52
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
instansi, Kementerian ESDM berkewajiban untuk mencapai target sesuai dengan rencana kinerja
yang telah ditetapkan pada awal tahun 2014. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan maupun kegagalan
dalam pencapaian rencana kinerja dan sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja, maka diperlukan suatu
gambaran tentang capaian-capaian kinerja tersebut. Di bawah ini diuraikan hasil capaian kinerja Kementerian
ESDM dari Penetapan Kinerja yang telah diperjanjikan pada tahun 2014.
5.2. Capaian Indikator Kinerja Utama
Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2013 tentang Indikator Kinerja Utama Kementerian
ESDM, berikut adalah Capaian Kinerja Utama Kementerian ESDM Tahun 2014.
Akuntabilitas Kinerja
5.1. Gambaran Umum Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2014
Salah satu fondasi utama dalam menerapkan manajemen kinerja adalah pengukuran kinerja
dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas
dengan melakukan klariikasi output dan outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk memudahkan
terwujudnya organisasi yang akuntabel. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara
kinerja yang seharusnya terjadi dengan kinerja yang diharapkan. Pengukuran kinerja dilakukan
secara berkala triwulan dan tahunan. Pengukuran dan pembandingan kinerja menggambarkan
posisi kinerja instansi pemerintah. Sebagai bentuk pertanggungjawaban dan akuntabilitas kinerja
Gambar 5.1 – Gambaran Tahapan Laporan Kinerja
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
Tabel 5.1 – Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2014
No Uraian
Satuan Target
Realisasi 2014
Realisasi 2013
Capaian
1. Jumlah penerimaan negara di sektor
energi dan sumber daya mineral terhadap target APBN
Triliun Rp 326,87
357,50 447,87
109,37
2. Jumlah realisasi investasi di sektor energi
dan sumber daya mineral Milyar
US 38,44
33,06 27,82
86,00 3.
Jumlah Kontrak Kerja Sama di sektor energi dan sumber daya mineral yang
telah ditawarkan dan ditandatangani: a. Penawaran WK Migas Konvensional
WK 15
13 18
86,66 b.
Penandatanganan KKS Migas Konvensional
KKS 15
7 13
46,66 c.
Penawaran WK Non Konvensional WK
10 6
2 60,00
d. Penandatanganan KKS Non
Konvensional KKS
10 2
e. WK Pertambangan Panas Bumi yang
telah dilelang WKP
2 4.
Jumlah produksi : a.
Minyak bumi MBOPD
804 793,57
825 97,01
b. Gas bumi
MBOEPD 1.224
1221 1.441
99,75 c.
Batubara Juta Ton
421 458
421 108,78
d. Mineral
Ribu Ton 825,5
586,3 707,7
71,02 e.
Listrik MW
48.635 48.274
47.128 99,26
f. Uap panas bumi
Juta Ton 80
73,59 69,3
91,98 g.
Bioetanol Kilo Liter
164.800 h.
Biodiesel Kilo Liter
4.020.000 3.323.984 1.031.901 82,68
i. Biogas
M
3
hari 63.000
79.547 44.180
126,26 5
Pengurangan Volume Subsidi: a. BBM
Ribu KL 46.000
46.790 46.250
101,04 b. LPG 3kg
Juta MT 5,01
4,99 4,40
99,60 c.
Listrik Triliun Rp
85,75 80,02
89,59 107,16
54
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
6 Persentase pemanfaatan produk di sektor
energi dan sumber daya mineral : a.
Persentase pemanfaatan hasil produksi minyak bumi domestik yang
diolah menjadi LPG, BBM, dan hasil olahannya
65 51,33
b. Persentase pemanfaatan produksi gas
untuk kebutuhan domestik 50
54 47,5
108,00 c.
Persentase hasil pemanfaatan mineral dan batubara untuk kebutuhan
domestik 61
76 72,07
124,59
d. Persentase pemanfaatan BBN pada
BBM Transportasi 10
7,5 10
75,00 e.
Rasio Elektrifikasi 81,51
84,12 80,51
103,20 f.
Penurunan Intensitas Energi SBM
Milyar Rp 5,05
11,5 1,55
227,7 7
Persentase peningkatan pemberdayaan kapasitas nasional:
a. Persentase Jumlah Tenaga Kerja Nasional di sektor energi dan sumber
daya mineral terhadap Tenaga Kerja di sektor energi dan sumber daya
mineral 95,5
95,8 98,91
100,31
b. Persentase penggunaan barang dan jasa produksi dalam negeri dalam
pembangunan di sektor energi dan 55
40,44 61,25
73,52 sumber daya mineral
8 Persentase kemampuan pasokan energi
BBM dalam negeri 50
51,33 9
Persentase peningkatan peran sektor sektor energi dan sumber daya mineral
dalam pembangunan daerah : a.
Jumlah Dana Bagi Hasil Rp Triliun
34,73 53,59
57,42 154,30
b. Jumlah Pengembangan
Pemberdayaan Masyarakat Community Development
Rp Miliar 2.503,7
2.667,6 1.688,18
106,55
c. Jumlah Desa Mandiri Energi berbasis
BBN dan Non-BBN DME
50 51
55 102
d. Jumlah rekomendasi wilayah kerja
Rekomen dasi
35 35
40 100
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing indikator kinerja utama Kementerian ESDM tahun 2013.
1. Persentase penerimaan negara Sektor Energi
dan Sumber Daya Mineral terhadap target APBN
Pada tahun 2014, realisasi penerimaan sektor ESDM mencapai Rp. 357,5 triliun. Penerimaan
sektor ESDM tersebut menurun bila dibandingkan dengan capaian tahun 2013 yang sebesar
Rp. 447,87 triliun. Penurunan ini diantaranya disebabkan karena realisasi lifting minyak bumi
yang tidak mencapai target. Penerimaan negara subsektor migas dipengaruhi
oleh realisasi lifting migas, harga minyak mentah Indonesia ICP dan nilai tukar rupiah kurs.
Walaupun realisasi lifting migas sebesar 793 MBOPD tidak mencapai target yang ditetapkan
dalam APBNP 97 dari asumsi dasar APBNP sebesar 818 MBOPD, dan harga rata-rata minyak
mentah Indonesia ICP periode Desember 2013-November 2014 adalah US100,48barel
96 dari asumsi dasar APBNP sebesar US105 barel namun karena terjadi perubahan kurs maka
realisasi penerimaan negara menjadi 102 dari yang ditetapkan dalam APBNP 2014.
Sedangkan realisasi penerimaan sub sektor Energi Baru Terbarukan sebesar Rp. 755,51 miliar melebihi
target dari Rp. 579 miliar sehingga capaian realisasi PNBP sub sektor EBTKE sebesar 130. Penerimaan
Negara sub sektor EBTKE lebih didominasi oleh Wilayah Kerja Panas Bumi WKP eksisting dan
baru berupa pembayaran land rent. Sampai dengan akhir Desember 2014, realisasi
Penerimaan Negara Bukan Pajak dari subsektor Minerba sebesar Rp 35,4 Triliun atau 89,14 dari
target APBN 2014 untuk PNBP sebesar Rp 39,6 Triliun. Akan tetapi jika dibandingkan dengan
capaian tahun 2013 yang hanya mencapai Rp. 28,5 triliun, capaian realisasi PNBP sub sektor Minerba
tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar sekitar Rp. 7 triliun.
2. Jumlah investasi Sektor Energi dan Sumber
Daya Mineral.
Total investasi sektor ESDM pada tahun 2014 mencapai US 33,06 miliar, realisasi investasi ini masih
dibawah target yang diharapkan yaitu sebesar US 38,44 miliar. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan
investasi tahun 2013 sebesar US 27,82 juta, terdapat peningkatan investasi sebesar sebesar 18,83.
Realisasi investasi minyak dan gas bumi di tahun 2014 sebesar US 20,72 miliar berasal dari sektor hulu
sebesar US 19,38 miliar nilai tersebut didapat dari expenditure KKKS Produksi dan KKKS Non Produksi,
sedangkan dari sektor hilir sebesar US 1,35 miliar yang berasal dari investasi dibidang pengangkutan
dan penyimpanan darat dan laut serta sektor-sektor niaga yang tumbuh, disamping itu juga terdapat
e. Jumlah wilayah yang teraliri jaringan
gas untuk rumah tangga Wilayah
5 5
4 100
f. Jumlah wilayah yang terbangun
fasilitas dan pemanfaatan gas untuk transportasi
Lokasi 1
1 3
100
10 Persentase pemanfaatan energi Non
BBM dalam rangka diversifikasi energi : a.
Pangsa Gas Bumi 24,30
22,95 23,58
94,44 b.
Pangsa Batubara 56,90
56,12 51,61
98,63 c.
Pangsa Panas Bumi 5,40
4,62 4,45
85,55 d.
Pangsa Tenaga Air 3,62
6,54 7,68
180,66 e.
Pangsa Bio Energi 0,08
0,07 0,15
87,50
56
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
pengembangan jaringan distribusi PGN di Semarang, Jawa Bagian Barat, Sumatera Tengah, Jawa Bagian
Timur, Penyelesaian dan Pembangunan Terminal Penerima LNG dan Mini LPG, Pembangunan Pipa
Kepodang – Tambak Lorok dll. Sementara bidang ketenagalistrikan, tidak tercapainya
rencana investasi tahun 2011 disebabkan oleh terkendalanya penyelesaian Proyek 10.000 MW Tahap
I dan Tahap II yang tidak sesuai jadwal akibat adanya permasalahan-permasalahan seperti pengadaan
lahan, perizinan daerah, dan kendala teknis pembangkit, dan terlambatnya penerbitan DIPA SLA.
Target investasi yang dicanangkan tahun 2014 sub sektor mineral dan batubara sebesar USD 5,126.25
juta, sampai dengan akhir Desember Tahun 2014 didapatkan bahwa nilai investasi sub sektor mineral
dan batubara sebesar USD 7,429.87 juta, dengan kata lain investasi sub sektor mineral dan batubara
mengalami peningkatan sebesar 144,93 dari target yang dicanangkan. Adapun nilai investasi yang
didapatkan berasal dari rekapitulasi investasi KK, PKP2B, IUP BUMN diantaranya PT Timah, PT Bukit
Asam Persero Tbk dan PT Antam, Tbk serta Ijin Usaha Jasa Pertambangan IUJP dan Surat Keterangan
Terdaftar SKT. Pencapaian sasaran strategis Meningkatnya Investasi
di Sub Sektor Mineral dan Batubara yang melebihi target pada tahun 2014 dikarenakan iklim investasi
kondusif dan promosi investasi melalui kegiatan kerjasama bilateral, regional maupun multilateral
baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan harapan sehingga mendatangkan investor-investor
asing untuk berinvestasi di Indonesia, terlebih dengan kebijakan UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara yang menekankan kegiatan peningkatan nilai tambah melalui pengolahan dan
pemurnian dalam negeri.
3. Jumlah Kontrak Kerja Sama Sektor Energi dan
Sumber Daya Mineral yang telah ditawarkan dan ditanda tangani.
a. Penawaran Wilayah Kerja Migas