Untuk Kesejahteraan Rakyat
PEND AHULUAN
1.2 Peran Sektor ESDM dalam Pembangunan Nasional Sebagai Regulator
1.2.1 Lembaga Pengelolaan Sub Sektor Migas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral merupakan
pembuat kebijakan pada bidang hulu-hilir migas. Untuk regulator keselamatan dan usaha penunjang
hulu-hlir migas dilakukan oleh Ditjen Migas sebagai perangkat Menteri ESDM. Disamping itu, regulator
usaha hulu migas juga dilakukan oleh Ditjen Migas. Sedangkan untuk hilir migas, pelaksanaan regulasi
dilakukan oleh Ditjen Migas dan BPH Migas. Ditjen Migas melakukan regulasi hilir yaitu untuk bahan
bakar lain BBL dan gas bumi non-pipa. Sedangkan pengawasan terhadap pelaksanaan penyediaan dan
pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dilakukan oleh BPH Migas.
Pada tingkat mikro hulu migas, terdapat pelaku usaha yaitu Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap seperti
Gambar 1.2
Peran Sektor ESDM dalam Pembangunan Nasional
Gambar 1.3
Landasan Hukum Pelaksanaan Kebijakan Sektor ESDM
USAHA PENUNJANG MIGAS
Gambar 1.4
Pengelolaan Sub Sektor Migas
4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Pertamina, Chevron, Medco dan badan usaha migas lainnya yang disebut sebagai Kontraktor Kontrak
Kerja Sama KKKS. Dalam pelaksanaan kegiatan usaha hulu migas, terdapat BPMIGAS yang berperan dalam
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Kontrak Kerja Sama oleh KKKS.
Selain itu, terdapat juga badan usaha yang bergerak dalam usaha penunjang migas. Badan usaha tersebut
yaitu pabrikasi peralatan dan melakukan jasa-jasa seperti konsultansi, G G, pemboran, inspeksi teknis,
litbang, dikLat dan jasa-jasa lainnya.
1.2.2 Lembaga Pengelolaan Sub Sektor
Ketenagalistrikan Pada sub sektor ketenagalistrikan, Menteri ESDM
melakukan kebijakan, regulasi keteknikan dan regulasi bisnis pada tataran makro.
Sedangkan pada tingkat mikro, pengusahaan ketenagalistrikan dilakukan oleh PLN sebagai
Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan PKUK yang meliputi pembangkitan, transmisi dan distribusi
termasuk pemasaranpenjualan Terkait aspek korporasi, PLN berada di bawah Kementerian Negara Badan Usaha
Gambar 1.5
Pengelolaan Sub Sektor Ketenagalistrikan
Gambar 1.6 Pengelolaan Sub Sektor Mineral dan Batubara
DESDM
TATARAN
MAKRO KEBIJAKAN
MIKRO KORPORASI
DESDM
PKUK PLN DESDM
REGULASI KETEKNIKAN
REGULASI BISNIS
Transmisi Distribusi
Pembangkitan BUMS IPP, KOPERASI, BUMD, DLL
KEMENTERIAN NEGARA BUMN
Meliputi pemasaran penjualan
KESDM KESDM
KESDM
• •
• •
• •
• •
• •
•
PROVINSI • Tanggungjawab pengelolaan lintas Kabupaten
danatau berdampak regional • Perda
KABUPATEN KOTA • Tanggungjawab pengelolaan di Wilayah
KabupatenKota • Perda
PELAKU USAHA • BUMN BUMD
• Badan Usaha Lain Pemerintah c.q. DESDM
• Penetapan Kebijakan dan Pengaturan • Penetapan Standar dan Pedoman
• Pengelolaan existing kontrak pertambangan • Tanggungjawab pengelolaan minerba berdampak
nasional dan lintas provinsi • Pembinaan dan Pengawasan
Hak Pengusahaan
Economic Right
Penyelenggaraan Penguasaan
Pertambangan Mining Right
Kepemilikan Mineral Right
+ D
es en
tr al
isa si
+ De
kons ent
ra si
P er
unda ng
-u
nda n
ga n
BANGSA INDONESIA NEGARA
Untuk Kesejahteraan Rakyat
PEND AHULUAN
Milik Negara. Sedangkan terkait aspek regulasi dan kebijakan, PLN berada di bawah Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral.
1.2.3 Lembaga Pengelolaan Sub Sektor Mineral dan Batubara
Berdasarkan UUD 1945 pasal 33 ayat 3 bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar- besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dengan demikian
kepemilikan sumber daya alam dikelola oleh negara yang dalam hal ini pemerintah bertindak melakukan
pengelolaan terhadap seluruh sumber daya alam yang ada di bumi Indonesia. Pemerintah cq. Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral melakukan penetapan kebijakan dan pengaturan, penetapan
standar dan pedoman, pengelolaan eksisting kontrak pertambangan, tanggung jawab pengelolaan,
pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan pertambangan mineral, batubara dan panas bumi.
Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, tanggung jawab pengelolaan
sumber daya alam dapat dilakukan melalui Peraturan Daerah Provinsi untuk wilayah lintas kabupaten dan
atau berdampak regional dekonsentrasi dan Peraturan Daerah KabupatenKota di wilayah kabupaten
kota desentralisasi, sedangkan hak pengusahaan dilakukan oleh pelaku usaha seperti BUMN, BUMD
maupun pelaku usaha lainnya.
1.3 Tugas dan Fungsi KESDM 1.3.1 Tugas dan Fungsi