BBM LPG 3 Kg Listrik

66 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Potensi bahan baku biogas di Indonesia mencapai 684.8 MW, yang sebagian besar berasal dari kotoran hewan ternak dan bahan organik lainnya. Pengembangan biogas dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu: • Pengembangan biogas skala kecil untuk pemanfaatan rumah tangga, dengan melaksanakan kegiatan Implementasi Pemanfaatan Biogas Skala Rumah Tangga, Dana Alokasi Khusus Energi Perdesaan dan Program Biogas Nasional yang berskala rumah tangga bernama Program Biogas Rumah Program BIRU. Implementasi Pemanfaatan Biogas Skala Rumah Tangga merupakan kegiatan yang didanai APBN yang ditujukan untuk memperkenalkan teknologi biogas kepada masyarakat. Sedangkan, Program Biogas Rumah BIRU merupakan kerjasama antara Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi dengan Pemerintah Belanda. • Pengembangan biogas skala besar untuk pemanfaatan komersial dengan mendorong pemanfaatan biogas pada industri-industri pertanian untuk listrik. Guna mendorong hal tersebut, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri No. 27 Tahun 2014 Tentang Pembelian Tenaga Listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa dan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas oleh PT PLN Persero. Dengan menggunakan dana APBN TA 2014 telah dilaksanakan Pembangunan PLT Biogas berbasis Limbah Cair Sawit POME melalui Penyertaan Modal Pemerintah Pusat

5. Persentase Pengurangan volume Subsidi.

a. BBM

Realisasi volume BBM bersubsidi tahun 2014 mencapai 46,48 juta KL, melebihi sedikit kuota yang ditargetkan sebesar 46 juta KL. Berikut tabel realisasi jenis BBM tertentu terhadap kuota dari tahun 2010-2014: Dari tabel tersebut terlihat bahwa realisasi jenis BBM tertentu tahun 2014 melebihi kuota jenis BBM tertentu tahun 2014, namun masih lebih rendah daripada kuota APBN 2014 Upaya pengurangan subsidi BBM 1. Pemberlakuan Peraturan Menteri ESDM Gambar 5.7 Graik Realisasi Penyaluran BBM Subsidi Untuk Kesejahteraan Rakyat AK UNT ABILIT AS KINERJA • • • • • No 34 Tahun 2014 tentang Harga Jual Eceran dan Konsumen Pengguna Jenis BBM Tertentu yang berlaku mulai tangga 18 November 2014. Perubahan harga jual eceran BBM tertentu menjadi : a. Minyak tanah kerosine sebesar Rp 2500liter b. Bensin gasoline RON 88 sebesar Rp 8500liter c. Minyak Solar Gas Oil sebesar Rp 7500liter 2. Pemberlakukan Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, perubahan menjadi : a. Subsidi bensin dihapus b. Minyak Solar Gas oil diberikan subsidi tetap Rp 1000liter dengan harga jual eceran berluktuasi c. Harga minyak tanah kerosine sebesar Rp 2500liter dengan besaran subsidi tetap seperti yang berlaku sebelumnya

b. LPG 3 Kg

Realisasi LPG 3kg tahun 2014 sebesar 4,99 juta MT, capaian ini lebih tinggi dari capaian tahun 2013 yang mencapai 4,40 juta MT, Berikut tabel realisasi LPG Tabung 3 Kg terhadap kuota dari tahun 2010-2014: Alasan penambahan volume LPG 3 Kg : • Peningkatan pertambahan penduduk • Peningkatan kesadaran masyarakat dalam menggunakan LPG 3 kg • Peningkatan jumlah usaha mikro • Perubahan budaya masyarakat dalam rangka penggunaan energi bersih dan ramah lingkungan. • Tambahan paket konversi tahun 2014 dengan jumlah paket sebesar ± 770 ribu paket

c. Listrik

Realisasi subsidi tahun 2014 adalah sebesar Rp. 80,82 Triliun dari target sebesar Rp. 85,75 Triliun, capaian ini lebih baik dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar Rp. 85,75 triliun dan capaian tahun 2013 yang mencapai Rp. 89,59 triliun. Subsidi listrik tahun 2014 yang lebih rendah disebabkan karena adanya penyesuaian harga Tarif Dasar Listrik TDL untuk kelompok Industri dan rumah tangga yang memiliki daya di atas 2.200 VA Gambar 5.8 Graik Realisasi Penyaluran LPG Tahun 2010-2014 68 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

6. Persentase pemanfaatan produk sektor ESDM :

a. Persentase pemanfaatan hasil produksi