44
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
2001, yaitu mendukung dan menumbuh-kembangkan kemampuan nasional, menciptakan lapangan kerja,
untuk lebih mampu bersaing di tingkat nasional, regional dan internasional, maka telah didukung
dengan berbagai peraturan pelaksanaan dalam upaya mencapai sasaran Peningkatan Kapasitas Migas
Nasional pada tahun 2025, diantaranya adalah: •
Operatorship 50 oleh perusahaan nasional. •
Penggunaan barang dan jasa nasional sebesar 91
• Penggunaan sumber daya manusia SDM
Nasional sebesar 99
c. Kebijakan Peningkatan Nilai Tambah
Pertambangan
Kebijakan peningkatan nilai tambah terbagi menjadi peningkatan local content dan peningkatan nilai
tambah pertambangan. Oleh karena itu Kementerian ESDM telah menerbitkan Permen ESDM nomor
7 tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian
dan Permen ESDM nomor 11 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor 7 tahun 2012. Upaya optimalisasi dan peningkatan pemanfaatan barang
dan peralatan produk dalam negeri local content untuk mendukung usaha pertambangan perlu
mendapatkan perhatian yang lebih serius dari semua pihak, hal ini akan sejalan dengan amanat UU No. 4
tahun 2009 dan direktif Presiden. Pemerintah terus mendorong upaya peningkatan kandungan lokal di
dalam kegiatan pertambangan, karena hal ini akan dapat mendorong perekonomian nasional. Di dalam
kegiatan ini, khususnya di dalam sektor pertambangan yang ditekankan adalah pembelian di dalam negeri
local expenditure terhadap kebutuhan pelaksanaan kegiatan pertambangan.
d. Kebijakan Peningkatan Investasi
Dalam rangka peningkatan daya saing investasi di sub sektor migas antara lain, dilakukan:
• Geological Prospek, untuk peningkatan investasi
migas, yaitu dengan Meningkatkan kegiatan survei GG dan survei umum di wilayah terbuka
untuk mendorong pembukaan wilayah kerja baru; Peningkatan kualitas dan transparansi di dalam
mengakses data dan informasi pada kegiatan usaha migas untuk mendukung penawaran
Wilayah Kerja Migas; Penerbitan Permen ESDM No. 03 Tahun 2008 tentang Pedoman dan
Tata Cara Pengembalian Wilayah Kerja Yang Tidak Dimanfaatkan Oleh KKKS Dalam Rangka
Peningkatan Produksi Migas; Menerbitkan Permen ESDM No. 036 Tahun 2008 tentang Pengusahaan
Gas Metana Batubara •
Infrastruktur migas. Sesuai UU No.22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, memberikan
peluang yang terbuka bagi swasta untuk melakukan kegiatan usaha hilir migas; Menyusun
Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional; Menerbitkan peraturan-
peraturan percepatan penyediaan infrastruktur seperti Perpres No. 42 Tahun 2005 dan Perpres No.
67 Tahun 2005. •
Regulatory Framework. Untuk mengatasi perbedaan penafsiran Pasal 31 UU 22 tahun 2001
tersebut dikeluarkan Peraturan Menteri Keuangan PMK nomor 177,178, dan 179. Sehingga sejalan
dengan investasi di kegiatan Hulu Migas yang memerlukan kepastian investasi jangka panjang ;
Permen ESDM No. 008 Tahun 2005 tentang Insentif Pengembangan Lapangan Minyak Bumi Marginal
; Menerbitkan Permen ESDM No. 01 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengusahaan Minyak Bumi
pada Sumur Tua. •
Di sub sektor ketenagalistrikan, kebijakan investasi diprioritaskan untuk mendorong peningkatan
peran swasta, peningkatan dan pemanfaatan teknologi dalam negeri, serta pemanfatan
renewable energy dan energi setempat. Untuk itu Pemerintah terus berusaha menyempurnakan
produk-produk regulasi yang mendorong investasi.
• Pada sub sektor Mineral, Batubara dan
Panas Bumi sesuai dengan Undang Undang nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara mengamanatkan untuk memprioritaskan kepentingan bangsa pasal 2,
namun juga mendukung pembangunan nasional melalui pengembangan mineral dan batubara.
Pada intinya UU Minerba mendorong partisipasi pemerintah dan swasta untuk tercapainya
peningkatan investasi baik di sisi hulu maupun hilir. Beberapa peluang investasi dalam UU Minerba
diantaranya: Peningkatan investasi terhadap existing KK, PKP2B dan IUP dulu KP baik dari sisi
proses penambangan ataupun terhadap adanya kewajiban pengolahan; Peningkatan investasi
Untuk Kesejahteraan Rakyat
RENCANA KINERJA
terhadap IUP baru melalui pelelangan ataupun IUPK; Peningkatan investasi terhadap upaya
nilai tambah pertambangan local content, local expenditure, dan pengolahan; dan Peningkatan
investasi terhadap berkembangnya usaha jasa. Untuk pemenuhan kebutuhan energi dan mineral serta
untuk mencapai sasaran yang diinginkan, beberap a
strategi di Sektor ESDM, antara lain: 1.
Sub sektor Migas. Untuk pemenuhan kebutuhan
migas dan mineral serta untuk mencapai sasaran yang diinginkan, beberapa strategi di sub sektor
migas antara lain: Mempertahankan produksi migas; Pengaturan penggunaan Domestic
Market Obligation DMO Minyak Bumi; dan Pengembangan cadangan strategis minyak bumi.
Pemerintah akan melakukan pengaturan mengenai cadangan strategis minyak bumi yang
meliputi lokasi, pembiayaan, pengelolaan, jumlah dan sumber minyak bumi. Cadangan strategis ini
meliputi cadangan minyak mentah untuk pasokan kilang dan cadangan penyangga BBM yang akan
memanfaatkan tangki minyak yang ada sesuai dengan rencana pengembangan infrastruktur
migas dan mendorong peran swasta untuk berpartisipasi.
2. Sub sektor Ketenagalistrikan. Untuk memenuhi
kebutuhan tenaga listrik dan mencapai sasaran yang diinginkan, maka Pemerintah mengambil langkah-
langkah sebagai berikut: Memastikan kecukupan penyediaan tenaga listrik untuk jangka menengah
dengan mendorong pelaku usaha untuk menambah kapasitas pasokan listrik; Mendorong pemanfaatan
energi baru terbarukan termasuk pemanfaatan biofuel untuk pembangkitan tenaga listrik;
Meningkatkan kemampuan sistem penyaluran tenaga listrik akibat adanya pertumbuhan beban
dan pembangunan pembangkit baru; Fasilitasi penyelenggaraan investasi dan pendanaan
infrastruktur tenaga listrik; Peningkatan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan diversiikasi
energy; Meningkatkan kesadaran msyarakat dalam melaksanakan konservasi energi; Mendorong
pelaksanaan diversiikasi energy; Penyusunan peraturan perundangan di bidang listrik dan
pemanfaatan energi sebagai tindak lanjut UU No. 30 tahun 2007 tentang Energi dan UU No. 30 tahun;
dan Peningkatan SDM nasional dalam kegiatan usaha ketenagalistrikan.
3. Sub sektor Mineral Batubara dan Panas Bumi.
Untuk menjamin keamanan pasokan mineral, batubara dan panas bumi serta mencapai sasaran
yang diinginkan maka diambil langkah-langkah antara lain sebagai berikut: Menjamin keamanan
pasokan batubara melalui Pengendalian Produksi dan Ekspor; Meningkatkan nilai tambah
pertambangan dengan mewajibkan ekspor produk tambang dalam bentuk produk akhir;
memberikan kemudahan bagi investor terutama dalam mekanisme dan perizinan pendirian fasilitas
pengolahan peleburanpemurnian, masalah penggunaan lahan untuk fasilitas pengolahan,
fasilitas iscal, serta dengan peran pemerintah melengkapi pembangunan infrastruktur untuk
mendukung kegiatan pengolahan seperti jalan dan pelabuhan; Penyusunan kajian master
plan pendirian fasilitas pengolahan mineral utama;Peningkatan Kualitas Dan Kontinuitas
Peralatan Produksi Dalam Negeri; Meningkatkan investasi pertambangan; Pengembangan Panas
Bumi; Peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan di bidang mineral dan batubara.
4. Investasi.
Untuk mencapai sasaran yang diinginkan diperlukan kerjasama antara
pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, maupun badan usaha swasta dalam
rangka pembiayaan pembangunan sektor ESDM. Intervensi anggaran pemerintah pusat merupakan
stimulus yang digunakan untuk penyusunan kebijakan, pembinaan, pengawasan, penelitian,
pendidikan dan pelatihan, pengumpulan data, survei serta pemetaan yang menjadi tugas pokok
pemerintah, di samping itu dilakukan untuk pembangunan sebagian kecil kelistrikan antara lain
pembangunan pembangkit skala kecil, sebagian transmisi dan distribusi dan pembangunan
pembangkit Energi Baru Terbarukan. KESDM telah mentargetkan masuknya investasi
di bidang migas, listrik dan pertambangan umum dengan total nilai selama 5 tahun sebesar 1.598
Triliun rupiah. Untuk mencapai sasaran yang diinginkan diperlukan
kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, maupun badan usaha swasta
dalam rangka pembiayaan pembangunan sektor ESDM. Intervensi anggaran pemerintah pusat merupakan
stimulus yang digunakan untuk penyusunan kebijakan,
46
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
pembinaan, pengawasan, penelitian, pendidikan dan pelatihan, pengumpulan data, survei serta pemetaan
yang menjadi tugas pokok pemerintah, di samping itu dilakukan untuk pembangunan sebagian kecil
kelistrikan antara lain pembangunan pembangkit skala kecil, sebagian transmisi dan distribusi dan
pembangunan pembangkit Energi Baru Terbarukan.
4.3. Rencana Kinerja Tahun 2013