Kejadian Luar Biasa FILARIASIS

88 Edisi Revisi Tahun 2011 b. Profilaksis Profilaksis 1x75 mg diberikan pada kelompok risiko tinggi terpajan termasuk wanita hamil, oseltamivir harus diberikan sebagai profilaksis, sampai 7-10 hari dari pajanan terakhir rekomendasi kuat. Penggunaan profilaksis berkepanjangan dapat diberikan maksimal hingga 6-8 minggu sesuai dengan profilaksis pada influenza musiman.

6. Epidemiologi

Kasus Flu Burung pada manusia kasus FB di temukan pada tahun 1997 di Hongkong kemudian menyebar ke Belanda dan negara-negara di Asia, dan saat ini sudah tersebar di 13 negara termasuk Indonesia. Kasus FB konfirmasi di Indonesia, pertama kali ditemukan di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten pada bulan Juni 2005. Kasus kemudian menyebar ke 13 propinsi DKI Jakarta, Jabar, Banten, Jateng, Jatim, Sulsel, Bali, Lampung, Sumut, Sumbar, Riau, Sumsel, dan terakhir DI Yogyakarta . Kasus terbanyak pada daerah yang mobilitas penduduk dan unggasnya sangat padat seperti daerah DKI Jakarta,Jabar, dan Banten.Sampai dengan laporan tanggal September 2011, telah ditemukan sebanyak 179 kasus FB konfirmasi dengan 147 kematian. Kasus Flu burung menyerang semua golongan umur tetapi terbanyak pada usia Balita sampai usia produktif dengan tidak membedakan antara lelaki dan perempuan.

7. Kejadian Luar Biasa

Kriteria KLB : Setiap kasus konfirmasi Flu Burung. Namun demikian setiap kasus suspek FB ditangani seperti kasus konfirmasi sampai diketahui hasil negatif. 1 Penyelidikan Epidemiologi Penyelidikan epidemiologi dilakukan terhadap setiap laporan adanya kasus konfirmasi FB pada manusia dengan tujuan untuk penegakan diagnosis, mendapatkan kasus tambahan, gambaran klinis dan laboratorium, mengetahui sumber dan cara penularan baik sumber penularan manusia atau hewan penular, mengetahui risiko penularan virus FB H5N1 diantara kontak kasus FB H5N1, mengetahui gambaran epidemiologi dan virologi FB H5N1. Adapun Pelaksanaan PE sebagai berikut : a. Pencegahan Universal Untuk Tim Penyelidikan Epidemiologi Gunakan APD seminimal mungkin, misalnya Sarung tangan dan Masker b. Penyelidikan Epidemiologi dan Surveilans Kontak Kasus FB di Rumah Sakit 1. Konfirmasi terlebih dahulu kepada pihak RS untuk maksud kedatangan 2. Informasikan kepada pihak RS agar melakukan pemantauan terhadap petugas kesehatan selama 2 kali masa inkubasi sejak kontak terakhir dengan kasus dan 3. Bila dalam pemantauan ada yang menderita ILI agar segera melapor ke Dinas Kesehatan 4. Lakukan pengambilan swab nasofaring dan orofaring bila ada yang menderita ILI selama dalam pemantauan dan perlakukan seperti kasus suspek FB c. Penyelidikan Epidemiologi dan Surveilans Kontak Kasus FB di Lapangan 1. Berkoordinasi dengan petugas puskesmas untuk PE ke lapangan 2. Lakukan Pencarian kasus tambahan 3. Lakukan pencarian faktor resiko dan sumber penularan 4. Lakukan pemantauan kontak baik kontak unggas maupun kontak kasus selama 2 kali masa inkubasi sejak kontak terakhir 5. Lakukan pengambilan swab nasofaing dan orofaring bila ada kontak yang menunjukkan gejala ILI dan beri Tamiflu sesuai dosis 6. Segera rujuk ke RS Rujukan FB dengan menginformasikan terlebih dahulu kepada RS 7. Segera melapor 2 Penanggulangan Penanggulangan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah sudah terjadi penularan antar manusia atau belum. Kegiatan Penanggulangan sebagai berikut : a. Belum terjadi penularan antar manusia 1. Pencarian kasus tambahan 2. Pemantauan kasus kontak unggas dan kasus selama 2 kali masa inkubasi sejak kontak terakhir Edisi Revisi Tahun 2011 89 3. Merujuk ke RS Rujukan FB bila dalam pemantauan menemukan kasus ILI 4. Penyuluhan kepada masyarakat apa yang harus dilakukan bila timbul gejala ILI b. Sudah terjadi penularan antar manusia 1. Karantina Wilayah 2. Pemberian Profilaksis tamiflu kepada seluruh masyarakat di wilayah karantina 3. Surveilans aktif di wilayah karantina 4. Karantina rumah bila ada kasus di luar karantina wilayah

8. Sistem Kewaspadaan Dini KLB