98
mut’ah dengan Ummul Qurro, yang masih muridnya sendiri. Karena tak disetujui kedua orang tua masing-masing, mereka akhirnya cerai.
c. Ajaran Yang Dianggap Sesat
Dalam pandangan ulama yang tergabung dalam BASSRA, berdasarkan hasil rapat pada Selasa 3 Januari 2012, menyimpulkan ada 10 poin kesesatan ajaran Tajul
Muluk
1
, yaitu sumber: REPUBLIKA ONLINE. September 2, 2012; Disalin dari Majalah As-Sunnah Edisi 06Tahun X1427H2006M. 1 Mengingkari salah satu
rukun Iman dan rukun Islam. 2 Meyakini atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan dalil al Quran dan Sunnah. 3 Meyakini turunnya wahyu sesudah Al-Quran.
4 Mengingkari otensitas dan kebenaran Al-Quran. 5 Menafsirkan Al Quran tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir. 6 Mengingkari kedudukan hadits Nabi sebagai
ajaran Islam. 7 Melecehkan dan atau merendahkan Nabi dan Rasul. 8 Mengingkari Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul terakhir. 9 Menambah dan mengurangi
pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariat. 10 Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i.
2
d. Pengaruh Syiah
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa ketika revoluasi Islam Iran berhasil
menggulingkan monarkhi Pahlevi, Syiah Iran ikut terkenal . Karena Richard N Frye,
1
Para ulama’ di Sampang dan Madura, baik yang ada di BASSRA maupun MUI, termasuk dalam
dokumen di pengadilan, nampaknya bersepakat menggunakan sebutan ajaran Tajul Muluk, bukan Syiah, atau paling tidak menggunakan sebutan Syiah-Tajul Muluk. Sebutan ini digunakan menurut informan saya, Ustadz
M dan Kyai AR, untuk tidak menggeneralisasi kepada Syiah di Indonesia, dan bahkan untuk tidak menyinggung Stiah umumnya, sehingga dimungkinkan tidak terjadi reaksi dari Syiah. Meskipun dalam
kenyataan, masyarakat awam pada umumnya ajaran Tajul Muluk tersebut secara eksplisit menyebutnya dengan Syiah, dan organisasi yang menaungi ahlul bait di Indonesia memahami tindakan masyarakat dan ulama tersebut
merupakan resistensi terhadap Syiah pada umumnya. Dalam tulisan ini tetap digunakan sebutan Syiah untuk ajaran Tajul Muluk.
2
Tajul Muluk menggunakan metode bertahap dalam penyampaian pahamnya kepada masyarakat. Karena itu bagi masyarakat awam atau baru menerima ajarannya atau baru bergabung akan menganggap
semua tudingan ini sebagai fitnah. Berdasarkan penuturan salah seorang warga yang pernah menjadi pengikutnya, M Nur, sejak 2008 Tajul mulai menyampaikan khutbah Jumat bahwa rukun Islam ada 8, rukun
iman ada 5, khalifah Nabi Muhammad bukan Abu Bakar, Abu Bakar dikatakan merampok dari Ali. M Nur mengaku setelah kurang lebih dua tahun menjadi pengikut Tajul, ia baru tahu adanya penistaan terhadap
sahabat Nabi. Menurutnya ia pertama kali terkejut ketika ada perayaan Ghadir Khum di Pasean, Pamekasan, di rumah Habib Mustofa. saat itu dibahas ketentuan khalifah yang sudah ditentukan oleh Allah khusus kepada Ali,
tetapi dirampok oleh Abu Bakar. Puncak dari acara peringatan Ghadir Khum adalah melaknat Abu Bakar dan Utsman. Ayat-ayat dalam Al-Quran yang menyebut kata thagut mereka maknai sebagai Abu Bakar dan Umar.
Lebih lanjut lihat dalam REPUBLIKA ONLINE. September 2, 2012 Sumber: Disalin dari Majalah As- Sunnah Edisi 06Tahun X1427H2006M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Almat Jl. Solo –
Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183. telp. 0271-5891016 – website: http:www.bukhari.or.id
99
ahli masalah Iran di Universitas Harvard, berkomentar: “Revolusi Islam di Iran bukan hanya titik-balik dalam sejarah Iran saja. Revolusi itu juga merupakan satu titik-balik
bagi rakyat di seluruh negara- negara Islam, bahkan bagi massa rakyat di dunia ketiga”.
Pengaruh di Bidang Intelektual: Ide-ide tokoh-tokoh di balik Revolusi Islam
Iran, seperti Ayatullah Khomeini, Syahid Muthahari, Ali Syariati menjadi kiblat politik alternatif bagi cendekiawan dan para pemikir Islam di Indonesia. Banyak
intelektual muslim Indonesia yang menguasai pemikiran Ali Syari’ati, Muthahhari dan intelektual Syi’ah yang lain. Misalnya Jalaluddin Rakhmat yang dikenal dengan
Yayasan Muthahhari-nya. Bahkan Amien Rois, tokoh Muhammadiyah sering sering mengutip pandangan dan menerjemahkan tulisan Ali Syariati. Kekaguman terhadap
tulisan penulis Syiah juga datang dari Dawam Rahardjo, khususnya terhadap pemikiran Muthahhari yang kemudian diterjamahkan berjudul Sejarah dan
Masyarakat. Kekaguman yang sama datang dari Prof DR H Umar Shihab Ketua MUI Pusat setelah elakukan kunjungan ke perpustakaan Islam yang dianggap
lengkap dan besar di Teheran, Masyhad, dan Qum.
Tradisi Syiah di Indonesia : Pengaruh Syiah di kalangan umat Islam
Indonesia juga muncul dalam berbagai tradisi umat Islam. Tradisi itu berkembang karena dakwah Islam yang dilakukan orang-orang Persia yang pernah tinggal di
Gujarat dan Syiah. Bahkan secara politik, Syiah pernah menjadi kekuatan politik yang tangguh di nusantara.
3
Sunyoto dalam Prospek, 10 November 1991 menyatakan bahwa Syaikh ‘Abd al-Ra’uf Al-Sinkli, salah seorang ulama besar nusantara asal
Aceh pada abad ke-17, adalah pengikut dan penggubah sastra Syi’ah, kuburan- kuburan di Jawa Timur secara fisik dan arsitekturnya adalah kuburan-kuburan orang
Syi’ah. Bahkan Sunyoto lewat bukti-bukti sejarah menengarai sebagian besar dari Walisanga adalah ulama Syi’ah. Sebab Syekh Maulana Malik Ibrahim, guru dari
semua Sunan Walisanga adalah Syiah
3
Kerajaan Islam yang pertama berdiri di Nusantara adalah Kerajaan Peureulak Perlak yang didirikan pada 225H845M. Pendirinya adalah para pelaut-pedagang Muslim asal Persia, Arab dan Gujarat dan
mengangkat seorang Sayyid Maulana Abd al-Aziz Syah, keturunan Arab-QuRoisy, yang menganut paham politik Syi’ah, sebagai sultan Perlak. Lihat lebih jauh dalam M Yunus Jamil, Tawarikh Raja-raja Kerajaan
Aceh, 1968.
100
Pengaruh Syiah dalam Tradisi NU dan Masyarakat: Pengaruh Syiah juga
cukup kental dalam tradisi umat Islam yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama NU. Hal ini pernah ditegaskan oleh Dr Said Agil Siraj, Wakil Katib Syuriah PBNU,
dengan mengatakan, ‘harus diakui, pengaruh Syi’ah di NU sangat besar dan mendalam. Kebiasaan membaca Barzanji atau Diba’i yang menjadi ciri khas
masyarakat NU misalnya, jelas berasal dari tradisi Syi’ah.’ Bahkan KH Abdurrahman Wahid pernah mengatakan bahwa Nahdatul Ulama secara kultural adalah Syi’ah.
Sebab ada beberapa shalawat khas Syi’ah yang masih dipraktekkan di lingkungan pesantren http:wikimediafoundation.org.Satu Islam dengan judul Iran, Syiah,
dan Pengaruhnya di Indonesia 6 Juni 2011 Berbagai tradisi Syiah juga dipraktekkan di lingkungan masyarakat NU.
Misalnya wiridan tertentu yang jelas menyebutkan lima keturunan Ahlul Bait, tradisi ziarah kubur, pembuatan kubah pada kuburan. Memang tradisi itu lahir di Indonesia
dalam bentuk mazhab Syafi’i yang justru berbeda dengan tradisi mazhab Syafi’i di negara-negara lain. Pantheisme atau kesatuan wujud atau manunggal ing kawula
Gusti di Jawa dan Sumatera juga merupakan paham teologi dan mistisisme tasawuf falsafi yang sesuai dengan pemahaman Syiah.
Iqbal 1986 menegaskan bahwa ritus Tabut di Bengkulu dan Sumatera umumnya, serta Gerebek Sura di Yogjakarta dan Ponorogo adalah ritus teologi Syiah
yang datang dari Gujarat-Persia. Di Minangkabau banyak tradisi yang berasal dari Syiah yang masih terjaga sampai sekarang, termasuk perguruan tinggi pertama di
Aceh yaitu Universitas Syiah Kuala 1959.
4. Bangunan Relasi Syiah dan non Syiah