72
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Kilang RU IV Cilacap sudah sejak awal memang didesain untuk mengolah heavy crude yang
berasal dari Timur Tengah, sedangkan kilang RU V Balikpapan semula menggunakan crude domestik
berasal dari sekitar Kalimantan Timur. Namun semenjak produksinya menipis, kilang
RU V Balikpapan mulai dapat mengolah crude yang ebrasal dari impor hasil blending di Terminal
Lawe-lawe sehingga didapatkan hasil blending crude yang mendekati desain awal kilang. Tercatat
peningkatan penggunaan crude impor di RU V Balikpapan yang saat ini mencapai 45 dari
kapasitas kilang 260 mbcd cukup mempengaruhi presentase penggunaan crude domestic dan
crude impor yang diolah di kilang minyak dalam negeri.
Terkait jaminan pasokan BBM dari kilang dalam negeri, dengan semakin tingginya tingkat
konsumsi BBM sementara pasokan BBM dari kilang cenderung tetap dikarenakan tidak adanya
pembangunan fasiltas kilang BBM di Indonesia semenjak tahun 1994, maka persentase pasokan
BBM dari kilang domestik hanya sebesar 51.33 dari total konsumsi BBM nasional. Sebagai
gambaran, konsumsi BBM PSO Premium, Kerosene, Solar pada tahun 2013 sebesar 48 juta
KL, pada tahun 2014 meningkat menjadi 46,7 juta KL. Selisih pasokan tersebut akhirnya dipenuhi
oleh impor BBM yang dilakukan oleh Pertamina maupun impor BBM oleh Badan Usaha ritel asing
yang terdaftar. Jumlah impor BBM yang semakin hari semakin meningkat akan berakibat pada
menurunnya kemampuan pasok BBM dari kilang dalam negeri.
9. Persentase peningkatan peran sektor ESDM
dalam pembangunan daerah
Peran sektor ESDM juga penting sebagai pendorong pembangunan daerah. Peran sektor ESDM terhadap
pembangunan daerah diwujudkan, antara lain melalui dana bagi hasil DBH, kegiatan pengembangan
masyarakat atau community development comdev atau corporate social responsibility CSR. Selain itu
terdapat program pembangunan Desa Mandiri Energi DME, dan Pemboran air tanah yang
merupakan program-program pro-rakyat sehingga pembangunan daerah dapat berjalan lebih efektif.
a. Jumlah Dana Bagi Hasil
Dana bagi hasil DBH adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi, sebagaimana UU 332004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. DBH sektor ESDM
bersumber dari kegiatan minyak bumi, gas bumi dan pertambangan umum, serta panas bumi.
Realisasi DBH sub sektor mineral dan batubara pada tahun 2014 sebesar Rp. 15,720 Triliun,
capaiannya masih dibawah target Tahun 2014 sebesar Rp 18,8 Triliun. Tetapi jika dibandingkan
dengan realisasi capaian DBH Tahun 2013, naik 3,66. Jika dilihat dari trend peningkatan
realisasi besaran Dana Bagi Hasil selama 5 tahun terakhir 2010-2014, mencatatkan
pertumbuhan rata-rata sebesar 11,74tahun. Dapatlah disimpulkan bahwa sub sektor mineral
dan batubara dalam pembangunan daerah setiap tahunnya memberikan kontribusi cukup
besar. Realisasi DBH subsektor migas pada tahun 2014
sebesar Rp37,87. Triliun. Capaian ini lebih rendah dibandingkan dengan capaian tahun 2013 yaitu
sebesar 42,27.
b. Jumlah Corporate Social Responsibility CSR atau Community Developmen
Comdev
Regulasi yang mendasari CSR adalah : •
Pemerintah Indonesia melalui Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas yang mewajibkan implementasi CSR Corporate Social
Responsibility. •
Meneg BUMN melalui Permen Nomor PER- 05MBU2007 tentang Program Kemitraan
BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
Di sektor energi dan sumber daya mineral, comdev adalah bagian dari tanggung jawab
korporat yang merupakan komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan
Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
Tabel 5.8. Perbandingan Realisasi Desa Mandiri Energi 2009-2014
ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan
tersebut berikut komunitas setempat lokal dan masyarakat secara keseluruhan, dalam
rangka meningkatkan kualitas kehidupan. Kegiatan comdev dilakukan antara lain
melalui: Ekonomi peningkatan pendapatan, perbaikan jalan, sarana pertanian,
pembangunanperbaikan sarana ibadah, Pendidikan dan Kebudayaan kelompok
usaha, pelatihan, perencanaan, Kesehatan kesehatan terpadu, air bersih, Lingkungan
penanaman bakau, reklamasi dan lainnya kegiatan sosial, penyuluhan, pembangunan
sarana olah raga. Pada tahun 2014 realisasi dana Comdev dan
CSR sektor ESDM yang digunakan untuk pengembangan Masyarakat dan untuk
mendukung kegiatan-kegiatan sangat penting di masyarakat hanya mencapai
Rp 1,86 triliun dari target Rp 2,42 Triliun. Akan tetapi capaian tahun 2014 lebih tinggi
dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp. 1,68 triliun
Realisasi jumlah industri jasa penunjang ketenagalistrikan yang memiliki izin
usaha jasa penunjang tenaga listrik yang diterbitkan pada tahun 2014 sebanyak 32
badan usaha yang terdiri dari : 1 badan usaha konsultansi instalasi tenaga listrik, 2
badan usaha pengoperasian instalasi tenaga listrik, 3 badan usaha pemeliharaan instalasi
tenaga listrik, 3 badan usaha pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga listrik, 4
badan usaha sertiikasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan dan 19 badan
usaha pembangunan dan pemasangan instalasi tenaga listrik. Dengan jumlah
realisasi tersebut, target jumlah industri jasa penunjang ketenagalistrikan yang memiliki
izin usaha jasa penunjang tenaga listrik pada tahun 2014 sebanyak 20 badan usaha telah
tercapai. Secara umum dirasakan program comdev
belum efektif, karena masih terdapat berbagai isu seperti kemiskinan dan
pengangguran yang masih menjadi masalah masyarakat. Artinya, program ini belum
optimal memberikan perubahan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat khususnya
yang berada di sekitar lokasi pertambangan. Hal lain, di lapangan banyak ditemukan
program CSR perusahaan yang tidak tepat sasaran. Selain itu, dana CSR ini juga minim
dengan pengawasan. Sehingga, banyak oknum-oknum yang memanfaatkan
dana ini. Program CSR perusahaan juga belum melibatkan masyarakat setempat.
Terutama kelompok miskin dan perempuan, perencanaan hingga evaluasi program CSR
CD.
c. Jumlah Desa Mandiri Energi berbasis BBN