Minyak Bumi Gas Bumi Batubara Mineral

60 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Penetapan WKP panas bumi merupakan wewenang pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Sedangkan kewenangan pemberi perizinan tergantung dari letak di mana WKP tersebut berada. Pada tahun 2011 WKP yang ditetapkan 50 WKP, sedangkan tahun 2012 ditetapkan 8 WK, jadi Total Akumulasi sampai dengan tahun 2012 terdapat 58 WKP, Sedangkan pada tahun 2013 realisasi 0 WKP, jadi total Akumulasi WKP sampai dengan tahun 2013 adalah 58 WKP. Pada tahun 2014 terdapat 11 WKP baru yang ditetapkan, yaitu: WKP Songgoriti, WKP Gunung Gede Pangrango, WKP Gunung Wilis, WKP Hamiding, WKP Telaga Ranu, WKP Graho Nyabu, WKP Gunung Pandan, WKP Gunung Arjuno Welirang, WKP Talang Kili, WKP Gunung Geureundong, dan WKP Gunung Galunggung. WKP Gunung Talang dan WKP Bukit Kili merupakan WKP yang telah ditetapkan pada tahun-tahun sebelumnya, lalu dikembalikan kepada Pemerintah dan ditetapkan kembali menjadi WKP dengan nama WKP Talang Kili. WKP Gunung Geureundong, dan WKP Gunung Galunggung telah ditetapkan oleh Menteri ESDM pada tanggal 29 Desember 2014, sehingga jumlah WKP yang ditetapkan oleh Pemerintah secara kumulatif hingga Triwulan IV tahun 2014 adalah 67 WKP.

4. Jumlah Produksi Sektor ESDM

a. Minyak Bumi

Produksi minyak bumi pada APBN-P 2014 ditargetkan sebesar 818 MBOPD ribu barel per day . Untuk realisasi rata-rata produksi minyak bumi pada tahun 2014 adalah sebesar 791,07 MBOPD atau sekitar 96,71 dari target produksi APBNP tahun 2014. Capaian ini terus menurun dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, seperti yang kita semua tahu bahwa cadangan minyak bumi di Indonesia terus menurun dan kegiatan eksplorasi tidak maksimal. • • • • Gambar 5.3 Peta Wilayah Kerja Panas Bumi Untuk Kesejahteraan Rakyat AK UNT ABILIT AS KINERJA

b. Gas Bumi

Realisasi produksi pada tahun 2014 periode Desember 2013 – November 2014 sebesar 1.221,11 MBOEPD atau sebesar 99,76 dibandingkan target tahun 2014 sebesar 1.224 MBOEPD. Kendala-kendala dalam mencapai target lifting migas antara lain : • Masalah tumpang tindih lahan dan perijinan • Mundurnya jadwal proyek onstream dan kendala teknis operasi produksi • Keterlambatan pengadaan fasilitas dan peralatan produksi • Unplanned Shutdown

c. Batubara

Target produksi batubara pada tahun 2014 sebesar 421 juta ton. Pada realisasinya, produksi batubara tahun 2013 mencapai 458 juta ton atau 108,79 terhadap target tahun 2014. Kalau dilihat data realisasi produksi batubara periode 5 tahun terakhir 2010-2014 sesuai dengan periode Rencana Strategis DJMB 2010-2014 seperti ditunjukkan pada Gambar 5.2, maka ada kecenderungan adanya trend positif pertumbuhan rata-rata produksi batubara sebesar 12,8tahun, hal ini berimplikasi pada peningkatan perekonomian nasional. Batubara saat ini masih diperlakukan sebagai komoditi, artinya sebagai sumber Pendapatan Negara State Revenue, sehingga peningkatan produksi akan berimbas pada kenaikan besaran Penerimaan Negara

d. Mineral

Produksi mineral tahun 2014 mencapai 825,5 ribu ton, capaian ini berada di bawah target tahun 2014 sebesar 825,5 ribu ton dan lebih rendah dibandingkan dengan capaian tahun 2013 yang sebesar 707,7 ribu ton. Penurunan ini diakibatkan adanya pelarangan ekspor bahan mentah mineral sesuai dengan pemberlakuan Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara dan PP No 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua PP No. 23 Tahun 2010 tentang Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara

e. Listrik