42
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
telah dilakukan di 169 wilayah kerja migas. Terdapat 60 cekungan migas di Indonesia yang dikelompokkan
menjadi 4 empat, yaitu 22 cekungan belum dibor, 13 cekungan sudah dibor belum ada penemuan. 8
cekungan dengan penemuan belum berproduksi, dan 16 cekungan produksi. Total sumber daya minyak bumi
terambil sebesar 88.382 milyar barel dan sumber daya gas bumi terambil sebesar 595.289 TCF. Total sumber
daya coal bed methane sebesar 453,3 TSCF, di mana 53-nya berada di Sumatera dan 46,5-nya berada di
Kalimantan.
b. Melakukan pengaturan harga energi
Kebijakan kedua yaitu dengan mengarahkan harga energi untuk mencapai nilai keekonomiannya
sehingga diharapkan subsidi tidak dilakukan dengan
Gambar 4.2 – Peta Cekungan Hidrokarbon Indonesia
42
Untuk Kesejahteraan Rakyat
RENCANA KINERJA
mekanisme pada subsidi harga energi namun dilakukan melalui subsidi langsung kepada masyarakat
yang membutuhkan. Untuk melaksanakan itu telah dilakukan pengurangan subsidi BBM secara bertahap
melalui pengurangan volume BBM yang disubsidi. Volume minyak tanah bersubsidi mulai dikurangi tiap
tahunnya seiring dengan diterapkannya program konversi minyak tanah ke LPG. Namun demikian
jangkauan konversi minyak tanah ke LPG yang belum sampai ke seluruh pelosok Indonesia, maka tetap
disediakan minyak tanah bersubsidi sebanyak 100.000 KL.
Diharapkan dengan dilakukan pengurangan subsidi BBM dan listrik maka akan dapat terhindarkan
pemberian subsidi yang tidak tepat sasaran, penyalahgunaaan BBM seperti penyelundupan,
pengoplosan dan penyimpangan penggunaan BBM, pemborosan penggunaan BBM, mempercepat
pengembangan energi alternatif dan meningkatkan eisiensi energi serta yang tidak kalah pentingnya
adalah mengurangi beban subsidi pada keuangan Negara sehingga dapat menambah alokasi untuk
pengembangan sektor lain seperti pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur lainnya.
c. Meningkatkan kesadaran masyarakat
Kebijakan ketiga adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan diversiikasi energi dan
konservasi energi. Diversiikasi energi menjadi langkah penting dalam penyediaan energi untuk masyarakat.
Diversiikasi energi direncanakan di seluruh sektor pemakai, baik di rumah tangga, komersial, transportasi,
industri maupun pembangkit listrik Diharapkan dengan adanya diversiikasi energi maka sasaran
bauran energi primer nasional dapat tercapai. Berbagai bahan bakar dari jenis LPG, gas kota, batubara, briket
batubara, biofuel, panas bumi, biomassa, solar cell, Coal bed Methane, biogenic gas akan dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga. Di sektor transportasi akan dikembangkan substitusi
BBM dengan LPG, BBG, coal gasiication, coal liquefaction, bioethanol, biodiesel, solar cell, CBM, Fuel
Cell, dan oil Shale, demikian juga di sektor industri dan pembangkit akan dilakukan substitusi BBM dengan
energi alternatif lain. Untuk pengembangan Bahan Bakar Nabati diharapkan akan dapat dilaksanakan
jalur cepat pengembangan BBN melalui program Desa Mandiri Energi, Kawasan khusus pengembangan
BBN dan setiap daerah mengembangkan BBN sesuai potensi. Dengan jalur cepat pengembangan BBN
tersebut diharapkan pada jangka pendek akan bermanfaat untuk penciptaan lapangan pekerjaan dan
pengurangan kemiskinan, sedangkan jangka panjang diharapkan BBN dapat menjadi alternatif energi yang
dapat diandalkan. Disamping kebijakan utama, terdapat kebijakan lainnya
untuk mewujudkan ketahanan energi dan mineral di Indonesia. Kebijakan tersebut adalah:
a. Kebijakan Domestic Market Obligation DMO