Edisi Revisi Tahun 2011 53
6. Epidemiologi
KLB chikungunya pertama kali dilaporkan di Tanzania pada tahun 1952, Uganda tahun 1963, Sinegal tahun 1967, 1975 dan 1983, Angola tahun 1972, Afrika Selatan tahun 1976, Zaire dan Zambia di Afrika Tengah
pada tahun 1978-1979. Pada tahun 1950 mulai menyebar ke wilayah Asia yaitu India, Filipina, Thailand, Myanmar, Vietnam.
Kejadian luar biasa pernah terjadi di Yogyakarta 1983, Muara Enim 1999, Aceh 2000. Pada tahun 2010 KLB Chikungunya terjadi di NAD, Sumatera Selatan, Babel, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa
Barat, DI Yogya, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Bali. Saat ini hampir seluruh wilayah di Indonesia potensial untuk timbulnya KLB
chikungunya. Penyebaran penyakit chikungunya di Indonesia terjadi pada daerah endemis penyakit demam
berdarah dengue. KLB sering terjadi pada awal dan akhir musim hujan. Banyaknya tempat perindukan nyamuk sering berhubungan dengan peningkatan kejadian penyakit chikungunya. Berdasarkan data yang ada
chikungunya lebih sering terjadi didaerah sub urban.
7. Kejadian Luar Biasa
Definisi Operasional KLB Chikungunya adalah ditemukan lebih dari satu penderita Chikungunya di suatu desakelurahan yang sebelumnya tidak pernah ditemukan penderita. Pedoman Pengendalian
Chikungunya, Kemkes, 2007 Penanggulangan KLB Demam Chik terutama diarahkan pada upaya pemutusan mata rantai
penularan kasus-nyamuk-orang sehat. Pengobatan bersifat simptomatis. Upaya pencegahan terutama diarahkan pada pencegahan terjadinya KLB di daerah berbatasan atau penyebaran daerah yang mempunyai
frekuensi transportasi yang tinggi. 1
Penyelidikan Epidemiologi Penyelidikan epidemiologi dilakukan terhadap dugaan penderita demam chik, terutama apabila
memiliki gejala demam mendadak, nyeri sendi, dan ruam. Adanya KLB demam chik sering rancu dengan adanya KLB demam dengue, demam berdarah dengue, dan campak, oleh karena itu disamping distribusi
gejala dan tanda-tanda dari sekelompok penderita yang dicurigai, diagnosis dapat didukung pemeriksaan serologis dengan metode Elisa atau Rapid Diagnostic Test RDT pada sebagian penderita. Secara operasional
sebaiknya hanya diambil pada 10-25 penderita dengan gejala demam mendadak, nyeri sendi dan ruam. Tatacara pengambilan dan pengiriman spesimen demam chik adalah sebagai berikut :
Sampel adalah serum darah sebanyak 5-7 cc yang diambil dari penderita akut. Sampel disimpan dan dikirim selalu berada pada suhu 4-8 °C, sehingga pengiriman harus menggunakan
termos dingin. Identitas dan data pendukung perlu dilampirkan dengan cermat berupa nama penderita, tanggal mulai sakit, tanggal pengambilan spesimen, umur, jenis kelamin, alamat dan gejala gejala yang
timbul demam, nyeri sendi, ruam, mimisan, batuk darah, berak darah, dan syok serta nama, alamat, telepon dan faksimili pengirim spesimen.
Pemeriksaan dapat dilakukan di Bagian Virologi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta Pusat atau di Laboratorium Kesehatan
Daerah yang telah mampu melakukan pemeriksaan. Hasil pemeriksaan laboratorium dikirimkan kepada pengirim.
Laporan penyelidikan epidemiologi sebaiknya dapat menjelaskan Diagnosis KLB,
Penyebaran kasus menurut waktu minggu, wilayah geografi RTRW, desa dan Kecamatan, umur dan faktor lainnya yang diperlukan, misalnya sekolah, tempat kerja dan sebagainya.
Gambaran besar masalah keberadaan nyamuk dan jentik Aedes Status KLB pada saat penyelidikan epidemiologi dilaksanakan serta perkiraan peningkatan dan
penyebaran KLB. Faktor-faktor risiko lain yang berkontribusi terhadap timbulnya KLB
Rencana upaya penanggulangannya.
54 Edisi Revisi Tahun 2011
2 Upaya Penanggulangan
Penanggulangan KLB dilaksanakan terhadap 3 kegiatan utama, penyelidikan KLB, upaya pengobatan dan upaya pencegahan KLB serta penegakan sistem surveilans ketat selama periode KLB.
Demam chik belum ditemukan obat, tetapi dapat sembuh sendiri sehingga pengobatan bersifat simptomatis dengan pemberian obat penurun panas dan mengurangi nyeri, dan beristirahat selama fase
akut, serta pada umumnya tidak memerlukan perawatan di rumah sakit. Untuk memutus mata rantai penularan kasus-nyamuk-orang lain perlu dilakukan tindakan sama
dengan upaya pemberantasan KLB DBD yaitu, gerakan pemberantasan sarang nyamuk, pemberian larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, perlindungan diri menggunakan repelen, obat nyamuk bakar dan
sejenisnya, penggunaan kelambu serta isolasi penderita agar tidak digigit nyamuk. Pada daerah KLB dapat dilakukan pengasapan fogging untuk membunuh nyamuk dewasa terinfeksi yang dilakukan pada wilayah
KLB sebanyak 2 kali pengasapan dengan interval satu minggu. 3
Surveilans ketat pada KLB Perkembangan kasus dan kematian setiap hari disampaikan ke dinas kesehatan kabupatenkota.
Dilakukan analisis mingguan terhadap perkembangan kasus dan kematian.
8. Sistem Kewaspadaan Dini KLB