Kejadian Luar Biasa ANTRAKS

Edisi Revisi Tahun 2011 33 berasal dari Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Pada tahun 2010 dilaporkan kasus Antraks sebanyak 28 kasus dengan meninggal 1 orang CFR 3,6 yang terjadi di Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah yaitu 24 kasus 1 orang meninggal dan Provinsi Sulawesi Selatan di Kabupaten Maros 3 kasus dan Kota Makassar 1 kasus. Pada tahun 2011 sampai dengan bulan Juni dilaporkan kasus Antraks sebanyak 42 kasus dan tidak ada kasus yang meninggal. Kasus antraks terjadi di Kabupaten Boyolali dengan 14 kasus, Sragen 13 kasus, Pati 1 kasus dan Provinsi NTT terjadi 14 kasus Grafik 6. Situasi Antraks di Indonesia Tahun 2004 - Juni 2011 Pada umumnya antraks menyerang pekerja peternakan, petani, pekerja tempat pemotongan hewan, dokter hewan yang menangani ternak.

7. Kejadian Luar Biasa

Penanggulangan KLB antraks diarahkan untuk memutuskan rantai penularan hewan penular ke manusia atau tanah tercemar ke manusia. pengobatan dini penderita dan mencegah pencemaran lingkungan oleh spora antraks. Penanggulangan KLB antraks pada hewan merupakan bagian dari upaya penanggulangan KLB antraks pada manusia. 1 Penyelidikan Epidemiologi Penyelidikan epidemiologi dilakukan terhadap kasus-kasus yang dilaporkan dari rumah sakit, puskesmas maupun laporan masyarakat. Penyelidikan lapangan dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya kasus lain, terutama pada kelompok rentan terpapar kuman atau spora antraks. Pengambilan specimen dengan cara cairanpus diambil dengan aspirasi, bila lesi kulit bula masih utuh, atau diusap dengan lidi kapas steril, kemudian dimasukkan ke dalam botol steril. Demikian pula untuk sputum, tinja darah, maupun LCS. Pengiriman spesimen bisa tanpa atau dengan media transport ke laboratorium. Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium pewarnaan, biakan, serologi atau percobaan binatang. Spesimen yang digunakan adalah cairan atau pus pada bentuk lesi kulit, sputum pada bentuk pulmonal, tinja pada bentuk intestinal. darah pada bentuk septikimia, dan cairan liquor cerebrospinalis LCS pada bentuk meningitis. KLB antraks adalah terjadinya satu kasus baru antraks atau lebih pada manusia dengan sebagian kasus menunjukkan tanda-tanda patogomonik atau adanya bukti laboratorium. SKD-KLB antraks harus diintensifkan apabila terdapat sejumlah kematian pada binatang yang diduga karena antraks, terutama apabila terjadi pada daerah endemik antraks. Penyelidikan KLB antraks dapat menggambarkan penyebaran, kecenderungan dan identifikasi sumber dan cara penularan serta populasi rentan serangan KLB antraks : 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 KASUS 109 76 15 74 20 17 31 42 MENINGGAL 8 1 1 5 2 1 CFR 7 1 7 7 12 3,2 20 40 60 80 100 120 KASUS MENINGGAL CFR 34 Edisi Revisi Tahun 2011  Kurva epidemi menurut tanggal mulai timbulnya gejala pada kasus baru, sehingga dapat teridentifikasi mulai dan berakhirnya KLB antraks, kecenderungan dan pola serangan.  Tabel distribusi kasus baru menurut umur, jenis kelamin dan pekerjaan yang diduga berhubungan dengan penularan antraks.  Tabel dan peta distribusi kasus-kasus kesakitan dan kematian hewan tersangka antraks.  Distribusi kasus juga digambarkan dalam peta sebaran spot map dan hubungannya dengan distribusi kasus-kasus kesakitan dan kematian hewan tersangka antraks. Peta dibuat secara bersambung menurut minggu kejadian, sehingga dapat dicermati perkembangan penyebaran kasus dari waktu ke waktu.  Seringkali pelacakan kasus dilakukan untuk mengetahui penyebaran dari satu wilayah ke wilayah lain, termasuk identifikasi hewan, produk hewan atau tanah tercemar sebagai sumber penular. Gambaran epidemiologi KLB antraks tersebut diatas dapat digunakan untuk mengidentifikasi sumber dan cara penularan antraks :  Identifikasi hewan sumber penular, terutama adanya sejumlah hewan tertentu yang meninggal pada daerah dan dalam periode KLB  Hubungan distribusi kasus dan distribusi hewan sumber penular yang dicurigai  Melakukan identifikasi diagnosis hewan atau produk hewan tersangka, terutama dengan pemeriksaan laboratorium.  Pemeriksaan spora pada tanah daerah hewan sumber penular yang dicurigai. Gambaran epidemiologi KLB antraks tersebut juga diperlukan untuk mengidentifikasi populasi yang kemungkinan terserang. Populasi rentan antraks terutama berhubungan dengan distribusi hewan sumber penularan, pekerjaan yang berhubungan dengan hewan sumber penularan dan tanah atau lingkungan sekitarnya. 2 Penanggulangan KLB Penanggulangan KLB diprioritaskan pada pengobatan dini penderita dengan pengobatan yang memadai, penanggulangan KLB antraks pada hewan penular serta produk hewan tercemar sehingga terputusnya mata rantai penularan, serta manajemen hewan tersangka dan produk hewan tercemar :  Penyuluhan masyarakat tentang antraks dan upaya penanggulangannya. Setiap orang yang menderita penyakit dengan gejala-gejala antraks segera berobat ke Puskesmas atau RS terdekat.  Perlakuan terhadap jenazah karena antraks mengikuti prinsip pemulasaraan jenazah dengan penyakit menular sesuai dengan ketentuan yang berlaku.  Hewan harus disembelih di Rumah Potong Hewan RPH bila dipotong di luar RPH harus mendapat ijin dahulu dari Dinas Peternakan setempat  Tidak diperbolehkan menyembelih hewan sakit antraks.  Tidak diperbolehkan mengkonsumsi daging yang berasal dari hewan yang sakit antraks.  Dilarang membuat atau memproduksi barang-barang yang berasal dari hewan sakit atau mati karena penyakit antraks.  Hewan yang rentan terhadap penyakit antraks seperti sapi, kerbau, kambing, domba, kuda secara rutin harus divaksinasi terhadap penyakit antraks. Vaksinasi dilakukan oleh Dinas Peternakan setempat. Dalam upaya menanggulangi KLB antraks di lapangan perlu kerjasama yang baik antara masyarakat, petugas Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian termasuk laboratorium. Pada daerah yang belum pernah terjangkit KLB antraks, petugas belum terlatih untuk mengidentifikasi adanya kasus antraks, diagnosis antraks sering rancu dengan penyakit kulit dan penyakit perut lainnya, oleh karena itu pelatihan singkat terhadap petugas perlu dilakukan. Edisi Revisi Tahun 2011 35 3 Surveilans Ketat pada KLB Antraks Perkembangan kasus baru dan kematian antraks menurut bentuk penyakit, waktu mulai sakit, tempat tinggal, dan jenis tempat bekerja. Perkembangan kasus-kasus kesakitan dan kematian hewan tersangka antraks menurut tempat dan jenis hewan.

8. Sistem Kewaspadaan Dini KLB