Sumber dan Cara Penularan Pengobatan

Edisi Revisi Tahun 2011 115

M. MALARIA

Penyakit Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Malaria plasmodium bentuk aseksual yang masuk ke dalam tubuh manusia yang ditularkan oleh nyamuk malaria anopheles betina WHO, 1981 Penyakit Malaria endemis di beberapa wilayah Indonsia, Parasit Malaria yang terbanyak ditemukan di Indonesia adalah plasmodium vivax, falcifarum atau campuran keduanya. Sementara plasmodium ovale dan malariae hanya pernah ditemukan di Sulawesi dan Irian Jaya. Kriteria KLB Malaria bila memenuhi salah satu kondisi di bawah ini:  Meningkatnya jumlah kesakitan baru dua kali atau lebih dibandingkan bulan yang sama dalam tahun lalu atau satu bulan sebelumnya pada tahun yang sama disuatu wilayah  Kasus melebihi pola maksimum minimum Dan; Hasil konfirmasi MFS Mass Fever Survey parasit rate 20 dan P. falciparum dominan. Catatan: Untuk daerah yang sudah masuk tahap eliminasi yang dimaksud dengan kasus positif adalah kasus indigenous bukan kasus import

1. Gambaran Klinis

Gejala klinis yang ditimbulkan oleh penyakit Malaria pada dasarnya bagi penderita yang masih sensitif secara berurutan meliputi; mengigil 15 – 60 menit; demam 2 – 6 jam antara 37.5 O - 40 C; berkeringat 2 – 4 jam. Gejala lain yang mungkin timbul adalah sakit kepala, mual atau muntah dan diare sera nyeri otot atau pegal-pegal pada orang dewasa. Pada Penderita Malaria dengan komplikasi berat gejala yang timbul adalah ; gangguan kesadaran, kejang, panas tinggi, pucat anemia, mata dan tubuh menguning serta perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan, jumlah kencing berkurang oliguri, tidak dapat makan dan minum, warna urine seperti the tua sampai kehitaman,dan nafas cepat Kasus Malaria adalah semua penderita Malaria dan semua penderita tersangka Malaria atau malaria Klinis. Penyakit malaria diketahui berdasarkan : a. Diagnosa tersangka malaria yang disebut Malaria Klinis, yaitu penyakit malaria yang diketahui hanya berdasarkan gejala klinis yang timbul tanpa pemeriksaan laboratorium . b. Diagnosa Laboratorium yang disebut positif malaria atau penderita malaria, yaitu penyakit malaria yang diketahui berdasarkan pemeriksaan mikroskopis terhadap sediaan darah, dinyatakan positif jika pada pemeriksaan tersebut ditemukan Plasmodium. Seseorang dapat ditulari oleh P. falciparum, atau P. vivaxmalariae atau campuran keduanya.

2. Etiologi

Terdapat 3 tipe plasmodium penyebab penyakit malaria, yaitu Plasmodium falciparum penyebab Malaria tropika, Plasmodium vivax penyebab malaria tertiana dan Pasmodium malariae penyebab malaria quartana.

3. Masa Inkubasi

Masa inkubasi pada tubuh manusia disebut masa inkubasi intrinsik, yaitu waktu manusia digigit nyamuk yang infected masuknya sporozoit sampai timbul gejala klinisdemam. kira-kira 12 hari untuk plasmodium falciparum, 15 hari untuk Plasmodium vivax, P. malariae 28 hari dan P. ovale 17 hari.

4. Sumber dan Cara Penularan

Sumber penyakit adalah manusia yang merupakan Host intermidiate dan nyamuk anopheles betina yang terinfeksi sebagai host definitive. Penyakit malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang siap menularkan infected dimana sebelumnya nyamuk tersebut telah menggigit penderita malaria yang dalam darahnya mengandung gametosit gamet jantan dan betina. 116 Edisi Revisi Tahun 2011

5. Pengobatan

Pengobatan ditujukan untuk : Mengurangi kesakitan, mencegah kematian, menyembuhkan penderita dan mengurangi kerugian akibat sakit. Disamping itu mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit dari seseorang yang mengidap penyakit kepada orang sehat lainnya melalui gigitan nyamuk penular. Pengobatan terdiri dari: a. Pengobatan terhadap penderita di lokasi KLB 1 Malaria tanpa komplikasi  Plasmodium falciparum positif : ACT selama 3 hari dan Primakuin 1 hari.  Plasmodium vivax positif : Klorokuin atau ACT selama 3 hari dan Primakuin 14 hari. 2 Malaria berat Di Unit Pelayanan Kesehatan dengan fasilitas memadai  Perbaikan keadaan umum penderita  IVFD Dextrose 5 atau 10.  Oksigen O2 bila sesak nafas.  Pengawasan tanda vital: tekanan darah, nadi, respirasi, suhu.  Mengatasi komplikasi yang terjadi  Memberi obat malaria parenteral:  Artemeter injeksi Intra Muscular. Dosis dewasa: dosis inisial 160 mg 2 ampul IM pada hari pertama. Diikuti 80 mg 1 ampul IM pada hari ke 2 dan seterusnya sampai penderita sadar dan dapat minum obat. Dosis anak, berdasarkan berat badan : - Hari pertama : 3,2 mgkgbbhari - Hari ke 2 dan seterusnya : 1,6 mgkgbbhari.  Kina HCl 25 perinfusdrip: Dosis dewasa: 10 mgkgbb dilarutkan dalam 500 ml dextrose 5 atau 10, atau NaCl 0,9 . Diberikan setiap 8 jam sampai penderita sadar dan dapat minum obat. Dosis anak: 30 mgkgbb24 jam bila umur 2 bulan: 20-25 mgkgbb dilarutkan dalam dextrose 5 atau 10, atau NaCl 0,9 sebanyak 75 – 100 cckgbb24 jam maksimum 2000 cc 24 jam. Diulang hari berikutnya sampai penderita sadar dan dapat minum obat.  Bila penderita sudah dapat makan dan minum, pengobatan parenteral dihentikan dan pengobatan dilanjutkan dengan ACT dan Primakuin peroral.  Bila tidak memungkinkan pemberian Kina perinfus, maka dapat diberikan Kinin Antipirin 10 mgkgbb dosis tunggal IM. Kemudian penderita segera dirujuk ke Unit Pelayanan Kesehatan yang lebih lengkap fasilitasnya. b. Pengobatan terhadap masyarakat di lokasi KLB Dilakukan MBS. Semua penduduk di lokasi KLB diperiksa sediaan darahnya, bila ditemukan penderita positif malaria segera diobati dengan pengobatan sesuai jenis plasmodiumnya. c. Pengobatan lanjutan MFS dilakukan setiap 2 minggu sampai kegiatan penyemprotan rumah selesai, pada semua penderita demam yang ditemukan di lokasi KLB, bila positif malaria diikuti dengan pengobatan sesuai jenis plasmodiumnya. Bila ditemukan penderita kambuh atau belum sembuh, segera diberikan pengobatan lini berikutnya. Dengan adanya kebijakan pengobtan malaria saat ini, dalam kondisi KLB pengobatan malaria secara klinis tidak diterapkan lagi. Diupayakan pengobatan pada penderita malaria melalui konfirmasi pemeriksaan sediaan darah baik secara mikroskopik maupun dengan RDT dan pengobatan sesuai jenis plasmodium yang ditemukan. Disamping itu ada upaya pencegahan penularan melalui pengobatan yang disebut prophylaxis. Edisi Revisi Tahun 2011 117

6. Kejadian Luar Biasa