Penandatanganan Wilayah Kerja Migas Konvensional

Untuk Kesejahteraan Rakyat AK UNT ABILIT AS KINERJA tahun, ditawarkan 2 dua kali putaran lelang Wilayah Kerja Baru baik melalui lelang Reguler durasi 4 bulan maupun lelang Wilayah Kerja Penawaran Langsung durasi 1,5 bulan hal ini dimaksudkan dalam rangka antara lain: • Menjamin keberlangsungan kegiatan eksplorasi yang berkesinambungan dalam usaha penemuan cadangan baru • Penyiapan wilayah-wilayah kerja baru secara berkesinambungan untuk mendukung investasi bidang hulu. Namun demikian, pada tahun 2014 Pemerintah hanya melaksanakan 1 satu kali Petroleum Bidding Round dengan jumlah penawaran sebanyak 13 wilayah kerja migas konvensional yang terdiri dari 5 lima wilayah kerja yang ditawarkan melalui lelang reguler dan 8 delapan wilayah kerja yang ditawarkan melalui penawaran langsung. Wilayah kerja migas yang ditawarkan melalui penawaran langsung tahap I 2014 dimaksud adalah: 1. Blok Ofshore North Central Java; 2. Blok Kuala Kurun; 3. Blok Garung; 4. Blok Ofshore Pulau Moa Selatan; 5. Blok Dolok; 6. Blok South East Papua 7. Blok Abar; 8. Blok Anggursi Sedangkan wilayah kerja migas yang ditawarkan melalui tender reguler adalah: 1. Blok North Madura II; 2. Blok Yamdena; 3. Blok South Aru II; 4. Blok Aru Trough I; 5. Blok Aru Trough II;

b. Penandatanganan Wilayah Kerja Migas Konvensional

Pada tahun 2014, kontrak kerjasama migas kovensional yang telah ditandatangani merupakan hasil dari penawaran wilayah kerja migas putaran I tahun 2013 dan berjumlah sebanyak 6 KKS dan terdapat 1 satu KKS yang merupakan hasil penandatangan wilayah kerja dari hasil penyisihan carve out Blok Cepu yang dikelola oleh Exxon Mobil Cepu Ltd, yang selanjutnya di kelola oleh Pertamina melalui skema penunjukan langsung sesuai dengan Permen ESDM 03 Tahun 2008 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengembalian Bagian WK yang Tidak Dimanfaatkan oleh KKKS Dalam Rangka Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi, pada pasal 2 yaitu dalam hal kontraktor tidak mengembangkan penemuan lapangan atau mengusahakan kembali lapangan yang pernah diproduksikan maka dapat mengajukan usulan pengembalian lapangan untuk dikelola Badan Usaha lain. Adapun KKS yang ditandatangani tersebut, terdiri dari: 1. Blok Palmerah Baru; 2. Blok Sakti; 3. Blok North Madura VI; 4. Blok Anugerah; 5. Blok East Bontang; 6. Blok Bengara II; 7. lok Alas Dara Kemuning Sedangkan hasil penawaran wilayah kerja migas konvensional putaran I tahun 2014 rencananya akan ditandatangani pada bulan Maret 2015. Pencapaian realisasi penawaran dan penandatanganan wilayah kerja migas konvensional sebanyak 13 dan 7 masih relatif kecil dibandingkan dengan target capaiannya yaitu 20 dan 15 atau hanya teralisasi sebesar ¬+ 65,0 dan 46,7. Hal ini dikarenakan karena adanya pergantian pimpinan di lingkungan Kementerian ESDM dan Ditjen Migas, meskipun proses lelang tahun 2014 sudah selesai di laksanakan. Kegiatan survei seismik 2 D pada tahun sebelum-sebelumnya merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Ditjen Migas melalui penganggaran DIPA. Namun pada tahun 2014, kegiatan survei seismik 2D tidak lagi dilaksanakan oleh Ditjen Migas berdasarkan hasil review Itjen KESDM pada tanggal 22 Juli 2013, dan selanjutnya dialihkan ke Badan Geologi KESDM. 58 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kendala-kendala eksternal yang tak kalah pentingnya adalah disebabkan karena adanya tumpang tindih lahan dengan kawasan kehutanan, permukiman, dan infrastruktur. Selain itu, terdapat kendala eksternal lain yang menjadi faktor penghambat masuknya investor bidang migas ke Indonesia yaitu masalah perpajakan, diantaranya adalah: 1. Pajak Bumi dan Bangunan Migas Masa Eksplorasi; 2. Pengenaan PPN dan Pemungutan Pph atas alokasi biaya fasilitas bersama; 3. Pengenaan PPN dan Pph atas pembebanan biaya dari kantor pusat Parent Company Overhead; 4. Pengenaan bea masuk dan pajak impor barang operasi migas. Diantara beberapa kendala perpajakan tersebut, PBB migas menjadi isu terseksi yang menjadi perhatian kontraktor, hal ini dikarenakan jumlah yang dibayarkan oleh KKKS tiap tahun dalam jumlah relatif besar kasus 2012 dan 2013 bahkan besaran terutang PBB Migas melebihi besaran komitmen eksplorasi selama 3 tahun pertama. Para kontraktor beranggapan bahwa seluruh aset dan produksi migas sampai titik serah dimiliki penuh oleh pemerintah, sehingga diharapkan PBB Migas Masa Eksplorasi dapat dibebaskan sampai dengan persetujuan POD I oleh Menteri ESDM. Pembahasan- pembahasan telah dilaksanakan antara KESDM dan Kemenkeu serta SKK Migas untuk mencari formula terbaik dalam pengenaan PBB Migas Masa Eksplorasi ini, hingga pada tanggal 18 Desember 2014 telah mencapai titik temu dimana Kemenkeu melalui Ditjen Pajak memberikan fasilitas pengurangan PBB Migas untuk tubuh bumi sebesar 100, meskipun untuk objek pormukaan bumi masih tetap dikenakan sebatas pada area yang secara nyata dimanfaatkan. Berdasarkan kebijakan ini, Kemenkeu menetapkan Peraturan Menteri keuangan Nomor 267 PMK.0112014 tanggal 31 Desember 2014 tentang Pengurangan PBB Migas Pada tahap eksplorasi. Diharapkan dengan penetapan PMK tersebut, dapat mendorong kembali kegiatan eksplorasi migas dalam mencari dan menemukan cadangan migas nasional. Selain itu, faktor lainnya adalah arah kegiatan eksplorasi migas saat ini adalah “shifting from west to east” dimana karakteristik eksplorasi migas di Indonesia bagian Timur Gambar 5.2 Graik Signature Bonus Untuk Kesejahteraan Rakyat AK UNT ABILIT AS KINERJA identik dengan konsep deep water, frontier area dimana dalam pengusahaannya membutuhkan modal, teknologi, dan resiko yang lebih besar daripada di daerah Barat, sementara ketersediaan data pada daerah Timur masih relatif terbatas.

c. Penawaran Wilayah Kerja Migas Non