Peran Sektor ESDM dalam Pembangunan Nasional

vi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

I.1 Peran Sektor ESDM dalam Pembangunan Nasional

Laporan Kinerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral KESDM Tahun 2014 merupakan media perwujudan pertanggungjawaban atas pencapaian pelaksanaan visi dan misi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menuju good governance. Selain itu, penyusunan Laporan Kinerja KESDM dimaksudkan sebagai sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh para pemangku kepentingan Presiden, Instansi Pemerintah Pusat Daerah, pelaku industri sektor ESDM serta merupakan sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Dalam pembangunan nasional, sektor ESDM berperan sebagai penjamin sumber pasokan bahan bakar dan bahan baku energi, mineral dan batubara yang didukung oleh harga energi yang terjangkau dan kemampuan meningkatkan nilai tambah. Sektor ESDM berpengaruh terhadap indikator iskal, moneter, dan sektor riil. Untuk iskal, sektor ESDM selain berkontribusi kepada penerimaan negara revenue tapi juga menimbulkan konsekuensi subsidi dalam upaya mewujudkan harga energi yang terjangkau. Untuk moneter, komoditas ESDM yang bersifat administered price berpengaruh terhadap inlasi. Untuk sektor riil, secara timbal balik, sektor ESDM turut menumbuh kembangkan investasi. Semua menjadi landas gerak pembangunan nasional melalui four tracks yaitu pertumbuhan pro-growth, penciptaan lapangan kerja pro-job, pemerataan pembangunan dengan orientasi pengentasan kemiskinan pro-poor, dan kepedulian terhadap lingkungan pro-environment. Berdasarkan Perpres 24 tahun 2010 tentang Kedudukan Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara: Tugas Kementerian ESDM adalah menyelenggarakan urusan di bidang energi dan sumber daya mineral dalam pemerintahan, untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Fungsi Kementerian ESDM antara lain: perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang energi dan sumber daya mineral; pengelolaan barang milik kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian ESDM; pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian ESDM; dan Ringkasan Eksekutif Untuk Kesejahteraan Rakyat kebijakan energi perlu dikembangkan secara nasional maupun koordinasi kebijakan dan strategi secara global agar dunia terhindar dari konlik terbuka dan peperangan akibat perebutan sumber energi. Persoalan geopolitik dan faktor-faktor lain di luar faktor ekonomi seperti perubahan iklim dan pemanasan global ikut berpengaruh pada keadaan energi di tingkat global terutama terkait permintaan dan penawaran serta harga energi. • Dalam konteks nasional: Beberapa tahun terakhir telah terjadi peningkatan permintaan energi di dalam negeri. Untuk memenuhinya maka pemerintah harus mengukur potensi energi, kapasitas riil, dan peluang ke depan yang dapat dikembangkan, baik minyak, gas, batubara, dan energi terbarukan. Selain itu, pemerintah perlu memiliki kebijakan nasional tentang energi dan implementasi kebijakan yang tepat yaitu menumbuhkan gaya hidup masyarakat dan bangsa yang eisien, intervensi teknologi untuk mengatasi masalah, dan policy atau kebijakan. • Konteks khusus yang bersifat situasional: Meningkatnya harga minyak dunia berpengaruh dan berdampak penting terhadap APBN, subsidi, iskal, dan lain-lain. Masalah ini tidak hanya terkait dengan sisi ekonomi dan sisi iskal dari dampak kenaikan harga minyak dunia crude oil tetapi juga terkait dengan aspek politik, aspek sosial, dan aspek keamanan nasional.

a. Paradigma Pengelolaan Energi