Gambaran Klinis POLIO POLIOMYELITIS ANTERIOR AKUT

Edisi Revisi Tahun 2011 141

R. POLIO POLIOMYELITIS ANTERIOR AKUT

Poliomyelitis anterior akut adalah penyakit dengan kelumpuhan dengan kerusakan motor neuron pada cornu anterior dari sungsum tulang belakang akibat infeksi virus. Penyakit ini telah lama dikenal oleh manusia. Selain ditemukannya mumi dengan gambaran klinik polio, pada salah satu inskripsi Mesir kuno 1580- 1350 SM terdapat gambaran seorang pendeta muda dengan kaki sebelah kiri yang memendek dan mengecil, telapak kaki pada posisi equinus, yang merupakan gambaran keadaan klinik lumpuh layu. Pada tahun 1789 Michael Underwood membuat deskripsi penyakit polio sebagai suatu kesatuan klinik yang utuh, disusul pleh Heine pada tahun 1840 merinci kelainan klinisnya dan tahun 1870 Medin melaporkan gambaran epidemiologisnya. Penyakit ini dilaporkan sebagai kejadian luar biasa pertama kali pada tahun 1948 dan laporan terakhir virus polio liar di Indonesia tahun 2006.

1. Gambaran Klinis

Manifestasi klinis Polio dapat berupa: a Inapparent infection, tanpa gejala klinik, yang terbanyak terjadi 72 b Infeksi klinik yang ringan, sering terjadi 24, dengan panas, lemas, malaise, pusing, mual, muntah, tenggorokan sakit dan gejala kombinasi c Abortive poliomyelitis, jarang terjadi 4, didahului dengan panas, malaise, pusing , muntah dan sakit perut. Merupakan tanda klinik pertama dari perjalanan klinik yang bifasik. 1-2 hari setelahnya, timbul iritasi meningen, termasuk kaku kuduk, muntah, nyeri kepala. Proses ini setelah 2-10 hari akan membaik tanpa gejala sisa, kecuali pada beberapa kasus terjadi kelemahan otot yang transient. d Aseptic meningitis non paralytic poliomyelitis akibat virus polio tidak dapat dibedakan dengan aseptic meningitis akibat virus lain. Anak demam, lemas, sakit otot, hiperesthesia atau paraesthesia, mual muntah, diare, pada pemeriksaan fisik didapatkan kaku kuduk, tanda spinal, tanda head drop tanda Brudzinsky dan Kernig positif, perubahan refleks permukaan dan dalam. Hasil pungsi lumbal menunjukkan adanya kenaikan sel, pada permulaan PMN dan kemudian berubah menjadi mononuclear, protein normal atau sedikit meningkat, kadar glukosa normal. e Paralytic poliomyelitis dimulai dari gejala seperti pada infeksi klinik yang ringan minor, diseling dengan periode 1-3 hari tanpa gejala, lalu disusul dengan nyeri otot, kaku otot, dan demam. Dengan cepat beberapa jam keadaan klinik cepat memburuk mayor dan menimbulkan kelumpuhan yang maksimal dalam 48 jam saja. Pada tipe spinal kelumpuhan yang terjadi biasanya tidak lengkap, kaki lebih sering terkena dibanding dengan tangan, terutama terjadi pada bagian proksimal, tidak simetrik dan menyebar dari bagian proksimal kearah distal descending paralysis. Kelumpuhan lebih sering terjadi pada otot yang besar di bagian proximal, dibanding dengan otot distal yang kecil. Jenis kelumpuhan dan beratnya kelumpuhan sangat tergantung pada lokasi kerusakan, namun selalu bersifat layu flaccid, otot lembek floppy tanpa tonus otot. Jenis klinik spinal sering mengenai otot tangan, kaki dan torso. Terdapat kasus bulbar jarang akibat kerusakan motorneuron pada batang otak, sehingga terjadi insufisiensi pernafasan, kesulitan menelan, tersedak lewat hidung, kesulitan makan, kelumpuhan pita suara dan kesulitan bicara. Saraf otak yang terkena adalah saraf V, IX, X, XI dan kemudian VII. Kasus ensefalitis jarang sukar dibedakan secara klinik dengan ensefalitis akibat virus lain. Kerusakan pada SSP ini, seperti pada penyakit saraf yang lain, tidak dapat diganti atau diperbaiki, sehingga akan terjadi kelumpuhan yang permanen. Perbaikan secara klinik terjadi akibat kompensasi otot lain atau perbaikan sisa otot yang masih berfungsi. f Post polio syndrome PPS adalah bentuk manifestasi lambat 15-40 tahun setelah infeksi polio, dengan gejala klinik polio paralitik yang akut. Gejala yang muncul adalah nyeri otot yang luar biasa, paralisis yang rekuren atau timbul paralisis baru.

2. Etiologi