Biodiesel content laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah kementerian esdm tahun 2014

64 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Sedangkan untuk PSO, sarfas ditargetkan selesai pada pertengahan 2015 untuk TBBM Plumpang Jakarta, Surabaya, dan Ujung Berung Jabar dengan pertimbangan volume distribusi yang dapat ditampung oleh ketiga TBBM tersebut mencapai 70 dari total volume pemakaian gasoline di seluruh wilayah Indonesia.

h. Biodiesel

Target produksi biodiesel tahun 2014 ditetapkan sebesar 4.020.000 Kl, dengan realisasi sebesar 3.323.984 Kl atau capaian kinerja sebesar 82.69. Jumlah produksi biodiesel untuk kebutuhan dalam negeri sebesar 1.629.262 Kl dan produksi biodiesel untuk kebutuhan ekspor sebesar 1.417.458 Kl. Target terdiri dari pemanfaatan biodiesel oleh PT. Pertamina baik untuk BBM PSO maupun BBM Non PSO; BU BBM selain PT. Pertamina; PT. PLN; pengguna langsung serta kebutuhan ekspor. Pemanfaatan biodiesel oleh PT. Pertamina berpengaruh signiikan pada realisasi pemanfaatan biodiesel karena memiliki porsi yang besar dari total pemanfaatan. Belum tercapainya target dikarenakan kurangnya infrastruktur terkait dengan distribusi BBN di Pertamina untuk produksi biodiesel. Infrastruktur untuk pencampuran B10 di Indonesia Timur masih terbatas. Secara umum sarana dan prasarana pendistribusian biosolar milik Pertamina telah siap pada triwulan IV tahun 2014, termasuk di wilayah Kalimantan telah siap pada Oktober 2014; Sulawesi pada November 2014; serta Maluku dan Papua pada Desember 2014. Biodiesel adalah bahan bakar mesin diesel yang terbuat dari sumberdaya hayati yang berupa minyak lemak nabati atau lemak hewani. Biodiesel telah banyak digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar. Bahan baku biodiesel yang dikembangkan bergantung pada sumber daya alam yang dimiliki suatu negara, Indonesia mempunyai banyak sekali tanaman penghasil minyak lemak nabati, diantaranya adalah kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, jarak, nyamplung, kemiri sunan dan lain-lain. Saat ini, bahan baku biodiesel yang digunakan adalah kelapa ● Ditjen EBTKE 4.779 M3 dari biogas digester ● URAIAN SATUAN REALISASI 2010 2011 2012 2013 2014 Biodiesel KL 358.812 700.000 1.031.901 3.323.984 Tabel 5.5. Perbandingan Realisasi Produksi Biodiesel Tahun 2010-2014 Gambar. 5.6 Bahan Baku Biodiesel Untuk Kesejahteraan Rakyat AK UNT ABILIT AS KINERJA sawit. Kendala lain yang dihadapi antara lain : • Keterlambatan pelaksanaan tender pengadaan BBN oleh Pertamina yang menyebabkan tertundanya pelaksanaan penyaluran biodiesel terutama untuk penyaluran di wilayah timur Indonesia. • Masih adanya penolakan dari pihak pengguna karena tidak ada jaminan dari OEM • Ketersediaan infrastruktur penyimpanan maupun blending yang masih terbatas khususnya untuk BU BBM selain Pertamina. • Ketersediaan pasokan biodiesel di seluruh wilayah khususnya wilayah Indonesia Timur yang belum merata sehingga menimbulkan biaya angkut yang besar. • Kendala pemenuhan kebutuhan biodiesel dalam jumlah kecil namun berlokasi jauh dari produsen biodiesel. Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti segera diantaranya sinkronisasi kesiapan implementasi biodiesel di atas 20 pada pembangkit listrik antara pihak PLN dengan Pertamina, juga monitoring penyiapan sarfas penyimpanan dan blending oleh BU BBM terutama Pertamina selaku BU BBM yang memegang peranan terpenting dalam implementasi program mandatori BBN

i. Biogas