Gambaran klinis Etiologi DIFTERI

74 Edisi Revisi Tahun 2011

G. DIFTERI

Penyakit Difteri adalah penyakit menular akut pada tonsil, faring dan hidung kadang-kadang pada selaput mukosa dan kulit. Difteri dapat menyerang orang yang tidak mempunyai kekebalan.

1. Gambaran klinis

Difteri mempunyai gejala klinis demam + 38 o C, pseudomembran putih keabu-abuan, tak mudah lepas dan mudah berdarahdi faring, laring atau tonsil, sakit waktu menelan, leher membengkak seperti leher sapi bullneck, karena pembengkakan kelenjar leher dan sesak nafas disertai bunyi stridor Kasus Difteri dapat diklasifikasikan dalam kasus probable dan kasus konfirmasi:  Kasus probable adalah kasus yang menunjukkan gejala-gejala demam, sakit menelan, pseudomembran, pembengkakan leher dan sesak nafas disertai bunyi stridor  Kasus konfirmasi adalah kasus probable disertai hasil laboratorium, berupa hapus tenggorok hapus hidung atau hapus luka di kulit yang diduga Difteri kulit.

2. Etiologi

Kuman penyebab adalah Corynebacterium Diphtheriae. Infeksi oleh kuman sifatnya tidak invasif, tetapi kuman dapat mengeluarkan toxin, yaitu eksotoksin. Toksin ini mempunyai efek patologik sehingga menyebabkan orang jadi sakit. Ada 3 tipe dari Corynebacterium Diphtheriae yaitu tipe mitis, tipe intermedius dan tipe gravis. Kuman ini dapat hidup pada selaput mukosa tenggorokan manusia tanpa menimbulkan gejala penyakit. Keadaan ini disebut carrier. Pada masa non epidemi ditemukan carrier rate sebesar 0,5 - 1,2 dari penduduk dan kumannya adalah tipe mitis, sedangkan pada masa epidemi carrier rate bisa meningkat menjadi 25 - 40 dan kumannya adalah tipe gravis. Strain yang mulanya nontoxigenic bisa menjadi toxigenic, jika strain tersebut terinfeksi virus yang spesifik atau bakteriofag, sehingga strain tadi mengeluarkan toksin ampuh dalam jumlah besar yang menyebabkan sakit dan kematian pada penduduk yang tidak mendapat vaksinasi. Penyakit ini sebagian besar ditemukan pada anak-anak golongan umur 1 – 5 tahun. Sebelum umur 1 tahun, anak-anak masih mendapat perlindungan pasif dari ibunya. Waktu anak umur 1 tahun, antibodi tersebut sudah habis. Maka penyakit Difteri mulai dapat menyerang mereka yang belum pernah sakit atau yang sebelumnya sudah kontak dengan strain Difteri jinak, tetapi tidak mempunyai respons immunotoxigenic yang cukup kuat. Karena penduduk yang tidak rentan non susceptible semakin besar dengan bertambahnya umur, maka sesudah umur 5 tahun, age specific attack rate makin menjadi kecil.

3. Masa inkubasi