Kejadian Luar Biasa PENYAKIT TANGAN, KAKI DAN MULUT

Edisi Revisi Tahun 2011 127  Pemeriksaan uji serologi dilakukan pada fase akut dan konvalesen dengan jarak pengambilan 14 hari  Spesimen yang diambil pada fase akut : Feses : virus dapat ditemukan sampai beberapa minggu Usap tenggorok : beberapa hari sejak awal penyakit Darah dan bahan yang sesuai gejala klinis, seperti cairan vesikel, Liquour Cerebro Spinal LCS, apusan mata dan jaringan Swab tenggorok dan vesikel dikirimkan dengan menggunakan media transportasi virus VTM, sedangkan untuk sediaan tinja atau rectal swab menggunakan media transportasi untuk tinja atau rectal swab.  Spesimen serum harus diambil berpasangan paired  Spesimen dikirimkan ke : Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Litbang Kemenkes Jl. Percetakan Negara No.29 jakarta 10560 Telepon 021-4244375, Fax 021-4245386

6. Epidemiologi

Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut ini menyerang sebagian besar anak di bawah 10 tahun dengan masa inkubasi 3-7 hari dan masa infeksius minggu pertama sejak timbul gejala. Pada tahun 2008 dilaporkan terjadi KLB PTKMHFMD di Cina dan pada Tahun 2009 dilaporkan terjadi KLB PTKMHFMD di Indonesia jumlah kasus 94 kasus klinis – 1 positif EV 71 dan di beberapa negara di Asia seperti Taiwan, Hong Kong, Vietnam, Singapore dan Malaysia.

7. Kejadian Luar Biasa

Kriteria KLB PTKM sesuai dengan kriteria penetapan KLB pada Permenkes 1501 tahun 2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan. Penyelidikan Epidemiologi untuk mengetahui gambaran kelompok rentan dan penyebaran kasus agar mendapatkan arah upaya penanggulangan. Petugas membuat kurva epidemi dibuat dalam harian dan mingguan kasus dan atau kematian, sampai KLB dinyatakan selesai. Tabel dan grafik dapat menjelaskan gambaran epidemiologi angka serangan attack rate dan case fatality rate menurut umur, jenis kelamin dan wilayah tertentu. Peta area map dan spot map dapat menggambarkan penyebaran kasus dan kematian dari waktu ke waktu. Analisis juga dilakukan untuk menggambarkan hubungan epidemiologi kasus-kasus dan faktor risiko tertentu, sanitasi dan sebagainya, yang sangat diperlukan dalam upaya pencegahan perkembangan dan penyebaran KLB. Hubungan kasus-faktor risiko tidak selalu diperoleh berdasarkan hubungan asosiasi, tetapi dapat diperkirakan dari pola penyebaran kasus dan pola sanitasi daerah KLB dalam suatu peta atau grafik. Tindakan surveilans ketat dilakukan terhadap penderita, kontak erat, dan faktor risiko potensial, dapat dilengkapi dengan pengambilan sampel untuk konfirmasi laboratorium. Hasil analisis disampaikan melalui laporan harian dan mingguan sesuai dengan prosedur yang berlaku. 1 Penanggulangan Penanggulangan KLB dilakukan dengan cara: a. Tata laksana Kasus b. Respon cepat dengan melakukan advokasi, sosialisasi kepada instansi terkait agar dapat :  Melakukan penyuluhan tentang penyakit TKM kepada orang tua murid dan masyarakat sekitar yang terkena kontak.  Melakukan tindakan pengamanan lingkungan guna mencegah kepanikan masyarakat dan hal- hal yang dapat mengganggu upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap penyakit TKM ini.  Penderita PTKM yang menunjukkan gejala sakit dapat diliburkan selama 2 kali masa inkubasi. 128 Edisi Revisi Tahun 2011  Melakukan tindakan perbaikan kualitas sanitasi lingkungan melalui desinfeksi dan dekontaminasi, baik di lingkungan permukiman maupun sekolah c. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS antara lain :  Meningkatkan hygienekebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan sabun, menutup mulut dan hidung bila batuk dan bersin, serta tidak menggunakan secara bersama-sama alat- alat rumah tangga misal cangkir, sendok, garpu dan alat kebersihan pribadi misal handuk, lap muka, sikat gigi dan pakaian, terutama sepatu dan kaus kaki  Membersihkan alat-alat yang terkontaminasi dengan air dan sabun  Melakukan pengamatan terhadap kontak penderita dalam satu rumah secara ketat Bila terjadi peningkatan kasus, agar dilaporkan oleh instansi kesehatan kepada Kepala Daerah setempat secara berjenjang dan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

8. Sistem Kewaspadaan Dini KLB