Untuk Kesejahteraan Rakyat
AK UNT
ABILIT AS KINERJA
inal, sedang intensitas energi inal untuk menggambarkan intensitas pemanfaatan
energi pada sisi pengguna energi demand side.
7. Persentase peningkatan pemberdayaan
kapasitas nasional a.
Persentase Jumlah Tenaga Kerja Nasional TKN Sektor ESDM terhadap Jumlah
Tenaga Kerja Sektor ESDM.
Pada sub sektor migas jumlah Tenaga Kerja Asing TKA pada tahun 2014 sebanyak 3.387
orang, terjadi penambahan sebanyak 536 orang atau naik sekitar 15 dibandingkan
tahun 2013 yang sebanyak 2.851 orang. Sedangkan jumlah Tenaga Kerja Nasional
pada tahun 2014 mencapai 298.872, capaian ini lebih dibandingkan dengan tahun 2013
yang mecapai 288.442. Sehingga Persentase Jumlah Tenaga Kerja Nasional sub sektor
Migas sebesar 98,6. Prosentase penggunaan tenaga kerja nasional
sub sektor ketenagalistrikan pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 90 dan realisasi sebesar
90 . Prosentase penggunaan tenaga kerja nasional dihitung berdasarkan perbandingan
jumlah tenaga kerja lokal WNI sebesar 28192 orang terhadap keseluruhan tenaga
kerja yang digunakan pada sub sektor ketenagalistrikan WNI dan WNA sebesar
31324 orang. Pembatasan penggunaan tenaga kerja warga negara asing diatur hanya
dalam jabatan tertentu sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja
Asing. Pada tahun 2014, persentase jumlah tenaga
kerja Indonesia TKI sebesar 98,85 atau 98,85 dan telah melampaui target 100,87.
Capaian persentase ini dengan asumsi dasar terhadap perusahaan-perusahaan yang
masih dalam rentang kendali span of control dan izinnya diterbitkan oleh DJMB. Hal ini
dimungkinkan karena Ditjen Minerba selalu melakukan evaluasi penggunaan TKA pada
perusahaan mineral dan batubara sehingga penggunaan TKA di setiap perusahaan
pertambangan KK,PKP2B dan IUP dapat terkontrol dan TKI tetap memegang peranan
penting pada setiap pucuk manajemen perusahaan. Dalam menggunakan TKA pada
perusahaan, perlu mendapat rekomendasi penggunaan TKA dari Ditjen Mineral dan
Batubara.
b. Persentase penggunaan barang dan jasa produksi dalam negeri dalam
pembangunan sektor ESDM
Penggunaan produk dalam negeri local content yang digunakan dalam pelaksanaan
kegiatan sektor ESDM di tahun 2014 ini mecapai 40,44 dari target yang ditetapkan sebesar 55.
Pada subsektor ketenagalistrikan, penggunaan produk dalam negeri mencapai 39, pada
subsektor migas mencapai 57 dan pada sub sektor Minerba sebesar 65,76.
8. Prosentase Kemampuan pasokan energi BBM
dalam negeri
Terkait jaminan pasokan bahan baku minyak mentah untuk kilang BBM dalam negeri, kendala
utama dalam pencapaian indikator prosentase jaminan pasokan bahan baku adalah bahwa
secara alamiah pasokan crude dari lapangan minyak domestik terus menurun dan penemuan
cadangan baru seperti dari lapangan Banyu Urip yang dipasok ke kilang dalam negeri belum
optimal berproduksi tahun 2013 ini. Jumlah minyak mentah domestik tidak termasuk
kondensat yang masuk kilang minyak pada tahun 2013 diperkirakan sebesar 205 juta barel, dengan
jumlah total minyak mentah tidak termasuk kondensat dan bahan baku lainnya yang diolah
di kilang di sebesar 301 juta barel. Minyak mentah domestik yang digunakan antara lain dari jenis
minyak SLC Minas, Duri Widuri, dan Banyu Urip. Sedangkan minyak mentah impor yang masuk
kilang antara lain Bonny Light crude, Azeri crude dan Escravos Light. Kilang yang dapat mengolah
crude impor di Indonesia kilang RU IV Cilacap dan kilang RU V Balikpapan, sedangkan kilang-kilang
minyak lainnya memang dari sejak awal didesain untuk hanya dapat mengoah crude domestik.
72
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Kilang RU IV Cilacap sudah sejak awal memang didesain untuk mengolah heavy crude yang
berasal dari Timur Tengah, sedangkan kilang RU V Balikpapan semula menggunakan crude domestik
berasal dari sekitar Kalimantan Timur. Namun semenjak produksinya menipis, kilang
RU V Balikpapan mulai dapat mengolah crude yang ebrasal dari impor hasil blending di Terminal
Lawe-lawe sehingga didapatkan hasil blending crude yang mendekati desain awal kilang. Tercatat
peningkatan penggunaan crude impor di RU V Balikpapan yang saat ini mencapai 45 dari
kapasitas kilang 260 mbcd cukup mempengaruhi presentase penggunaan crude domestic dan
crude impor yang diolah di kilang minyak dalam negeri.
Terkait jaminan pasokan BBM dari kilang dalam negeri, dengan semakin tingginya tingkat
konsumsi BBM sementara pasokan BBM dari kilang cenderung tetap dikarenakan tidak adanya
pembangunan fasiltas kilang BBM di Indonesia semenjak tahun 1994, maka persentase pasokan
BBM dari kilang domestik hanya sebesar 51.33 dari total konsumsi BBM nasional. Sebagai
gambaran, konsumsi BBM PSO Premium, Kerosene, Solar pada tahun 2013 sebesar 48 juta
KL, pada tahun 2014 meningkat menjadi 46,7 juta KL. Selisih pasokan tersebut akhirnya dipenuhi
oleh impor BBM yang dilakukan oleh Pertamina maupun impor BBM oleh Badan Usaha ritel asing
yang terdaftar. Jumlah impor BBM yang semakin hari semakin meningkat akan berakibat pada
menurunnya kemampuan pasok BBM dari kilang dalam negeri.
9. Persentase peningkatan peran sektor ESDM
dalam pembangunan daerah
Peran sektor ESDM juga penting sebagai pendorong pembangunan daerah. Peran sektor ESDM terhadap
pembangunan daerah diwujudkan, antara lain melalui dana bagi hasil DBH, kegiatan pengembangan
masyarakat atau community development comdev atau corporate social responsibility CSR. Selain itu
terdapat program pembangunan Desa Mandiri Energi DME, dan Pemboran air tanah yang
merupakan program-program pro-rakyat sehingga pembangunan daerah dapat berjalan lebih efektif.
a. Jumlah Dana Bagi Hasil