Jaringan Relasi Menelisik Penyebab Bentuk Relasi

185 akan berpengaruh kepada cairnya interakasi antara jamaah Ahmadiyah dengan non Ahmadiyah, khususnya dalam kehidupan ketetanggaan dan pertemanan, serta dalam kegiatan lainnya. Dengan dukungan faktor-faktor lain tidak adanya kantong komunitas ini berpengaruh terhadap relatif damainya di Yogyakarta.

e. Jaringan Relasi

Relasi keseharian warga KISK yang menjadi kasus penelitian menunjukkan eksklusivitas relatif. Dalam aspek perkawinan dan kegiatan keagamaan umumnya, kecuali GAI di Yogyakarta dan di lokasi lain, semua KISK bersifat tertutup. Dalam aspek yang lain relatif berbeda, misalnya dalam ketetanggaan dan pertemanan warga Ahmadyah di Kuningan dan Syiah di Sampang lebih tertutup, An Nadzir di Gowa secara ketetanggaan tertutup karena memang jauh dari pemukiman penduduk yang lain. Dari beberapa data yang ada menunjukkan bahwa semakin banyak aspek yang tertutup dalam relasi keseharian semakin terjadi jarak sosial antarpihak, sehingga mempengaruhi terhadap tingkat intimitas relasi. Di sisi lain, walaupun ketertutupan itu belum tentu menyebabkan terjadinya konflik masif dan kekerasan, namun ketertutupan mempengaruhi kualitas dan kuantitas relasi konflik dan harmoni antara kelompok. Hal ini dapat dibuktikan dari konflik di Kuningan dan Sampang yang ditandai dengan banyaknya aspek keseharian yang tertutup antara warga KISK dengan KIM seperti dalam aspek perkawinan, kegiatan keagamaan, ketetanggaan dan pertemanan, bahkan termasuk dalam pekerjaan. Dalam kasus GAI dan JAI di Yogyakarta menunjukkan hal yang sama, warga GAI yang lebih inklusif daripada JAI lebih berharmoni dengan masyarakat Islam lain. Adapun untuk kasus An Nadzir meskipun ketertutupan dalam aspek ketetanggaan, perkawinan, dan kegiatan agama, diimbangi dengan kemampuan bersosialisasi dalam pekerjaan dan peran sosial pengamanan masyarakat. Relasi asosiasional antar kelompok termasuk antar kelompok Islam sebenarnya dapat dipilah ke dalam 2 bentuk yaitu: 1 hubungan antar warga dan kelompok yang berbeda paham agama dalam satu asosiasi. Misalnya melalui relasi bersama dalam partai politik, lembaga swadaya masyarakat dan ekonomi, dan di dunia pendidikan. 2 hubungan kerja sama antarasosiasi atau organisasi seperti dalam 186 menangani program-program penanganan masalah sosial dan sebagai media penyalur ide dan kepentingan. Sementara dalam relasi dalam bentuk pertama, sebagaimana diadaptasi dari Vershney, juga tidak berkembang dengan baik. Hal ini terlihat dalam kasus Ahmadiyah JAI di Kuningan dan Yogyakarta, Syiah di Sampang, dan An Nadzir di Gowa. Kasus GAI Yogyakarta agak berbeda. Sebab lembaga pendidikan SD-PT PIRI yang ‘dimiliki’ GAI menjadi tempat bertemunya orang-orag yang berbeda paham agama. Sumber daya manusia yang ada guru-dosen, karyawan, siswa- mahasiswa di lembaga pendidikan PIRI kebanyakan berasal dari warga nonPIRI. Sebagai tambahan, yang tidak menjadi perhatian Varshney, penelitian ini juga melihat relasi asosiasional KISK dengan pihak di luar dirinya yaitu dalam bentuk hubungan kerja sama antarorgansiasi. Dalam penelitian tidak ditemukan bentuk relasi asosiasional seperti ini antara KISK dengan KIM dan yang lain. Religiosentrisme antarpihak dan aspek yang lain telah menyebabkan mereka tidak saling berkomunikasi dan apalagi melakukan kerja sama. Hal ini juga terjadi dalam hubungan KISK dengan lembaga konsul atau organisasi lintas paham agama yang berada di bawah koordinasi pemerintah FKUB dan FKLD dan yang otonom MUI. Semua KISK yang diteliti tidak masuk dimasukkan sebagai anggota oleh pemerintah dan Ormas Islam yang lain. Tidak berkembangnya relasi asosiasional ini nampaknya patut dijadikan faktor penyebab terjadinya bentuk relasi antara KISK dan KIM. Sebab setiap kelompok terutama KISK lebih banyak melakukan pengentalan ingroup, baik yang ada dalam satu daerah maupun lintas daerah. Media penyalur antar kelompok tidak terbangun, sehingga ide dan kepentingan maisng-masing tidak terkomunikasikan dengan baik. Mereka berkomunikasi justru ketika kondisi hubungan tidak berjalan baik.

f. Tindakan Negara, Kelompok Sipil, dan Agensi KISK