Penyebab Harmoni Posisi Agen dan Struktur

12 Pertama, berkembang-t idaknya religiosent risme ant arpihak yang disert ai dengan berkembang-t idaknya t oleransi, t erut ama dari pihak mayorit as. Religiosent risme adalah sebuah pandangan yang melihat paham kelom pok Islam lain secara negat if karena berdasarkan st andar dan klaim kebenaran dari paham agamanya sendiri, sehingga melahirkan st ereot ip negat if. Di sat u pihak t erjadi st ereot ip sesat formal, dan sesat publik t erhadap KISK, di pihak lain ada pengkafiran dari KISK t erhadap KIM . Hal ini mengandaikan bahw a w alaupun religiosent risme at au st ereot ip negat if berkembang, namun jika sikap t oleransi berkembang maka konflik kekerasan dan gerakan masif t idak akan ada, begit u juga sebaliknya. Hal ini t erlihat dalam kasus Ahmadiyah di Yogyakart a, dan dalam bat as-bat as t ert ent u An-Nadzir di Gow a. Sement ara dalam kasus Ahmadiyah di Kuningan dan Syiah di Sampang st ereot ip negat if yang berkembang diiringi melemahnya t oleransi, sehingga muncul konflik. Lemah dan kuat nya t oleransi t ersebut t erkait dengan fakt or-fakt or lain, baik yang berasal dari st rukt ur yang ada dalam masyarakat maupun t indakan-t indakan yang dilakukan berbagai pihak. Kedua, t indakan-t indakan yang dilakukan set iap kelompok dalam berelasi dengan kelompok lain, baik oleh negara, kelompok masyarakat sipil, dan t indakan agensi dari KISK sendiri. Tindakan-t indakan berbagai pihak t ersebut selain t elah menyebabkan t erjadinya konflik juga menyebabkan int egrasi. Ket iga, st rukt ur sosial yang menjadi daya paksa bagi kelompok sepert i posisi t okoh lokal, paham agama, kant ong komunit as, sejarah relasi, dan jaringan relasi. Fakt or-fakt or t ersebut t idak berdiri sendiri, namun saling berkelindan.

a. Penyebab Harmoni

Penyebab harmoni di Gow a dapat dilihat pada fakt or int ernal at au keagenan dari KISK, yait u pemahaman keagamaan KISK yang t idak mengkafirkan KIM dan kelompok Islam yang lain. Fakt or agensi yang lain karena adanya komit men KSIK unt uk menjadi sumber perdamaian dan kerukunan dalam masyarakat , kemampuan bersosialisasi dengan masyarakat dan pencit raan yang baik melalui kegiat an sosial, dan dakw ah bil-hal kepada masyarakat , sert a kemampuan beradapt asi dengan masyarakat sekit ar sehingga t erjadi mut ualis- simbiosisme. 13 Adapun fakt or ekst ernal selain karena belum adanya st ereorif sesat secara kolekt if dan formal dari KIM . Kasus Gow a sekaligus menunjukkan kuat nya ot orit as dan peran lembaga konsul sepert i M UI dalam menent ukan krit eria st eraot if-sesat , sekaligus mempengaruhi t indakan kelompok lain dalam menghadapi KISK. Karena it u, meskipun ada KIM yang beresist ensi t erhadap KISK, namun t idak melahirkan konflik masif dan kekerasan. Tindakan aparat negara dalam bent uk dukungan simbolik menjadi salah sat u penyebab ekst ernal kedamaian di Gow a dan t idak adanya konflik t erhadap KISK. Dukungan simbolik aparat lokal t erhadap KISK t erlihat dari kunjungan dan pem berian penghargaan t erhadap w arga KISK di bidang sosial- ekonomi. Di Yogyakart a, fakt or pent ing t idak t erjadinya konflik masif dan kekerasan karena sikap dan kebijakan mult ikult uralisme elit e budaya-polit ik. Polit ik mult ikult uralisme t elah berdampak t erhadap berkembangnya t oleransi dari kelompok sipil dan aparat negara. Fakor lain yait u t idak adanya kant ong komunit as KISK. Selain it u, eksklusivit as KISK JAI dalam relasi keseharian sert a t idak dilibat kannya KISK dalam lembaga konsul t et ap menjadi fakt or pot ensial t erjadinya kecemburuan dan konflik int erkomunal Islam. Selain it u, ada beberapa yang mengganjal dalam kont eks Yogya yait u berkembangnya generalisasi dari masyarakat dan aparat pemerint ah sendiri t erhadap dua KISK GAI dan JAI. Hal ini akibat dari belum adanya kesat uan persepsi di lingkungan pejabat int ernal pemerint ah, dan belum adanya kesat uan pandang dalam penent uan kerit eria kesesat an suat u kelompok ant ara negara dan lembaga konsul Islam M UI.

b. Penyebab Konflik