70
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
penambahan jumlah rumah tangga berlistrik sekitar 2,8 juta rumah tangga, rasio eletriikasi
meningkat menjadi 84,12 yang artinya terjadi peningkatan rasio elektriikasi hampir
4.
f. Penurunan Intensitas Energi
Target penurunan intensitas energi sebesar 5,05 juta SBMMilyar Rp, dan realisasi sebesar
5,07 SBMMilyar Rp atau capaian 227,7. Penyediaan energi primer sebesar 1.328,5
juta SBM dan GDP tahun dasar 2000 sebesar 2.770,3 Triliun Rupiah.
Intensitas energi adalah perbandingan antara jumlah konsumsi energi per Produksi
Domestik Bruto PDB. Semakin rendah angka intensitas, maka semakin eisien
penggunaan energi di sebuah negara. Elastisitas energi adalah perbandingan
antara laju pertumbuhan konsumsi energi dengan laju pertumbuhan ekonomi. Semakin
kecil angka elastisitas, maka semakin eisien penggunaan energi di suatu negara. Dalam
penerapan program kegiatan konservasi energi maka perlu dihitung tingkat
keberhasilan penghematan energi yang dapat dilakukan. Keberhasilan penghematan
energi secara nasional diukur berdasarkan intensitas energi.
Intensitas energi adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk mendapatkan satu
satuan PDB produk domestik bruto atau setara barel minyak per miliar rupiah SBM
Miliar Rupiah. Intensitas energi merupakan indikator keberhasilan penerapan konservasi
energi atau seberapa besar energi yang dapat dihemat untuk menghasilkan
produk yang sama. Intensitas energi dapat dihitung dengan menggunakan data
realisasi penggunaan energi inal dan energi primer. Intensitas energi primer
untuk menggambarkan intensitas seluruh rangkaian proses energi mulai dari sisi
penyediaan supply side sampai energi
Gambar 5.9 Peta Sebaran Rasio Elektriikasi di Indonesia
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
inal, sedang intensitas energi inal untuk menggambarkan intensitas pemanfaatan
energi pada sisi pengguna energi demand side.
7. Persentase peningkatan pemberdayaan
kapasitas nasional a.
Persentase Jumlah Tenaga Kerja Nasional TKN Sektor ESDM terhadap Jumlah
Tenaga Kerja Sektor ESDM.
Pada sub sektor migas jumlah Tenaga Kerja Asing TKA pada tahun 2014 sebanyak 3.387
orang, terjadi penambahan sebanyak 536 orang atau naik sekitar 15 dibandingkan
tahun 2013 yang sebanyak 2.851 orang. Sedangkan jumlah Tenaga Kerja Nasional
pada tahun 2014 mencapai 298.872, capaian ini lebih dibandingkan dengan tahun 2013
yang mecapai 288.442. Sehingga Persentase Jumlah Tenaga Kerja Nasional sub sektor
Migas sebesar 98,6. Prosentase penggunaan tenaga kerja nasional
sub sektor ketenagalistrikan pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 90 dan realisasi sebesar
90 . Prosentase penggunaan tenaga kerja nasional dihitung berdasarkan perbandingan
jumlah tenaga kerja lokal WNI sebesar 28192 orang terhadap keseluruhan tenaga
kerja yang digunakan pada sub sektor ketenagalistrikan WNI dan WNA sebesar
31324 orang. Pembatasan penggunaan tenaga kerja warga negara asing diatur hanya
dalam jabatan tertentu sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja
Asing. Pada tahun 2014, persentase jumlah tenaga
kerja Indonesia TKI sebesar 98,85 atau 98,85 dan telah melampaui target 100,87.
Capaian persentase ini dengan asumsi dasar terhadap perusahaan-perusahaan yang
masih dalam rentang kendali span of control dan izinnya diterbitkan oleh DJMB. Hal ini
dimungkinkan karena Ditjen Minerba selalu melakukan evaluasi penggunaan TKA pada
perusahaan mineral dan batubara sehingga penggunaan TKA di setiap perusahaan
pertambangan KK,PKP2B dan IUP dapat terkontrol dan TKI tetap memegang peranan
penting pada setiap pucuk manajemen perusahaan. Dalam menggunakan TKA pada
perusahaan, perlu mendapat rekomendasi penggunaan TKA dari Ditjen Mineral dan
Batubara.
b. Persentase penggunaan barang dan jasa produksi dalam negeri dalam