Penawaran Wilayah Kerja Migas Non Penandatanganan Wilayah Kerja Migas Non Konvensional Wilayah Kerja Panas Bumi Yang Telah

Untuk Kesejahteraan Rakyat AK UNT ABILIT AS KINERJA identik dengan konsep deep water, frontier area dimana dalam pengusahaannya membutuhkan modal, teknologi, dan resiko yang lebih besar daripada di daerah Barat, sementara ketersediaan data pada daerah Timur masih relatif terbatas.

c. Penawaran Wilayah Kerja Migas Non

Konvensional Shale gas adalah gas yang diperoleh dari serpihan batuan shale atau tempat terbentuknya gas bumi. Potensi shale gas Indonesia diperkirakan sekitar 574 TSCF. Lebih besar jika dibandingkan Gas Methana Batubara GMB yang sekitar 453,3 TSCF dan gas bumi 334,5 TSCF. Hingga saat ini, telah ditandatangani satu kontrak kerja sama perdana wilayah kerja migas non konvensional. Berdasarkan hasil identiikasi yang dilakukan pemerintah, hingga saat ini terdapat 7 cekungan di Indonesia yang mengandung shale gas dan 1 berbentuk klasafet formation. Cekungan terbanyak berada di Sumatera yaitu berjumlah 3 cekungan, seperti Baong Shale, Telisa Shale dan Gumai Shale. Sedangkan di Pulau Jawa dan Kalimantan, shale gas masing-masing berada di 2 cekungan. Di Papua, berbentuk klasafet formation. Pengembangan shale gas diatur dalam Peraturan menteri ESDM Nomor 05 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Dan Penawaran Wilayah Kerja Minyak Dan Gas Bumi Non Konvensional.

d. Penandatanganan Wilayah Kerja Migas Non Konvensional

Dari target 10 Wilayah Kerja WK Migas Non Konvensional, sampai dengan akhir tahun 2014 tidak ada satu WK pun yang ditandatangani. Kendala yang menjadi penghambat pencapaian target Indikator Kinerja terkait pendandatanganan wilayah kerja migas non konvensional antara lain adalah: • Terdapat beberapa WK yang ditawarkan tidak diminati oleh para investor; • Terdapat calon investor yang tidak memenuhi kriteria penawaran WK; • Terdapat usulan dari asosiasi tentang kemungkinan perubahan bentuk Kontrak Migas Non Konvensional; • Kompleksitas dalam kegiatan perngusahaan teruatama dari sisi teknis operasional dan keekonomian sehngga memperngaruhi internal perusahaan; • Makin terbatasnya daerah-daerah yang prospek untuk dikembanghkan sebagai WK Migas Non Konvensional.

e. Wilayah Kerja Panas Bumi Yang Telah

Dilelang Pada Tahun 2014, direncanakan untuk dilakukan lelang terhadap 2 WKP yaitu WKP Danau Ranau dan WKP Gunung Lawu. Namun sampai dengan akhir Tahun 2014, Pemerintah Pusat belum dapat melaksanakan lelang WKP Panas Bumi. Hal ini disebabkan pelaksanaan lelang WKP harus menunggu penyelesaian Peraturan Pemerintah tentang Pemanfaatan Tidak Langsung sebagaimana amanat UU No. 21 Tahun 2014 yang baru selesai diundangkan pada 17 September 2014. • • • • • Penetapan WKP panas bumi merupakan wewenang pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Uraian Realisasi Jumlah WKP yg ditetapkan secara kumulatif 2011 2012 2013 2014 Jumlah WKP Panas Bumi 50 58 58 67 60 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Penetapan WKP panas bumi merupakan wewenang pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Sedangkan kewenangan pemberi perizinan tergantung dari letak di mana WKP tersebut berada. Pada tahun 2011 WKP yang ditetapkan 50 WKP, sedangkan tahun 2012 ditetapkan 8 WK, jadi Total Akumulasi sampai dengan tahun 2012 terdapat 58 WKP, Sedangkan pada tahun 2013 realisasi 0 WKP, jadi total Akumulasi WKP sampai dengan tahun 2013 adalah 58 WKP. Pada tahun 2014 terdapat 11 WKP baru yang ditetapkan, yaitu: WKP Songgoriti, WKP Gunung Gede Pangrango, WKP Gunung Wilis, WKP Hamiding, WKP Telaga Ranu, WKP Graho Nyabu, WKP Gunung Pandan, WKP Gunung Arjuno Welirang, WKP Talang Kili, WKP Gunung Geureundong, dan WKP Gunung Galunggung. WKP Gunung Talang dan WKP Bukit Kili merupakan WKP yang telah ditetapkan pada tahun-tahun sebelumnya, lalu dikembalikan kepada Pemerintah dan ditetapkan kembali menjadi WKP dengan nama WKP Talang Kili. WKP Gunung Geureundong, dan WKP Gunung Galunggung telah ditetapkan oleh Menteri ESDM pada tanggal 29 Desember 2014, sehingga jumlah WKP yang ditetapkan oleh Pemerintah secara kumulatif hingga Triwulan IV tahun 2014 adalah 67 WKP.

4. Jumlah Produksi Sektor ESDM

a. Minyak Bumi