterbitkan pada tahun 2014sebanyak 32 badan usaha yang terdiri dari : 1
badan usaha konsultansi instalasi tenaga listrik, 2 badan usaha pengoperasian instalasi tenaga listrik,
3 badan usaha pemeliharaan instalasi tenaga listrik, 3 badan usaha pemeriksaan dan pengujian instalasi
tenaga listrik, 4 badan usaha sertiikasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan dan 19 badan usaha
–
2010 2011
2012 2013
2014 Jumlah Perusahaan
1.684 1.392
1.509 2.066
2.224
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
pembangunan dan pemasangan instalasi tenaga listrik. Dengan jumlah realisasi tersebut, target jumlah industri
jasa penunjang ketenagalistrikan yang memiliki izin usaha jasa penunjang tenaga listrikpada tahun 2014
sebanyak 20 badan usaha telah tercapai.
Jumlah industri jasa penunjang mineral dan batubara
Usaha Jasa Pertambangan adalah usaha jasa yang kegiatannya berkaitan dengan tahapan danatau bagian
kegiatan usaha pertambangan. Penyelenggaraan usaha jasa pertambangan bertujuan untuk :
a. menunjang kelancaran dalam pelaksanaan
kegiatan usaha pertambangan; b.
mewujudkan tertib penyelenggaraan usaha jasa pertambangan darn meningkatkan kepatuhan
terhadap ketentuan peraturan perundang- undangan;
c. mendorong pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi lokal dalam usaha pertambangan melalui usaha jasa pertambangan dengan mewujudkan
kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil; dan
d. memberikan nilai tambah dalam industri
pertambangan melalui penyediaan kesempatan kerja, pemanfaatan komponen lokal, investasi
sektor jasa usaha pertambangan dan pajak usaha jasa pertambangan.
Berdasarkan Permen ESDM No.28 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Pertambangan Mineral
dan Batubara, dan Permen ESDM No.24 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Permen ESDM No.28
Tahun 2009 tentang Penyelenggaran Usaha Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara, pelaku usaha
jasa pertambangan wajib mendapatkan Ijin Usaha Jasa Pertambangan untuk usaha jasa pertambangan
dan Surat Keterangan Terdaftar SKT untuk usaha jasa pertambangan non inti dari Menteri, gubernur, atau
bupatiwalikota. Usaha jasa pertambangan dikelompokkan menjadi,
yaitu: 1.
Usaha Jasa Pertambangan: Usaha jasa yang kegiatannya berkaitan dengan tahapan danatau
bagian kegiatan usaha pertambangan. 2.
Usaha Jasa Pertambangan Non Inti: Usaha jasa selain usaha jasa pertambangan yang memberikan
pelayanan jasa dalam mendukung kegiatan usaha pertambangan meliputi: bidang-bidang di luar
usaha jasa pertambangan. Pencapaian indikator kinerja Jumlah industri jasa
penunjang sub sektor pertambangan umum mineral dan batubara pada tahun 2014 telah melampaui target
sebesar 128 dari rencana sebesar 800 perusahaan. Tercapainya target ini dimungkinkan karena adanya
beberapa upaya yang telah dilakukan yaitu: •
Meningkatkan pengawasan dan membuat surat teguran terhadap perusahaan pertambangan dalam
penggunaan perusahaan jasa pertambangan, khususnya dalam hal persyaratan untuk mengikuti
tenderlelang. •
Meningkatkan pembinaan terhadap perusahaan jasa pertambangan dari aspek teknis, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja K3 Pertambangan dan lingkungan, serta bimbingan tentang pemenuhan kewajiban
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan
• Pembinaan kepada perusahaan jasa pertambangan
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan usaha jasa dalam aspek teknis, K3 dan lingkungan. Khusus
aspek keselamatan pertambangan, dari tahun ke tahun, usaha jasa mempunyai peran yang jauh lebih
besar dibanding dengan perusahaan pertambangan dalam hal kecelakaan tambang. Data statistik
menunjukkan bahwa hampir 90 kecelakaan menimpa usaha jasa pertambangan, dan sisanya
sekitar 10 menimpa perusahaan pertambangan, sehingga pembinaan dan bimbingan terhadap
aspek keselamatan pertambangan ini layak menjadi prioritas.Dengan kagiatan ini dapat diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pengelolaan aspek teknis, K3 pertambangan, dan lingkungan oleh perusahaan
Gambar 5.52
Graik Proporsi jumlah IUJP dan SKT yang diterbitkan oleh Ditjen Minerba Tahun 2014
–
170
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
jasa pertambangan mineral dan batubara. •
Melakukan penyederhanaan dalam persyaratan dan pemrosesan perizinan berdasarkan hasil
evaluasi terhadap proses perizinan baik IUJP dan atau SKT secara berkelanjutan.
• Penyederhanaan persyaratan permohonan ijin ini
ditujukan untuk memudahkan para perusahaan jasa pertambangan calon pemegang IUJP
ataupun SKT untuk mendapatkan ijin baik ijin baru maupun perpanjangan, dan untuk menhindarkan
perusahaan pemohon dari kesalahan-kesalahan pada dokumen, sehingga dapat mempercepat
proses evaluasi oleh evaluator. •
Penyederhanaan persyaratan yang dimaksud untuk permohonan ijin IUJP dan SKT baru
dan perpanjangan, serta untuk permohonan rekomendasi Rencana Penggunaan Tenaga Kerja
Asing RPTKA. Seiring dengan program pemerintah untuk
menggalakkan penggunaan sumber-sumber lokal nasional, baik barang maupun jasa, maka Ditjen Mineral
dan Batubara selalu mengupayakan peningkatan jumlah usaha jasa pertambangan lokal dan nasional.
Dengan semakin meningkatnya jumlah perusahaan jasa lokalnasional yang berusaha di bidang
pertambangan minerba, maka akan meningkatkan daya saing para perusahaan jasa lokalnasional untuk
mendapatkan pekerjaan pada kegiatan pertambangan mineral dan batubara. Data statistik mineral dan
batubara Ditjen Minerba, menunjukkan adanya peningkatan jumlah perusahaan jasa lokalnasional
yang berusaha di bidang pertambangan minerba Tahun 2011 – 2014 sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar 1.Puncak peningkatan jumlah perusahaan jasa pertambangan localnasional terjadi pada tahun 2013
yaitu 1.151 perusahaan.Jumlah ini sedikit menurun pada tahun 2014 yaitu 1.025 perusahaan disebabkan
oleh resesi global yang berakibat pada lesunya industri pertambangan di dalam negeri dibanding tahun 2013.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, pertumbuhan jumlah usaha jasa pertambangan memberikan
nilai tambah dalam industri pertambangan melalui penyediaan kesempatan kerja, pemanfaatan komponen
lokal, investasi sektor jasa usaha pertambangan dan pajak usaha jasa pertambangan.Pada tahun 2010 – 2014
tercatat adanya pertumbuhan positif untuk ketiga aspek tersebut.
Data Tahun 2010 - 2014 menunjukkan tren pertumbuhan positif jumlah tenaga kerja di perusahaan jasa
pertambangan, dimana daya serap tenaga kerja selalu bertambah dari tahun ke tahun. Hal ini tidak lepas dari
peningkatan kemampuan dari calon-calon tenaga kerja lokal.Kontribusi pajak juga mengalami peningkatan yang
Gambar 5.53 Graik Jumlah Perusahaan Jasa LokalNasional Tahun 2011 - 2014
–
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
cukup signiikan dari tahun 2010 senilai Rp 1,7 triliun, mencapai puncaknya pada tahun 2014 sebesar Rp 8,161
triliun. Demikian halnya dengan nilai pembelanjaan lokal dan nasional usaha jasa pertambangan juga
mencapai posisi tertinggi pada tahun 2014 yaitu Rp 6,38 trilyun dan Rp 35,02 trilyun.Tren pertumbuhan positif
ini perlu mendapat apresiasi ditengah lesunya industry pertambangan nasional tahun 2014.
2. Terpenuhinya bahan baku industri pupuk
Upaya Pemerintah dalam mendukung ketahanan pangan melalui penongkatan penyediaan pupuk
tidak dapat terlepas dari pemenuhan gas bumi sebagai bahan baku pupuk tersebut. Pemerintah
terus berupaya menjaga ketersediaan gas bumi untuk pemenuhan industri pupuk baik untuk pabrik pupuk
yang sudah ada existing maupun untuk pabrik pupuk
Gambar 5.55 Nilai Pembelanjaan Lokal dan Nasional usaha jasa pertambangan Tahun 2010 - 2014 Gambar 5.54 Kontribusi pajak dari usaha jasa pertambangan lokalnasional Tahun 2010 - 2014
–
–
172
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
revitalisasi. Kebutuhan gas bumi untuk pabrik pupuk adalah sebagai berikut.
Pabrik Pupuk Iskandar Muda PIM, Nanggroe Aceh Darussalam
Saat ini kebutuhan gas bumi untuk satu pabrik PT PIM adalah sebesar 55 MMSCFD atau sebesar 6 kargo
LNGdan sebesar 7 kargo LNG di tahun 2014. Rencana pasokan gas untuk PIM di tahun 2015 berasal dari
tail gas Arun dan mulai tahun 2016 rencananya akan dipasok oleh KKKS Medco Blok A bersamaan dengan
mulai onstreamnya lapangan tersebut.
Pabrik Pupuk Sriwidjaja, Sumatera Selatan
Saat ini kebutuhan gas bumi untuk pabrik Pusri IB, III dan IV adalah sebesar 180 MMSCFD dipasok oleh
PT Pertamina EP Region Sumatera bagian Selatan sebesar 166 MMSCFD dan dari Pertagas gas bumi
berasal JOBP Talisman dan Golden Spike sebesar 14 MMSCFD. Sedangkan untuk pabrik Pusri II kebutuhan
gas bumi sebesar 45 MMSCFD berasal dari Medco SCS. Revitalisasi pabrik Pusri IIB mulai beroperasi
pada tahun 2015 yang akan dipasok KKKS Medco SCS dari pengalihan gas Pusri II mulai tahun 2015-2022.
Kekurangan pasokan gas sebesar 17 MMSCFD akan dipasok oleh Pertamina EP mulai tahun 2015-2017.
Untuk revitalisasi Pusri IIIB yang rencananya mulai beroperasi pada tahun 2017, belum ada kepastian
pasokan gasnya.
Pabrik Pupuk Kujang, Jawa Barat
Kebutuhan gas bumi untuk parik Pupuk Kujang Cikampek PKC IA dan IB adalah masing-masing
sebesar 57 MMSCFD dan 39 MMSCFD yang dipasok oleh PHE ONWJ dan Pertamina EP. Dalam upaya
penghematan tingkat konsumsi bahan baku maupun energi serta ramah lingkungan, maka dilakukan
revitalisasi pabrik pupuk yang sudah tua, yaitu mengganti pabrik PKC IA dengan PKC IC. Revitalisasi
pabrik PKC IC rencananya akan mulai beroperasi pada tahun 2017. Alokasi gas bumi untuk pabrik PKC IC
sebesar 85 MMSCFD, berdasarkan surat MESDM Nomor 773813MEM.M2013 tanggal 21 Oktober 2013 perihal
Alokasi Gas Bumi Pabrik PKG II dan PKC IC, rencananya akan berasal dari Lapangan Jambaran, Cendana dan
Tiung Biru yang dioperasikan oleh Pertamina EP Cepu dimana akan mulai beroperasi pada tahun 2017 seiring
dengan onstreamnya lapangan tersebut.
Pabrik Pupuk Kalimantan Timur
Kebutuhan gas bumi pabrik PKT 1, 2, 3 dan 4 adalah masing-masing sebesar 80 MMSCFD, 90 MMSCFD, 45
MMSCFD dan 50 MMSCFD yang saat ini dipasok oleh KKKS Total EP Indonesie, Vico dan Chevron. Untuk
mendukung program revitalisasi pabrik PKT I menjadi PKT 5, Kementerian ESDM telah mengalokasikan
gas bumi untuk PKT 5 berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 3288 K15MEM2010, dimana
rencananya akan mulai beroperasi pada tahun 2015 dan pasokan gasnya berasal dari KKKS Pearl Oil Sebuku
sebesar 80 MMSCFD.
Pabrik Petrokimia Gresik II
Kebutuhan gas bumi pabrik Petrokimia Gresik PKG I adalah sebesar 65 MMSCFD yang dipasok dari
Kangean Energy Indonesia dan JOB P-PetrochinaEast Java Tuban. Untuk program revitalisasi pabrik PKG
IIrencananya akan mulai beroperasi pada tahun 2017. Alokasi gas bumi untuk pabrik PKG II sebesar 85
MMSCFD, berdasarkan surat MESDM Nomor 773813 MEM.M2013 tanggal 21 Oktober 2013 perihal Alokasi
Gas Bumi Pabrik PKG II dan PKC IC, rencananya akan berasal dari lapangan gas bumi MDA-MBH KKKS Husky-
CNOOC Madura Ltd.
Pabrik Petrokimia Tangguh
Kebutuhan gas bumi untuk proyek Petrokimia di Tangguh adalah sebesar 180 MMSCFD, dimana
rencananya akan mulai beroperasi pada tahun 2019 seiring dengan mulai beroperasinya Train III Tangguh,
sesuai dengan surat MESDM Nomor 811510 MEM.M2012 tanggal 23 November 2012 perihal
Persetujuan Alokasi Gas Tangguh.
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
mencukupi karena ketidaksesuian spesiikasi dan atau tidak adanya penyedia
c. Kendala Pada Proyek Ketenagalistrikan :
Kegiatan kontrak tahun jamak 2011-2013 TA 2014 di Satker UIP PT PLN persero disebabkan kendala
pengadaanpembebasan lahan sehingga berpotensi anggaran tidak diserap sebesar Rp1,9 miliar. Kendala
pembebasan lahan antara lain : •
Permintaan ganti rugi kompensasi dari pemilik lahan yang melampaui harga yang ada dalam regulasi;
• Penerbitan penetapan izin lokasi dari Bupati dan
Gebenur yang tidak dapat diprediksi waktunya; •
Proses izin penggunaan lahan hutan yang cukup panjang dari Kementerian Kehutanaan;
• Hambatan sosial masyarakat.
2. Jumlah Rancangan Peraturan PerUUan Sektor
ESDM yang Diselesaikan 5.4. Capaian Kinerja Sasaran Penunjang
Sasaran 1 : Peningkatan Implementasi Tata Kelola Pemerintahan yang Baik di KESDM
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian7 indikator kinerja sasaran yang
dikembangkan dari indikator kinerja programkegiatan rencana kinerja tahun 2014. Indikator kinerja sasaran
beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut :
1. Persentase Realisasi Anggaran Belanja KESDM
Persentase realisasi anggaran belanja KESDM di tahun 2014 hanya sebesar 51,19. Dibandingkan dengan
target realisasi anggaran yang sebesar 80, pencapaian kinerja untuk indikator realisasi anggaran belanja
adalah sebesar 80. Hal ini terutama disebabkan oleh : a.
Eisiensi Perjalanan Dinas b.
Gagal Lelang yang dikarenakan waktu yang tidak No.
Indikator Kinerja Satuan
Target Realisasi
2014 Realisasi
2013 Capaian
1. Persentase realisasi anggaran
belanja KESDM 80
51,19 84
64 2.
Jumlah rancangan peraturan perUUan sektor ESDM yang
diselesaikan Rancan
gan 25
53 48
212
3. Persentase anggaran KESDM
yang menunjang Prioritas Nasional
65 101,5
104,52 156,1
4. Persentase jumlah PNS yang
dikembangkan kompetensinya orang
1.100 973
- 88,4
5. Tingkat akurasi data energi dan
sumber daya mineral 90
98,83 -
109,8 6.
Rasio berita negatif, netral dan positif yang termuat di media
5-; 85;
10+ 7-;
75; 18+
- 140;
88,2; 180
7. Persentase penghapusan BMN
yang diproses sampai terbitnya SK Menteri ESDM
95 9,53
- 10
174
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Pada tahun 2014 ini, jumlah rancangan peraturan per Undang Undangan sektor ESDM yang dapat
diselesaikan sebanyak 53 buah dari target 25 buah, atau capaian kinerja adalah 212. Secara jumlah capaian
dari target yang telah ditetapkan selama kurun waktu tahun 2010 – 2014, pencapaian melampaui target, hal
ini dikarenakan sebagai berikut: 1.
1. Adanya rancangan peraturan perundang- undangan yang telah selesai di tingkat
Kementerian di tahun sebelumnya tahun 2013, namun baru ditetapkan oleh Presiden dan
diundangkan di tahun 2014, misalnya: a.
Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Umum Energi Nasional Lembaran Negara RI Tahun 2014 Nomor 11;
b. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun
2014 tentang Pengesahan Statute of The International Renewable Energy
Agency Statuta Badan Energi Terbarukan Internasional
2. Dalam perencanaan program penyusunan
peraturan perundang-undangan tahunan di Kementerian ESDM terbagi menjadi 2 dua
kategori yaitu Program Kementerian dan Program Prioritas Unit Utama, dengan penjelasan sebagai
berikut: a.
Program Prioritas Kementerian adalah terselesaikannya sebanyak 25 dua puluh lima
rancangan peraturan perundang-undangan sesuai dengan target yang tercantum dalam
Rencana Strategis Kementerian; a.
Program Prioritas Unit Utama yaitu program penyusunan peraturan perundang-
undangan masing-masing unit utama di lingkungan Kementerian ESDM untuk
dilakukan penyelesaian pada tahun pada tahun berjalan.
3. Terdapat rancangan peraturan perundang-
undangan yang tidak diprioritaskan namun harus segera diseesaikan sesuai perintah pimpinan
dalam mendukung program Kementerian maupun
Tabel 5.67. Realisasi Anggaran Tahun 2014
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
dalam mendukung program Kabinet Kerja. 4.
Adanya kebijakan yang seringkali berubah akibat pengaruh global maupun karena kondisi nasional
sehingga peraturan perundang-undangan yang ada mengalami beberapa kali perubahan.
3. Persentase Anggaran KESDM yang Menunjang
Prioritas Nasional
Capaian kinerja persentase anggaran yang menunjang prioritas nasional ditargetkan sebesar 65. Dalam
rangka mencapai target kinerja ini dilakukan penyusunan dokumen RKAKL.
Rencana Kerja Anggaran KementerianLembaga RKA KL tahun 2014memuat rincian anggaran untuk
program, kegiatan sampai rincian berbagai jenis belanja, yang digunakan sebagai dokumen anggaran
agar setiap unitsatuan kerja di lingkungan KESDM memiliki acuan anggaran dalam melaksanakan setiap
kegiatannya.Anggaran KESDM yang dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran KementerianLembaga
RKAKL dimaksudkan untuk pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program nasional yang tercantum dalam
RKP Tahun 2014 ini, ditargetkan 65 dari anggaran yang ada digunakan untuk kegiatan sesuai prioritas
nasional. Anggaran Kementerian ESDM untuk tahun 2014
sebesar Rp 16,263 Triliun, Anggaran yang dialokasikan untuk menunjang prioritas nasional sebesar Rp. 10,745
Triliun, atau sebesar 66 maka capaian kinerja dari anggaran yang digunakan untuk kegiatan sesuai
prioritas nasional di tahun 2014 sebesar 101,5.
4. Persentase Jumlah PNS yang Dikembangkan
Kompetensinya
Pada tahun 2014 ini hanya 973 pegawai yang berhasil dikembangkan kompetensinya dari sebanyak 1.100
pegawai yang ditargetkan akan dikembangkan kompetensinya. Capaian Kinerja tidak memenuhi target
yang ditentukan karena gagal lelang pada penyertaan diklat.
5. Rasio Berita Positif, Netral dan Negatif yang
Termuat di Media
Berita Sektor ESDM sepanjang tahun 2014 berjumlah 23.394 dua puluh tiga ribu tiga ratus sembilan puluh
empat artikel, dengan rincian pemberitaan positif sebanyak 4.281 empat ribu dua ratus delapan puluh
satu artikel atau 18, pemberitaan netral berjumlah 17.579 tujuh belas ribu lima ratus tujuh puluh sembilan
artikel atau 75, dan berita negatif sebanyak 1.534 seribu lima ratus tiga puluh empat artikel atau 7.
Keberhasilan pencapaian rasio berita positif sebesar 18 dari target 10 antara lain disebabkan berita-berita
terkait: •
Terbitnya aturan untuk mempermudah izin swasta di bidang ketenagalistrikan dapat mendorong
peluang bisnis di sektor ketenagalistrikan •
Perubahan aturan pemberian bahan bakar minyak bersubsidi untuk nelayan dengan kapal ukuran 30-
60 gross tonnage GT. •
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Tabel 5.68. Program Prioritas Nasional KESDM
• •
•
•
No. Program
Anggaran Rp miliar
1.
Program Penelitian dan Pengembangan ESDM 34,46
2.
Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi 2.715,11
3.
Program Pengelolaan Ketenagalistrikan 6.067,59
4.
Program Penelitian, Mitigasi dan Pelayanan Geologi 865,09
5.
Program Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
138,89
6.
Program Pengelolaan Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi 914,01
7.
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian ESDM
6,93 Total
10.745,30
176
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
ESDM menyatakan akan memberikan teguran lebih keras pada PT Freeport Indonesia menyusul
longsornya areal pertambangan bawah tanah di Grasberg Block Cave
• Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
ESDM meluncurkan Gerakan Sadar Energi untuk Kelangsungan Hidup Bangsa.
• Pada tahun 2014, capaian rasio berita negatif
sebesar 7 dari target 5, hal ini disebabkan berita-berita terkait:
• Maraknya pemadaman listrik di berbagai wilayah
masih terus terjadi menjadi berita negatif sektor ketenagalistrikan
• adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak BBM
bersubsidi pada bulan Juni 2014 dan November 2014 sebesar Rp. 8.500
• Proses renegosiasi antara pemerintah dengan
pemegang konsesi kontrak karya KK serta perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu
bara PKP2B hingga kini masih mandek •
KPK akhirnya secara resmi menetapkan Menteri ESDM Jero Wacik sebagai tersangka. Jero ditetapkan
sebagai tersangka dalam kasus pemerasan
6. Tingkat Akurasi Data Energi dan Sumber Daya
Mineral
Sekretariat Jenderal ESDM mempunyai kewajiban untuk menyediakan data dan informasi di bidang ESDM yang
transparan dan akurat. Namun saat ini metode untuk melakukan update data dilakukan dengan meminta
langsung ke sumber data, sehingga diperlukan waktu untuk memperoleh data tersebut. Sementara Sekretariat
Jenderal seringkali harus memenuhi kebutuhan data yang cepat seperti kebutuhan data untuk MESDM
ataupun pejabat eselon I dan II lainnya. Data yang terus menerus update juga menjadi tuntutankebutuhan
masyarakat, dan juga tuntutan untuk mengirimkan data yang update kepada organisasi energi internasional
seperti APEC. Sementara itu disisi lain data dan informasi yang
diperoleh, baik dari unit internal KESDM maupun langsung dari perusahaan sektor ESDM, terkadang tidak
lengkap, seperti data yang tidak sesuai dengan format Sekretariat Jenderal, adanya data yang hilang, data yang
tidak valid atau terjadi kesalahan serta duplikasi dalam pemasukan data. Untuk menanggulangi permasalahan
di atas diperlukan cara yang cepat dan tepat dalam updating data, yaitu dengan melakukan integrasi data
antara Sekretariat Jenderal ESDM dengan sumber data energi dilingkungan unit ESDM. Saat ini Sekretariat
Jenderal telah melakukan integrasi data batubara dengan Ditjen Mineral Batubara dan Panas Bumi dan
integrasi data listrik dengan PT. PLN. Dari kedua kegiatan yang telah dilakukan tersebut, ternyata berdampak
positif terhadap perbaikan data di Sekretariat Jenderal ESDM, namun masih diperlukan transformasi dan
pembersihan data karena seringkali data yang didapat tidak sesuai dengan format yang ada di Sekretariat
Jenderal. Selanjutnya, akan dilakukan integrasi data dengan BPH Migas untuk data penjualan bahan bakar
minyak, sementara untuk data di sektor hulu migas sudah dapat dipenuhi melalui laporan harian BPMIGAS.
Pada tahun 2014 ini, status kemutakhiran data ditargetkan sebesar 90, namun realisasi dapat
mencapai 98,83 , atau capaian kinerja mencapai sebesar 109,8.
7. Persentase Penghapusan BMN yang Diproses
sampai terbitnya SK Menteri ESDM
Penghapusan adalah tindakan menghapus Barang Milik NegaraDaerah dari daftar barang dengan menerbitkan
keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan Pengelola Barang, Pengguna Barang,
danatau Kuasa Pengguna Barang dari tanggung jawab administrasi dan isik atas barang yang berada dalam
penguasaannya. Usulan penghapusan barang milik negara adalah
proses dari pengajuan usulan dari Satker Stakeholder ke Sekretaris Jenderal, setelah itu Sekjen melakukan
disposisi ke Kepala Pusat Pengelolaan BMN, proses
Gambar 5.56 Diagram Persentase Pemberitaan 2014
• •
nyak dan
• ntah
arya ahaan
ngga •
pkan ebagai
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
berlanjut pada pemeriksaan administrasi dan isik serta penilaian yang dilakukan oleh Pusat Pengelolaan BMN
dan Ditjen Kekayaan Negara Kemenkeu, setelah itu usulan penghapusan dikirim dari Kementerian ESDM
untuk mendapat persetujuan Menteri Keuangan. Untuk Kontraktor Kontrak Kerja Sama PKP2B Generasi I,
dilanjutkan dengan proses menyiapkan SK Penjualan BAST Penjualan Lelang dan terakhir SK Penghapusan
Menteri ESDM terbit. Untuk Satuan Kerja Satker dilakukan penyampaian
persetujuan Menteri Keuangan kepada Satker untuk ditindaklanjuti, setelah itu dibuat BAST dan terakhir SK
Penghapusan Menteri ESDM terbit. Waktu yang dibutuhkan dari usulan pemindahtanganan
danatau pemusnahan BMN hingga penerbitan SK Penghapusan BMN membutuhkan waktu lebih dari 3
bulan. Dari target yang ditetapkan sebesar 95 hanya
terealisasi sebesar 9,53 hal ini dapat terjadi karena pada tahun 2014 diterbitkan Peraturan Pemerintah PP
Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan BMND sebagai pengganti PP Nomor 6 Tahun 2006 dan PP
Nomor 38 Tahun 2008 yang menyebabkan perubahan alur proses penghapusan BMN, penyusunan SK
Penghapusan BMN menjadi proses yang paling akhir setelah pemindahtanganan atau pemusnahan BMN
selesai dilakukan. Sedangkan sebelum PP tersebut terbit, SK Penghapusan BMN diterbitkan setelah
adanya persetujuan Menteri Keuangan tentang Pemindahtanganan danatau Pemusnahan BMN.
Tabel di atas belum termasuk data Usulan Hibah BMN berupa Sumur Bor sebanyak 114 seratus empat belas
usulan dengan rincian: 1 satu usulan sudah terbit SK Penghapusan, 42 empat puluh dua usulan proses BAST
dan Naskah Hibah dan 71 tujuh puluh satu usulan menunggu persetujuan Menteri Keuangan.
Sasaran 2 : Perwujudan KESDM yang Besih, Akuntabel, dan Transparan
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian4 indikator kinerja sasaran yang
dikembangkan dari indikator kinerja programkegiatan rencana kinerja tahun 2014. Indikator kinerja sasaran
beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel.
1. Jumlah Satker yang Tertib dan Taat Pada
Perundang-Undangan dalam Setiap Pelaksanaan Tugas Pengelolaan Sumber Daya
Ketertiban administrasi dan ketaatan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tercapainya
eisiensi, efektiitas dan keekonomian 3E digambarkan dengan jumlah unitsatker yang telah melakukan
tindak lanjut, dengan asumsi bahwa satker yang telah melakukan tindak lanjut berarti telah tertib administrasi,
taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan eisien,efektif dan ekonomis dalam setiap
pelaksanaan dan pengelolaan sumber daya, karena rekomendasi hasil pengawasan dari Inspektorat Jenderal
sesuai dengan Misi yaitu: 1
Meningkatkan efektiitas penerapan SPIP di lingkungan KESDM
2 Melakukan Evaluasi Akuntabilitas dan Kinerja
Organisasi 3
Membangun budaya anti korupsi di Lingkungan KESDM
Tahun 2014 Inspektorat Jenderal dapat melebihi target yaitu sebanyak 64 satker telah tertib administrasi
Tabel 5.69 Program Prioritas Nasional KESDM
Indikator Kinerja Target
Tahun 2014 Realisasi
Tahun 2014 Penjelasan
Draft SK
Menunggu Persetujuan Menteri Keuangan
Kelengkapan Revisi Data
Persentase usulan penghapusan BMN yang
diproses sampai terbitnya SK Menteri ESDM
95 9,53
10,47 32,38
47,62
178
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
dan taat pada peraturan perundang-undangan 2K yang berlaku dan mencapai eisiensi, efektiitas dan
ekonomis, meskipun jumlah saldo temuan pada Satker bertambah, hal ini dikarenakan kinerja Inspektorat
Jenderal kinerja Inspektorat Jenderal meningkat dengan perubahan sistem pengawasan sejak tahun 2013. Audit
berbasis risiko menjadikan Inspektorat Jenderal lebih memfokuskan diri pada satker yang cenderung memiliki
risiko dalam pelaksanaan tugas dan pengelolaan sumber daya.
2. Jumlah Unit Eselon I yang Akuntabilitasnya
Meningkat
Inspektorat Jenderal telah melakukan Evaluasi AKIP pada sepuluh unitsatker di Kementerian ESDM. Evaluasi
dilaksanakan atas penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan pencapaian kinerja
organisasi. Sistem pengukuran dan evaluasi kinerja pada unitsatker dilingkungan eselon I dilaksanakan oleh
Inspektorat Jenderal dengan tujuan: 1
Memperoleh informasi tentang Implementasi Sistem AKIP
2 Menilai akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
3 Memberikan saran perbaikan untuk peningkatan
kinerja dan penguatan akuntabilitas instansi. 4
Memonitor Tindak Lanjut hasil evaluasi periode berikutnya
Evaluasi dilaksanakan terhadap 4 empat aspek yang meliputi:
• Perencanaan Kinerja;
• Pengukuran Kinerja PK;
• Pelaporan Kinerja;
• Pencapaian Kinerja;
serta dokumen terkait lainnya,hasil evaluasi yang dituangkan dalam bentuk nilai dengan kisaran dari 0 s.d
90, pembobotan dengan range 0 – 90 diberikan karena komponen evaluasi kinerja tidak dimasukkan dalam
ruang lingkup evaluasi AKIP Eselon I, tetapi masuk dalam ruang lingkup evaluasi Kementerian. Berikut Nilai hasil
evaluasi AKIP pada Eselon I: Dari hasil kompilasi hasil evaluasi LAKIP di unit Eselon
I lingkungan Kementerian ESDM, dapat diketahui bahwa:
1 Beberapa Unit belum menindaklanjuti hasil
evaluasi AKIP tahun 2013 terhadap LAKIP TA 2012 diantaranya:
a. Badan Pendidikan dan Pelatihan ESDM
b. Badan Geologi
2 Perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan antara
lain:
Tabel 5.70 Indikator Kinerja Sasaran 2 Penunjang
No Indikator Kinerja
Satuan Target
Realisasi 2014
Realisasi 2013
Capaian 1.
Jumlah Satker yang Tertib dan Taat Pada Perundang-Undangan
dalam Setiap Pelaksanaan Tugas dan Pengelolaan Sumber Daya
Satker 55
64 50
116,4
2. Jumlah Unit Eselon I yang
Akuntabilitas Kinerjanya Meningkat
Unit 2
8 3
400
3. Jumlah Unit Eselon I yang Telah
Melaksanakan Diagnostic Assessment terhadap unsur
unsur SPIP Unit
2 8
- 400
4. Jumlah Unit Eselon I yang
mendapat score baik dalam mengimplementasikan PIAK
Unit 3
3 3
100
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
a. Aspek Perencanaan Kinerja:
• Melakukan evaluasi terhadap Renstra
Eselon I •
Melakukan evaluasi keselarasan antara misi KESDM dengan Visi Eselon
I, kemudian Visi Eselon I dengan tujuan,sasaran dan program dalam
dokumen Renstra Eselon I. •
Melakukan evaluasi keselarasan antara Renstra, Rencana Kerja, RKT, PK, dan
DIPA dengan melaukan reviu secara berkala dan melakukan revisi apabila
ditemukan ketidakselarasan. •
Melakukan evaluasi kelengkapan dokumen Renstra dan RKT agar
mencantumkan outcome dan output. •
Memonitor pencapaian PK secara berkala dan menggunakan hasil
monitoring pencapaian kinerja untuk melakukan pengarahan dan
pengorganisasin •
Menggunakan hasil monitoring kinerja dalam mengukur keberhasilan dan
kegagalan unit organisasi dan personil. b.
Aspek Pengukuran Kinerja •
Membuat pedoman yang mengatur mekanisme pengumpulan data kinerja
• Menetapkan struktur organisasi
pengelola Indikator Kinerja •
Melakukan reviu secara berkala terhadap Indikator Kinerja Utama
• Melakukan pengumpulan data kinerja
dilakukan secara berkala •
Menggunakan pengukuran kinerja untuk pengendalian dan pemantaua
kinerja secara berkala. c.
Aspek Pelaporan Kinerja •
Menyampaikan LAKIP secara lengkap tepat waktu
• Menyajikan evaluasi dan analisis
mengenai capaian kinerja •
Menyajikan pembandingan data kinerja yang memadai antara realisasi tahun ini
dan sebelumnya •
Menggunakan pencapaian kinerja dalam merencanakan tahun berikutnya.
d. Aspek Pencapaian Kinerja
• Memperhatikan pencapaian kinerja dari
masing-masing kegiatan agar dapat tercapai seluruhnya untuk mendukung
pencapaian hasil. Tahun 2014 ditargetkan 2 dua unit Eselon I yang
akuntabilitas kinerjanya meningkat. Realisasi
Tabel 5.71 Nilai Evaluasi LAKIP pada Eselon I di Lingkungan KESDM
No Unit Eselon I
Perencanaan Kinerja
Pengukuran Kinerja
Pelaporan Kinerja
Pencapaian Kinerja
Jumlah Tahun 2014
Jumlah Tahun
2013
1 Sekretariat
Jenderal 29,61
17,71 13,69
16,25 77,25
68.36 2
Inspektorat Jenderal
30,83 15,50
17.00 10,00
73,33 62.27
3 Ditjen Migas
32,50 14,07
12,85 18,25
77,67 72,34
4 Ditjen Minerba
33,78 18,30
12,60 16,88
81,56 77.58
5 Ditjen EBTKE
32,55 18,60
19,60 20,84
91,59 65.42
6 DJK
32,19 14,8
16,40 17,50
80,89 7
Badan Geologi 32,10
15,83 12,40
21.25 81,58
87.32 8
Badan Pendidikan dan Pelatihan
32,21 17,72
14,00 16,25
80,18 82.00
9 Badan Penelitian
31,25 18.67
16,75 21,25
87,92 75.46
dan Pengembangan
10 Sekretariat
Jenderal DEN 28,01
13,08 11,00
11,65 63,99
44.28 11
BPH Migas 22,12
16,00 11,70
22,08 70,90
61.63
• •
•
• •
•
• •
• •
•
• •
•
• •
180
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
dari hasil evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah ada 8 delapan unit yang meningkat
nilai akuntabilitasnya, dan terdapat 3 unit yang mendapatkan peringkat persentase tertinggi
yaitu: 3
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
4 Badan Penelitian dan Pengembangan
5 Badan Geologi
3. Jumlah Unit Eselon I yang Telah Melaksanakan
Diagnostic Asessment Terhadap Unsur-Unsur SPIP
Sistem Pengendalian Intern yang handal dan dilandasi oleh rasa tanggung jawab pada setiap jenjang organisasi
dapat terwujud di lingkungan Kementerian ESDM jika: 1.
Unit Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawas Intern Pemerintah telah lebih dahulu
mewujudkan Sistem Pengendalian Intern yang handal dan dilandasi oleh rasa tanggung jawab,
karena Inspektorat Jenderal dijadikan tolak ukur pada satker dan dijadikan percontohan dalam
pelaksanaan tugas dan pengelolaan sumber daya. 2.
Sistem Pengendalian Intern di lingkungan Kementerian ESDM telah diterapkan sejak dua
tahun yang lalu, dan diharapkan masing-masing satker telah berhasil melaksanakan penilaian
mandiri menggunakan Diagnostic Assessment. Pada saat pelaksanaan Diagnostic Assessment
diketahui bahwa rata-rata unitsatker di lingkungan Kementerian ESDM belum menyadari
pentingnya unsur SPIP dan penerapannya dalam operasional. Hasil dari Diagnostic Assessment
antara lain penetapan zona merah dan kuning serta penyusunan Area Of Improvement AOI,tetapi di
lingkungan Kementerian ESDM belum dilakukan penetapan zona merah dan kuning serta belum
disusun Area Of Improvement. Salah satu cara pengembangan SPIP di lingkungan
Inspektorat Jenderal, Inspektorat Jenderal menyusun beberapa SOP agar pengelolaan lebih efektif dan eisien.
SOP yang tersusun dalam tahun 2014 di Inspektorat Jenderal adalah:
• Evaluasi Kinerja Dirjen Mineral dan Batubara
Sekretariat KESDM •
Pemantauan dan Evaluasi PNBP •
Evaluasi Pelayanan Publik •
Pengajuan Belanja •
Pertanggungjawaban Perjalanan DInas •
Pencairan Dana •
Penyusunan Surat Keputusan •
Penanganan Laporan Pajak-pajak Pribadi •
Pendokumentasian Perundang-undangan •
Pelayanan Infprmasi Hukum •
Pemberian Pertimbangan dan Bantuan Hukum •
Penyusunan dan Penetapan SOP di Lingkungan Ses Itjen
• Pengaduan Masyarakat
• Tindak Lanjut Hasil Pengawasan BPKP
• Tindak Lanjut Hasil Pengawasan BPK
• Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Itjen
• Penyusunan Laporan Itjen
• Penyusunan Laporan Berkala
• Pengelolaan Arsip
Inspektorat Jenderal mengawal unitsatker di lingkungan Kementerian ESDM untuk mewujudkan
sistem pengendalian internal pemerintah yang handal. Dalam pengawalan, Inspektorat Jenderal melakukan
diagnostic assessment pelaksanaan pemetaan kepada beberapa unitsatker. Tujuan diagnostic assessment
adalah: 1.
Mendapatkan gambaran keberadaan infrastruktur 2.
Mendapatkan gambaran kondisi penerapan SPIP Instansi Pemerintah
3. Memberikan saran perbaikan atas kelemahan
yang ditemukan dalam penerapan SPIP Diagnostic Assessment untuk validasi dilaksanakan
melalui wawancara reviu dokumen, observasi, analisis hasil validasi serta penyusunan simpulan atas
pemenuhan indikator dan parameter validasi. Target tahun 2014 diagnostic assessment dilaksanakan di 4
unitsatker dan berhasil terealisasi 8 unitsatker yaitu: 1.
Sekretariat Jenderal KESDM 2.
Inspektorat Jenderal 3.
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi 4.
Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara 5.
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
6. Badan Penelitian dan Pengembangan
7. Badan Geologi
8. Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional
Dari Hasil Diagnostic Assessment pada 8 tujuh unit dapat diketahui bahwa:
1 Pengukuran parameter informasi dan komunikasi:
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
Informasi internal ataupun eksternal telah diperoleh secara memadai untuk melaksanakan
tanggung jawab dan pengambilan keputusan, semua informasi terkait pelaksanaan tugas dan
fungsi telah diatur dalam Permen ESDM. Informasi diperoleh dalam bentuk dan rincian sesuai
kebutuhan serta disampaikan memenuhi waktu sesuai permintaan.
2 Pengukuran parameter bentuk dan sarana
Seluruh sistem informasi sudah cukup memenuhi kebutuhan minimal organisasi dalam pelaksanaan
tugas dan fungsi, namun masih diperlukan sistem informasi yang lain agar dapat membantu
penyelenggaraan tugas dan fungsi. Sistem informasi yang ada dinilai layak,akurat, tepat
waktu dan mudah diakses tetapi masih sering terdapat masalah dalam updating, input data dan
penyesuaian perkembangan aktual. 3
Pengukuran parameter pengendalian Aturanstandar perilaku etis serta sanksihukuman
yang dikenakan atas pelanggaran penyimpangan terhadap aturan perilaku tertera pada Permen
ESDM Nomor 13 Tahun 2011 tentang Kode Etik PNS KESDM. Selain aturan serta sanksi, para
pegawai telah menandatangani pakta integritas yang menyetujui peraturan dan sanksi yang
diberikan. Dalam penerapan aturan perilaku pimpinan melakukan pertemuan rutin setiap
bulan untuk melakukan komunikasi dalam rangka membina dan mendengar masukan langsung dari
seluruh pegawai mengenai pelaksanaan tugas dan hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan
semua beban pekerjaan yang diperintahkan pimpinan.
4 Pengukuran Parameter Penilaian Risiko
Telah menetapkan tujuan Instansi dengan berpedoman pada peraturan perundang-
undangan secara keseluruhan, melaksanakan identiikasi risiko, analisis risiko dan pengelolaan
risiko. Dalam melaksanakan kegiatan rutin terdapat pemantauan yang berkelanjutan dan
adanya evaluasi terpisah dan memiliki mekanisme untuk penyelesaian hasil pengawasan.
5 Pengukuran Parameter Pemantauan
Rata-rata pimpinan telah melakukan reviu, monitoring terhadap pelaksanaan tugas
dan kegiatan tahunan, pengawasan intern dilaksanakan setiap tahun sehingga capaian
kinerja termonitoring dengan baik. Masing-masing unit secara rutin melaksanakan rapat pembahasan
kelemahan dan perbaikan pengendalian intern dan menghasilkan dokumen rencana
aksi perbaikan sistem pengendalian intern. Pelaksanaan evaluasi terpisah atas pengendalian
intern untuk mempertimbangkan penilaian risiko dan efektivitas pemantauan berkelanjutan belum
dilaksanakan secara maksimal pada masing- masing unit, karena masih tergantung pada pihak
eksternal, seharusnya kegiatan evaluasi terpisah ini dilakukan pleh pegawai yang kompeten pada
saat yang tepat dengan metode self assessment
4. Jumlah Unit Eselon I yang Mendapat Score Baik
dalam Mengimplementasikan PIAK
Inspektorat Jenderal sebagai aparat pengawas internal pemerintah bertanggung jawab untuk menciptakan
aparatur pemerintah yang akuntabel, professional, jujur, kreatif dan bebas KKN yang mendukung
terwujudnya good governance dan clean governance. Sejak Tahun 2011, Inspektorat Jenderal bekerjasama
dengan Komisi Pemberantasan Korupsi melaksanakan kegiatan PIAK Penilaian Inisiatif Anti Korupsi guna
mencegah terjadinya kecurangan-kecurangan yang berakibat kerugian negara. Tetapi Program PIAK
berakhir tahun 2012. Tahun 2013 Inspektorat Jenderal melanjutkan semangat
Anti Korupsi dengan mengikuti Kegiatan Pembangunan Zona Integritas di lingkungan Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi dan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2013 tentang Aksi Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 60 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas
dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan KementerianLembaga dan Pemerintah
Daerah. Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah berperan sebagai Unit Penggerak Integritas UPI dalam proses Pembangunan Zona Integritas. UPI
berperan sebagai pembina melalui kegiatan konsultansi sosialisasi, bimbingan teknis. Dalam melaksanakan
perannya sebagai UPI, Inspektorat Jenderal KESDM telah melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1. Pembentukan Satuan Tugas Unit Penggerak
182
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
No Indikator Kinerja
Satuan Target
Realisasi 2014
Realisasi 2013
Capaian 1.
Jumlah usulan Paten, Hak Cipta, dan litbang
inovasi Usulan Paten
Hak Cipta 20
26 20
130,0
2. Jumlah makalah ilmiah
yang diterbitkan oleh media yang terakreditasi
Makalah Laporan
67 98
62 146,3
3. Jumlah Pilot
Plantprototypedemo plant atau
rancanganrancang bangunformula
Pilot Plant Prototype
Demo Plant 21
24 26
114,3
4. Indeks kepuasan
pelanggan atas layanan jasa teknologi di bidang
penelitian dan pengembangan ESDM
dan sertifikasi produk 88
88,7 89
100,8 Integritas, dengan Keputusan Inspektur Jenderal
Nomor 564 K73IJN2013 tanggal 22 April 2013 tentang Satuan Tugas Unit Penggerak Integritas
Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral, yang mempunyai tugas :
a. Melakukan pembinaan terhadap seluruh unit
kerja melalui kegiatan sosialisasi, konsultasi, asistensi, pelatihan, dan bimbingan teknis
dalam kegiatan pencegahan korupsi; b.
Melakukan koordinasi dan pendampingan terhadap unit kerja dalam rangka
pembangunan zona integritas; c.
Melakukan Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan zona integritas;
d. Menentukan unit kerja yang berpotensi
sebagai Wilayah Bebas dari Korupsi WBK; e.
Memberikan usulan terhadap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral mengenai unit
kerja yang akan dilakukan self assesment oleh Tim Penilai Internal Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral; 2.
Pembekalan Satuan Tugas Unit Penggerak Integritas Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral . 3.
Sosialisasi Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi di lingkungan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 4.
Kegiatan Paparan Kertas Kerja Evaluasi Pembangunan Zona Integritas menuju WBK dan
WBBM di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Target tahun 2014 adalah terdapat 2 unit Eselon I yang mendapat score baik dalam mengimplementasikan
PIAK, dan Inspektorat Jenderal belum merevisi RENSTRA sejak Tahun 2013, pada dasarnya program
PIAK hanya digantikan dengan Program Pembangunan Zona Integritas, dan masih menggunakan target 2 unit
Eselon I hanya saja peruntukannya berubah menjadi 2 Unit yang diusulkan untuk dinilai oleh Tim Penilai
Nasional TPN. Pada tahun 2014 belum ada unit yang diusulkan untuk dinilai oleh Tim Penilai Nasional TPN
sebagai WBKWBBM, mengingat dari hasil paparan Kertas Kerja Evaluasi belum ada yang memenuhi
kriteria untuk diusulkan.
Sasaran 3 : Meningkatnya Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber
Tabel 5.72 Indikator Kinerja Sasaran 3 Penunjang
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
Daya Mineral
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian4 indikator kinerja sasaran yang
dikembangkan dari indikator kinerja programkegiatan rencana kinerja tahun 2014. Indikator kinerja sasaran
beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel.
1. Jumlah Usulan Paten, Hak Cipta, dan Litbang
Inovasi
Pada tahun 2014, Badan Litbang ESDM berhasil merealisasikan usulan paten, hak cipta dan Litbang
Inovasi sebanyak 26 usulan dari 20 usulan paten, hak cipta dan Litbang Inovasi yang ditargetkan atau tercapai
130. a.
Bidang Minyak dan Gas Bumi Terdapat 2 judul penelitian yang sudah diusulkan
didaftarkan kepada Direktorat Jenderal HKI pada tahun anggaran 2014 untuk mendapatkan paten,
penelitian tersebut merupakan hasil dari kegiatan tahun anggaran sebelumnya, yaitu:
• Formulasi Surfaktan Berbasis MES Untuk
Aplikasi EOR, dengan nomor pengajuan Paten P00201403381 per tanggal 10 Juni 2014;
• Rancang Bangun Pilot Plant Adsorber Mercury
Removal Untuk Gas Bumi, dengan nomor pengajuan Paten P00201405422 per tanggal
10 September 2014. •
Usulan litbang inovasi di bidang minyak dan gas bumi yang diajukan ke BIC Business
Innovation Center sebagai inovasi prospektif adalah :
• Pemanfaatan Zeolit Alam Indonesia Sebagai
Adsorben CO2 di Industri Gas Alam, dengan tanggal pengusulan 25 April 2014.
• Rekayasa Alat Inspeksi Sumur Berbasis
Teknologi Ultrasonograi, dengan tanggal pengusulan 8 Mei 2014.
• Pilot Plant Adsorber Mercury Removal Untuk
Pengolahan Gas Bumi,dengan tanggal pengusulan 13 Mei 2014.
• Studi Cairan Rumen Dan Batubara Untuk
Memprediksi Peningkatan Volume Gas Metana Dalam Batubara GMB, dengan
tanggal pengusulan 14 Mei 2014. •
Pengembangan Nomograph Untuk Integrasi Seismik, Petroisika, dan Teknik Reservoar
dalam Karakterisasi Reservoar,dengan tanggal pengusulan 14 Mei 2014.
• Rancang Bangun dan Pembuatan Prototipe
CBM,dengan tanggal pengusulan 14 Mei 2014. b.
Bidang Mineral dan Batubara Terdapat 3 judul penelitian yang sudah diusulkan
didaftarkan untuk mendapatkan paten kepada Direktorat Jenderal HaKI pada tahun anggaran
2014, yaitu : •
Pembuatan Karbon Aktif Dari Batubara Peringkat Rendah. Permohonan Paten
telah disampaikan kepada Dit. Jen HKI Kemenkumham pada tanggal 30
September 2014 dengan No. Permohonan P00201405945;
• Pembuatan Kalsium Fosfat dan Natrium
Klorida dari Limbah Cair Ekstraksi Logam Tanah Jarang Melalui Sedimentasi.
Permohonan Paten telah disampaikan kepada Dit. Jen HKI Kemenkumham pada tanggal
28 Oktober 2014 dengan No.Permohonan P00201406641;
• Rainfall Simulator Test Untuk Memprediksi
Besaran Tingkat Erosi Tanah, Iniltrasi dan Koeisien Air Limpasan Pada Lahan Miring.
Permohonan Paten telah disampaikan kepada Dit. Jen HKI Kemenkumham pada
tanggal 27 November 2014 dengan No. Permohonan P00201407452.
Sementara itu, dilakukan juga usulan hak cipta sebagai berikut:
• Buku Logam Tanah Jarang “Minyak Bumi”
Abad 21, dengan pencipta: Ir. Tatang Wahyudi, M.Sc., dkk., Pemegang Hak Cipta
Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara. Permohonan Hak Cipta telah disampaikan
kepada Dit. Jen HaKI Kemenkumham pada tanggal 28 Mei 2014No. C00201402180;
• Buku Nikel Komponen Lakur Tahan Korosi,
Penulis : Ir. Tatang Wahyudi, M.Sc., dkk dan Pemegang Hak Cipta Puslitbang Teknologi
Mineral dan Batubara. Permohonan Hak Cipta telah disampaikan kepada Dit. Jen HKI
Kemenkumham pada tanggal 28 Mei 2014 No. C00201402181.
Sedangkan Litbang Inovasi bidang mineral dan batubara adalah sebagai berikut:
• Tungku Pembakar Ter: Mengubah Limbah B3
Menjadi Energi •
Konversi Ampas Pencucian Bauksit Menjadi Bahan Baku Deterjen Ramah Lingkungan
184
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
• Alat Pemantauan Terpadu Untuk Keselamatan
Kerja Tambang Bawah Tanah c.
Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi
Terdapat 3 judul penelitian yang sudah diusulkan didaftarkan untuk mendapatkan paten kepada
Direktorat Jenderal HaKI pada tahun anggaran 2014, yaitu :
• Metode Pembuatan Peta Potensi Energi
Angin Indonesia, yang diusulkan pada tanggal 9 Desember 2014 dengan nomor
P00201407741; •
Metode Pembuatan Peta Potensi Energi Surya Indonesia,diusukan pada tanggal
09 Desember 2014 dengan nomor P00201407744;
• Metode Pembuatan Peta Potensi Energi
Mikrohidro Sumatera,diusukan pada tanggal09 Desember 2014 dengan nomor
P00201407742. Sementara itu, dilakukan juga usulan hak cipta
sebagai berikut: •
Peta Potensi Energi Angin Indonesia, pada tanggal 09 Desember 2014 dengan
nomorC002001404661; •
Peta Potensi Energi Surya Indonesia, pada tanggal 09 Desember 2014 dengan
nomorC00201404663; •
Peta Potensi Energi Mikrohidro SumateraIndonesia, pada tanggal
09 Desember 2014 dengan nomorC00201404662.
Sedangkan Litbang Inovasi bidang ketenagalistrikan, EBT dan KE adalah sebagai
berikut: •
Penelitian dan dan Pengembangan Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
d. Bidang Geologi Kelautan
Hak cipta bidang geologi kelautan pada tahun 2014, sebagai berikut :
• Peta Sebaran Tekstur Sedimen Permukaan
Dasar Laut Perairan Lembar Peta 1311 Laut Jawa, dengan nomor pengajuan hak cipta
C00201404324 per tanggal 13 November 2014;
• Peta Anomali Magnet Total Perairan Lembar
Peta 2210 Baubau-Indonesia, dengan nomor pengajuan hak cipta C00201404325
per tanggal 13 November 2014; •
Peta Sebaran Tekstur Sedimen Permukaan Dasar Laut Perairan Lembar Peta 1311-1814
Sampanahan-Balikpapan, dengan nomor pengajuan hak cipta C00201404326 per
tanggal 13 November 2014.
2. Jumlah Malakah Ilmiah yang Diterbitkan oleh
Media yang Terakreditasi
Pada tahun 2014, Badan Litbang ESDM berhasil merealisasikan makalah Ilmiah yang diterbitkan oleh
media yang terakreditasi sebanyak 98 makalah dari 67 makalah yang ditargetkan atau tercapai 146,3.
a. Bidang Minyak dan Gas Bumi
Makalah ilmiah bidang Minyak dan Gas Bumi dimuat dalam Lembaran Publikasi Minyak dan
Gas Bumi LPMG Tahun 2014 dengan nomor ISSN 20893396, dan, Scientiic Contribution Oil and Gas
SCOG Tahun 2014 dengan nomor ISSN 20893361 sebanyak 39 judul makalah.
b. Bidang Mineral dan Batubara
Makalah Ilmiah di bidang mineral dan batubara pada Tahun 2014 diterbitkan pada Jurnal Teknologi
Mineral dan Batubara dengan akreditasiISSN 19796560dan Indonesian Mining Journaldengan
akreditasiISSN 08549931 sebanyak 25 judul makalah.
c. Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan,
dan Konservasi Energi Jumlah makalah ilmiah yang diterbitkan
padaJurnal Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan yang terakreditasi dengan akreditasi
ISSN 19782365 dengan jumlah terbitan pada tahun 2014 sebanyak 13 makalah ilmiah.
d. Bidang Geologi Kelautan
Puslitbang Geologi Kelautan mempunyai sarana publikasi karya tulis ilmiah yang sudah
terakreditasi, yaitu Jurnal Geologi Kelautan yang berbahasa Indonesia dengan akreditasiISSN
B1693-4415dan Bulletin of the Marine Geology yang berbahasa Inggris dengan akreditasiISSN
1410-6175 sebanyak 21 judul makalah.
3. Pilot PlantPrototypeDemo Plant atau
RancanganRancang BangunFormula
Pada tahun 2014, Badan Litbang ESDM berhasil merealisasikan Pilot PlantPrototypeDemo Plant atau
RancanganRancang Bangun Formula sebanyak 24 dari 21 yang ditargetkan atau tercapai 114,3
a. Bidang Minyak dan Gas Bumi
Pilot Plantprototypedemo plant atau rancangan
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
rancang bangunformula pada bidang Minyak dan Gas Bumi terdiri dari 12 buah, yaitu:
1. Studi Kombinasi Cairan Rumen dan Batubara
Untuk Memprediksi Peningkatan Volume Gas Metana Batubara GMB
2. Perekayasaan Peralatan dan Pemodelan
Injection Fall Of Test IFO Test untuk Aplikasi di Bidang Industri CBM
3. Optimasi Uji Coba Sumuran Surfaktan
LEMIGAS Berbasis MES dengan Metode Huf and Puf
4. Evaluasi Bersama Studi Konversi Lingkungan
Subsektor Migas 5.
Uji Aplikasi Pemisahan CO2 pada Suplai Gas Alam Bertekanan 350 psi untuk Umpan
Pembangkit Tenaga Listrik 6.
Implementasi Skala Produksi dan Optimasi Proses Pabrikasi Minyak Lumas pada Lube
Oil Blending Plant dan Studi Minyak Lumas Sepeda Motor Transmisi Otomatis melalui Uji
Jalan 7.
Pembuatan Thickener dan Gemuk Lumas Temperatur Tinggi dengan Bahan Dasar
Minyak Jarak 8.
Pemanfaatan LPG sebagai Bahan Bakar Perahu Motor Tempel Nelayan
9. Optimalisasi Desain dan Uji Fungsi Prototipe
Rig CBM 10. Pengembangan Teknologi Ultrasonograi
untuk Aplikasi Industri Bidang Migas Tahap IV Desain Alat Inspeksi Sumur
11. Optimasi Puriikasi Bioetanol dan Bahan Selulosa
12. Rancang Bangun Tabung dan Konverter Kit untuk Kendaraan Bermotor yang sesuai
kondisi BBG di Indonesia b.
Bidang Mineral dan Batubara Pilot Plantprototypedemo plant atau rancangan
rancang bangunformula pada bidang Mineral dan Batubara terdiri dari 6 buah, yaitu:
1. Pembuatan Rancangan Teknologi Upgrading
Bauksit Kapasitas 50 tonjam; 2.
Rancang Bangun dan Aplikasi Pembakar Siklon Rendah Emisi Partikulat untuk PLTU
Kapasitas 20 MW di PT. Kertas Leces; 3.
Pengembangan Percontohan Gasiier Untuk Gas Engine Generator Listrik;
4. Rancang Bangun dan Penerapan Pembakar
Batubara pada Dapur Umum Lapas; 5.
Rancang Bangun Sistem Monitoring dan Pengendalian Pada Aplikasi Teknologi
Underground Coal Gasiication UCG; 6.
Otomatisasi Sistem Monitoring Air Asam Tambang AAT Secara Vertikal dan Lateral
Dengan Telemetri Radio Modem Berbasis Komputer.
c. Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan
dan Konservasi Energi Pilot Plantprototypedemo plant atau rancangan
Tabel 5.73
Indikator Kinerja Sasaran 4 Penunjang
No. Indikator Kinerja
Satuan Target
Realisasi 2014
Realisasi 2013
Capaian 1
Jumlah peta geologi yang dihasilkan
Peta 777
595 833
72,5 2
Jumlah wilayah keprospekan, potensi, dan status sumber daya
geologi panas bumi, batubara, Shale Gas, Bitumen padat, dan
mineral Lokasi
80 82
80 102,5
3 Jumlah gunung api yang dipantau
untuk kegiatan gunung api aktif tipe A dari Pos Pengamatan
Gunung Api Gunung
Api 70
70 70
100,0
186
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
rancang bangunformula pada bidang Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan
terdiri dari 4 buah, yaitu: 1.
Rancangan Sistem Arus Laut; 2.
Pengembangan Fuel Cell untuk Mobil Listrik; 3.
Boiler Biomassa Skala Mini untuk Pembangkit Listrik;
4. Sistem Gasiikasi Biomassa untuk Pembakaran
Keramik. d.
Bidang Geologi Kelautan Pilot Plantprototypedemo plant atau rancangan
rancang bangunformula pada bidang Geologi Kelautan terdiri dari 2buah, yaitu:
1. Rancang Bangun Dudukan dan Catudaya
Peralatan Oceanography; 2.
Kajian Teknis Rancang Bangun Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut.
4. Indeks Kepuasan Pelanggan atas Layanan
Jasa Teknologi di Bidang Penelitian dan Pengembangan ESDM dan Sertiikasi Produk
PPeningkatan partisipasi masyarakatindustrididapatkan melalui Indeks Kepuasan Pelanggan atas Layanan Jasa
Teknologi di Bidang Penelitian dan Pengembangan ESDM dan Sertiikasi Produk. Pada tahun 2014 Badan
Litbang ESDM mendapatkan 88,7 indeks kepuasan dari 88 yang ditarget atau tercapai 100,8.
Indeks kepuasan Pelanggan atas Layanan Jasa Teknologi di Bidang Penelitian dan Pengembangan ESDM dan
Gambar 5.57
Wilayah Kegiatan Interpretasi Geologi Berbasis Data Penginderaan Jauh T.A. 2014
Gambar 5.58
Peta Interpretasi Geologi Berbasis Inderaan Jauh Skala 1:50.000 Lembar Payakumbuh
Gambar 5.59 Peta Geologi Regional Skala 1:50.000 Lembar Binuang
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
Sertiikasi Produk didapatkan melalui kuisioner yang disampaikan kepada pelanggan jasa teknologi. Hal
tersebut dilakukanuntuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dan mengetahui kinerja pelayanan jasa
pengujian laboratoriuml. Adapun surveikepuasan pelanggan dilakukan dengan cara memberikanformulir
kuesioner pada saat pelanggan mengambil sertiikat hasil pengujian, mengirimkanmenitipkan formulir
kuesioner melalui pengirim sampel kepada pelanggan, dan kunjungan langsung ke pelanggan.
Sasaran 4 : Pengungkapan Potensi Geologi Indonesia Untuk Kesejahteraan dan Perlindungan
Masyarakat
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 3 indikator kinerja sasaran yang
dikembangkan dari indikator kinerja programkegiatan rencana kinerja tahun 2014. Indikator kinerja sasaran
beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut :
1. Jumlah Peta Geologi yang Dihasilkan
a Pemetaan Geologi Skala 1:50.000
Pemetaan geologi ini dimaksudkan untuk menghimpunmenginventarisasi data-data
primer berupa variasi dan dominasi jenis batuan, petrologi, struktur geologi, kandungan fosil,
sumberdaya mineral dan energi, bentangalam, serta tataguna lahan. Adapun tujuannya adalah
agar data dan informasi geologi tersebut dapat dijadikan sebagai dasar bagi terealisasinya
peta geologi skala 1:50.000 yang informatif dan komunikatif. Pemetaan geologi rinci berbasis
inderaan jauh terdiri dari beberapa tahapan kegiatan, diantaranya yaitu: penyediaan data
inderaan jauh dan data sekunder lainnya, pengolahan data inderaan jauh, interpretasi
geologi, validasi lapangan dan penyajian peta. Pada Tahun 2014, kegiatan interpretasi geologi
berbasis data penginderaan jauh dilakukan di Pulau Sumatra, ditargetkan sebanyak 740 lembar,
kemudian sesuai SK Kepala Badan Geologi Nomor 1016.K73BGL2014 target output direvisi
menjadi 500 lembar dan tercapai 500 lembar peta. Penurunan output tersebut diakibatkan
diantaranya karena adanya kebijakan pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan yang tidak boleh
diserahkan kepada pihak ketigaoutsourcing. Selain kegiatan interpretasi geologi juga dilakukan
kegiatan survei pemetaan geologi di Kalimantan Selatan
b Peta Geokimia Pemetaan geokimia dilaksanakan secara
sistematik dengan menggunakan peta kerja dengan skala 1:100.000 yang disesuaikan dengan
indeks peta rupa bumi indonesia dan peta geologi. Data-data geokimia yang tersaji dalam bentuk
peta geokimia sangat penting untuk mengetahui kandungan dan sebaran unsur geokimia sebagai
hasil dari erosi batuan di permukaan. Peta
Gambar 5.60 Wilayah Kerja Pemetaan Geokimia T.A. 2014
188
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Geokimia ini diharapkan dapat menjadi data dasar bagi kepentingan eksplorasi sumberdaya mineral
dan sebagai geochemical baseline untuk geologi lingkungan environmental geology.
Pada Tahun 2014, kegiatan ini ditargetkan pada awalnya sebanyak 30 lembar kemudian sesuai SK
Kepala Badan Geologi Nomor 1018.K73BGL2014 target output direvisi menjadi 16 lembar dan
tercapai 15 lembar peta. Sama seperti halnya pada peta Geologi skala 1:50.000, penurunan output
tersebut diakibatkan diantaranya karena adanya kebijakan pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan
yang tidak boleh diserahkan kepada pihak ketiga outsourcing. Dengan lokasi yaitu Kalimantan Barat
Bagian Tengah, Kalimantan Timur, serta wilayah Kalimantan Tengah.
c Peta Geoisika
Survei geoisika udara magnetik dan Radiometri di Indonesia yang dilakukan oleh Pusat Survei
Geologi telah dimulai sejak Tahun Anggaran 2010, pada Tahun Anggaran 2014 ditargetkan
menghasilkan 1 lembar peta, seluas 40 line km berlokasi di Papua Tengah bagian Utara. Namun
pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan ini tidak terlaksana.
d Peta Geologi Kuarter Ketersedian peta geologi kuarter dan peta
geomorfologisangat penting untuk memberikan informasi mengenai dinamika perkembangan
cekungan kuarter dan bentuk lahan yang ada. pada Tahun Anggaran 2014 kegiatan dilakukan di
Pantai Utara Jawa Timur. Mengingat Jalur Pantura merupakan jalur transportasi dan ekonomi yang
penting di Pulau Jawa. Area ini memiliki kepadatan penduduk yang tinggi karena itu perlu mendapat
perhatian mengenai geodinamika pada kurun waktu geologi yang terakhir yaitu Pleistosen akhir
– Holosen. Ditargetkan menghasilkan 3 lembar peta dan
tercapai 3 lembar peta, sebagai berikut : i.
Peta Geologi Kuarter, menghasilkan 2 lembar peta geologi kuarter
Pemetaan geologi kuarter dilakukan di 2 lokasi yaitu di Lembar Babad secara administrasi
terletak pada Kabupaten Lamongan, Jawa Timur dan Lembar Lamongan dan sekitarnya secara
administrasi terletak di provinsi Jawa Timur
Gambar 5.61 Peta Geologi Kuarter Lembar Lamongan dan Sekitarnya
oordinat : 112 15’00’’– 112 30’00’’ T dan 07 00’00 – 07 15’00’’ S. ang
punyai ra –
ana but
Tf kal
nan. asir
apan gS
ah – elain
uga
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
- Lembar Babad skala 1:50.000
- Lembar Lamongan skala 1:50.000
Daerah pemetaan termasuk kabupaten Lamongan dan sebagian kabupaten Gresik, secara geograis
terletak pada koordinat : 112015’00’’– 112030’00’’ T dan 07000’00’’ – 07015’00’’ S.
Endapan kuarter yang terbentuk mempunyai sebaran secara datar kira – kira 60 – 70 ,
dimana dari sebaran tersebut endapan pasang surut Tf dan endapan laut dangkal Sm adalah
yang dominan. Sedangkan endapan pasir pantai B dan endapan rawa bakau MgS terbentuk pada
wilayah – wilayah tertentu. Selain endapan proses laut juga terdapat endapan dataran banjir Fp
dan endapan sungai purba Cp. Endapan dataran banjir Fp tersebar diseluruh permukaan dengan
ketebalan maksimum 8,00 m dts. Endapan kuarter yang terbentuk dibagian tengah diperkirakan
mempunyai ketebalan 16,00 m – 17,00 m, ini diinterpretasikan hingga kedalaman 13,00 m
– 14,00 m adalah endapan laut dangkal Sm. Sehingga pada wilayah tersebut awalnya adalah
merupakan teluk yang menerus hingga Selat Madura. Dengan kedalaman batuan alas Br atau
ketebalan endapan kuarter maka didapat berbagai lingkungan pengendapan dan terjadi perulangan,
sehingga kombinasi lingkungan pengendapan terdiri dari 16 kombinasi. Ini suatu indikasi dari naik
turunnya permukaan laut pada masa lampau. ii.
Peta Geomorfologi, menghasilkan 1 lembar peta geomorfologi
Pada Tahun 2014, Pemetaan Geomorfologi Skala 1:100.000 Dilakukan di Lembar Bojonegoro, Jawa
Timur, Kabupaten Bojonegoro, Tuban, Ngawi dan Nganjuk – Jawa Timur serta Blora – Jawa
Tengah. Maksud pemetaan mengidentiikasi dan menginventarisasi semua data tentang sebaran
kenampakan bentuk lahan yang diakibatkan oleh proses geomorik sebagai data dasar
pengembangan wilayah. e
Peta Patahan Aktif Pemetaan dan penelitian patahan aktif :
menentukan parameter dinamika suatu patahan aktif di daerah rawan bencana gempabumi.
Tujuannya untuk menghitung kuantitatif besaran pengaruh bencana gempabumi dalam suatu
ruang wilayah yang rawan gempabumi KRB dan menentukan potensi resiko.
Pada tahun anggaran 2014, lokasi penelitian yaitu di patahan aktif daerah Denpasar dan Karangasem,
Propinsi Bali, ditargetkan menghasilkan 3 lembar peta dan tercapai 3 lembar peta, yaitu Kegiatan
penelitian dan pemetaan ini menghasilkan satu lembar Peta Seismotektonik Regional P. Bali skala
1:150.000, dua lembar peta seismotektonik semi regional yakni Peta Seismotektonik Patahan
Gambar 5.62 Peta Geomorfologi Lembar Bojonegoro
190
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Aktif Daerah Denpasar, Popinsi Bali dan Peta Seismotektonik Patahan Aktif Daerah Karangasem,
Popinsi Bali skala 1 : 100.000 serta satu lembar peta Lajur Patahan Aktif Pantai Timur Pulau Bali
dengan skala 1 : 100.000. i.
Peta Seismotektonik Regional Pulau Bali Peta seismotektonik Regional Pulau Bali skala
1:150.000, mengandung infomasi tentang stratigai batuanPulau Bali, Struktur geologi
P.Bali, kegempaan pusat gempa, kedalaman, kekutan,dan mekanisme fokal gempa bumi,
penampang tegak kegempaan P. Bali memotong tegak lurus tunjaman dengan aah taa- Selatan, dan
25 lajur seismotektonik di daatan P. Bali aktif dan potensi aktif.
ii. Peta Seismotektonik Regional Pulau Bali
Peta Seismotektonik Patahan Aktif Denpasar dan Peta Seismotektonik Patahan Aktif Karangasem
masing- masing skala 1:100.000, mengandung infomasi tentang stratigai batuanPulau
Bali, Struktur geologi daerah Denpasar dan Karangasem, kegempaan Denpasar dan
Kaangasem pusat gempa, kedalaman, kekutan, dan mekanismefokal gempa bumi, analisis
kinematika patahan aktif utama, penampang bawah pemukaan geolistrik dan georadar patahan
utama, dan laju seismotektonik patahan aktif dan potensial aktif.
• Peta Seismotektonik Patahan Aktif Denpasar,
Provinsi Bali •
Memiliki 16 lajur patahan aktif dan potensi aktif, dengan rincian 11 patahan aktif dan 5
potensial aktif. •
Peta Seismotektonik Patahan Aktif Denpasar, Provinsi Bali
• Memiliki 10 lajur patahan aktif dan potensi
aktif, dengan rincian 5 patahan aktif dan 5 potensial aktif.
f Pemetaan Kebencanaan Geologi
Gempabumi, Tsunami, dan Gerakan tanah merupakan peristiwa alam yang seringkali
membawa bencana dan kerugian yang tidak sedikit, baik berupa harta benda maupun jiwa
manusia. Kondisi alamgeologi Indonesia dengan faktor-faktor penyebab geologi, klimatologi
yang sangat dominan menjadikan beberapa wilayah Indonesia rawan akan bencana alam
Gambar 5.63 Peta Seismotektonik Regional Pulau Bali
satu antai
00. ulau
ulau dung
ulau paan
an,dan
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
Gambar 5.64 Peta Seismotektonik Patahan Aktif Karangasem
Gambar 5 – Peta Seismotektonik Patahan Aktif Denpasar
ktif onik
ing- 000,
ang uktur
dan sar
pa, dan
bumi, han aktif
Gambar 5.65 Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Manokwari
Kinerja ami,
anah am
wa ugian
baik a benda
ia. ogi
or- ogi,
192
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Gambar 5.66 Peta Kawasan Rawan Bencana Tsunami Sumbawa Besar
Gambar 5.67 Peta Kawasan Rawan Bencana Gempabumi Cianjur
Gambar 5.68 Peta Hidrogeologi Indonesia Lembar 1820-Lumbis, P. Kalimantan
hun 2007 etiap
ang ang
kapi ana
aha suai
atan sud
a lain aan
uran unan
unan. atas
ukan anan
aan ana
agai ang
ana ang –
entang
alui a Air
ogi un
elah atan
ogi ala
uh 20
aan uh
6
•
• •
• •
•
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
Tabel 5.74 Capaian Kinerja Pengungkapan Sumber Daya Geologi Tahun 2014 Gambar 5.69 Peta Lembar Manna Pagar alam, Bengkulu
k : •
apan era
• ar
• ager
• •
•
Indikator Kinerja Satuan
Target Realisasi
Capaian Jumlah rekomendasi keprospekan, potensi,
dan status sumber daya panas bumi Rekomendasi
wilayah 28
27 96
Jumlah Rekomendasi keprospekan, potensi, dan status sumber daya batubara dan CBM
Rekomendasi Wilayah
12 10
83 Jumlah Rekomendasi keprospekan, potensi,
dan status sumber daya bitumen padat Rekomendasi
Wilayah 5
5 100
Jumlah Rekomendasi keprospekan, potensi, dan status sumber daya mineral
Rekomendasi Wilayah
21 21
100 Jumlah rekomendasi wilayah
pemanfatanoptimasi nilai tambah potensi sumber daya mineral
Rekomendasi Wilayah
6 6
100
gerakan tanah dan gempabumi. Pemetaan kawasan rawan bencana dapat dilakukakan
daerah yang berpotensi terjadinya bencana jika terjadi gempabumitsunami dan gerakan tanah,
sehingga dapat ditingkatkan kapasitas masyarakat yang tinggal didaerah rawan bencana.
Berdasarkan UU No 24 Tahun 2007 pasal 40 ayat 3 menyebutkan setiap kegiatan pembangunan
yang mempunyai risiko tinggi yang menimbulkan bencana dilengkapi dengan analisis risiko bencana
sebagai bagian dari usaha penanggulangan bencana sesuai dengan kewenangannya. Kegiatan
mitigasi sebagaimana dimaksud pada pasal 47 ayat 2 antara lain dilakukan melalui: a. pelaksanaan
penataan ruang; b. pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur, tata bangunan.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka sangat perlu dilakukan Pemetaan Zona Kerentanan Gerakan
Tanah dan Pemetaan Kawasan Rawan Bencana GempabumiTsunami sebagai dasar dalam
penataan ruang berbasis analisis risiko bencana geologi, sesuai amanat Undang – Undang No 24
tentang Penanggulangan Bencana dan Undang- Undang 26 tentang Penataan Ruang.
Berdasarkan Instruksi Presiden No 4 Tahun 2012 tentang penanggulangan banjir dan tanah
longsor, kementerian ESDM bertugas menyiapkan
194
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
peta rawan longsor dan mensosialisasikan kepada instansi terkait dan masyarakat serta memantau
pergerakan tanah dan memberikan peringatan dini terhadap bahaya tanah longsor.
Tujuan dari pembuatan peta kawasan rawan bencana ini adalah untuk menentukan daerah
rawan bencana geologi , sebagai salah satu langkah mitigasi bencana geologi.
Kegiatan pemetaan KRB gempabumi tahun 2014 dilakukan di Nias – Sumatera Utara, Kab. Cianjur
– Jawa Barat, Sumba – NTT, Pagar Alam - Sumsel dan Cilacap – Jawa Tengah, sedangkan untuk
pemetaan KRB Tsunami meliputi:Sumbawa Besar – NTB, Pantai Selatan Tasikmalaya – Jawa Barat
dan Pantai Utara Bali – Bali. Untuk pemetaan Zona Kerentanan Gerakan Tanah dalam Tahun
Anggaran 2014, dilaksanakanpada enam lokasi meliputi: Kab. Manokwari - Papua, Halmahera
Selatan – Maluku Utara, Kab. Indragiri Hilir – Riau, Kab. Toli-toli – Sulawesi Tengah, Kab. Asahan –
Sumut, Balikpapan – Kalimantan Timur. Badan Geologi melalui Pusat Sumber Daya Air
Tanah dan Geologi Lingkungan pada tahun anggaran 2014, telah melaksanakan kegiatan
pemetaan hidrogeologi bersistem Indonesia skala 1:250.000 diseluruh Indonesia sebanyak 20 lokasi,
danPemetaan Geologi Teknik di seluruh Jawa dan Bali sebanyak 6 lokasi.
Pemetaan Geologi Teknik : •
Lembar Teluk Selapan Kayu Agung, Sumatera Selatan;
• Lembar Manna Pagar Alam, Bengkulu;
• Lembar Lombok Pager Dewa, Sumatera
Selatan; •
Lembar Pendopo, Sumatera Selatan; •
Lembar Lubuk Linggau, Sumatera Selatan; •
Lembar Argamakmur, Bengkulu;
2. Jumlah Wilayah Keprospekan, potensi, dan
status sumber daya geologi Panas Bumi, Batubara, shale gas, Bitumen Padat, dan
Mineral
Capaian kinerja Rekomendasi Keprospekan potensi sumber daya geologi tercapai 69 Rekomendasi
wilayah, yang mencakup: 27 wilayah keprospekan potensi panas bumi, 15 wilayah keprospekan
potensi energi fosil batubara, gambut, CBM dan bitumen padat dan 21 wilayah keprospekan
potensi mineral serta 6 wilayah keprospekan optimasi nilai tambah dan pemanfatan potensi
sumber daya mineral, yang secara rinci dapat disajikan pada tabel dibawah ini.
a. Rekomendasi Keprospekan, Potensi dan Status
Sumber Daya Panas Bumi
Hasil penyelidikan dan eksplorasi sumber daya energi panas bumi tahun 2014, tercapai 27
Gambar 5.70 Diagram Perbandingan Peningkatan Status Potensi dan Penambahan Daerah Prospek
Panas Bumi Baru Tahun 2009 - 2014
endasi wah
dan voar
4 ayah
data umi
an aliran endasi
atan data
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
rekomendasi wilayah keprospekan potensi panas bumi 96, dengan penambahan lokasi
panas bumi baru: yaitu terdiri dari 8 rekomendasi wilayah keprospekan sumber daya baru yang
menghasilkan rekomendasi sumberdaya spekulatif, dari hasil 4 lokasi survei pendahuluan
geologi dan geokimia;9 rekomendasi peningkatan status sumber daya spekulatif menjadi sumberdaya
hipotetik; 7 rekomendasi peningkatan data bawah permukaan dan karakteristik reservoar panas
bumi, 4 rekomendasi wilayah peningkatan data karakteristik panas bumi hasil penelitian aliran
panas; 2 rekomendasi wilayah peningkatan kualitas data keprospekan panas bumi hasil survei
pengeboran landaian suhu dalam panas bumi. Gambaran perbandingan penambahan daerah
baru panas bumi dan peningkatan status tahun 2009 – 2014 dapat dijelaskan pada gambar
dibawah ini: Berdasarkan Capaian kinerja penyelidikan sumber
daya panas bumi diatas, maka diperoleh keluaran output peningkatan status Tahapan Penyelidikan
Sumber daya panas bumi 2014, yaitu pada tahapan survei terpadurinci permukaan telah
mencapai 126 lokasi 40, seperti yang disajikan pada gambar dibawah ini.
Hasil Outcome rekomendasi wilayah keprospekan sumber daya panas bumi, yakni diperoleh hasil
pemuktahiran data dan neraca sumber daya
Gambar 5.71 Status Tahapan Penyelidikan Potensi Panas Bumi Status 2014
Tabel 5.74 Status Potensi Panas Bumi Tahun 2014 Awal Desember
gambar dibawah ini.
Pendahuluan Awal Pendahuluan
Rinci Landaian Suhu Siap Dikembangkan
Terpasang
196
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Gambar 5.73 Diagram Sumber Daya Batubara hasil Penyelidikan Tahun 2012-2014 Gambar 5.72 Diagram Perbandingan Status Potensi dan Penambahan Daerah Keprospekan Panas
Bumi Baru Tahun 2008-2013
Tabel 5.75 Perkembangan Status Potensi Energi Panas Bumi Tahun 2010 – 2014 Tahun
jumlah lokasi spekulatif
hipotetis terduga
mungkin terbukti total potensi Mwe
2010
276 8780
4391 12756
823 2288
29038
2011
285 8231
4964 12909
823 2288
29215
2012
299 7247
4886 13373
823 2288
28617
2013
312 7377
4973 13449
823 2288
28910
2014
320 7326
5217 13413
823 2288
29067
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
Gambar 5.76 Diagram Sumber Daya Batubara hasil Penyelidikan Tahun 2012-2014
energi panas bumi sampai dengan pada Desember tahun 2014, maka status potensi energi panas
bumi tahun 2014: total potensi 29.067 Mwe, total sumber daya sebesar 12.543 Mwe dan cadangan
16.524 Mwe, terdapat penambahan 8 lokasi potensi panas bumi Indonesia, dari 312 lokasi
pada tahun 2013 menjadi 320 lokasi di tahun 2014 dapat disajikan pada Tabel 5.74.
Perkembangan peningkatan status potensi panasbumi tahun 2010 – 2014 dapat dijelaskan
pada Tabel dan diagram dibawah ini.
b. Rekomendasi Keprospekan, Potensi dan Status Sumber Daya Batubara dan CBM