77
merugikan pihak Ahmadiyah. Aturan tersebut berupa keputusan bersama antara MUI, pimpinan Ormas Islam Kuningan, dan pimpinan Dewan. Keputusan tersebut berisi
seruan pembubaran Ahmadiyah. Ada 2 SKB yang muncul yaitu: tahun 2002 dan 2005. SKB yang terkemudian menguatkan isi SKB yang pertama. SKB pertama
ditandatangani oleh intansi pemerintah dan ketua-ketua ormas Islam di Kuningan, sedangkan SKB kedua hanya ditandatangani intansi pemerintahan. Pada giliran
berikutnya pemerintah pusat juga ikut mengeluarkan regulasi yang memperkuat terhadap isi surat keputusan Pemda Kuningan. Regulasi itu berupa SKB tiga menteri
sebagaimana sudah dikemukakan dalam bagian sebelumnya. Tentu, bagi Ahmadiyah regulasi-regulasi tersebut dianggap merugikan
kepentingannya. Bagi mereka regulasi justru dianggap menambah masalah karena sangat mungkin ditafsir yang mengarah kepada ‘penghalalan’ segala cara untuk
menghadapi jamaah Ahmadiyah, termasuk untuk melakukan tindakan-tindakan anarkis. Meskipun dalam proses sosialisasi SKB tersebut senantiasa menegaskan
bahwa pemerintah tidak mengintervensi keyakinan masyarakat, namun yang terjadi adalah tindakan-tindakan, yang sering anarkis, yang menjadi kekhawatiran jamaah
Ahmadiyah menjadi kenyataan. Padahal sebenarnya SKB 3 Menteri tersebut berisi dua penegasan yang memiliki sasaran yaitu pihak Ahmadiyah JAI supaya tidak
menyebarkan ajarannya yang dianggap menyimpang, dan kepada pihak nonAhmadiyah supaya tidak melakukan tindakan melanggar hukum pada warga
JAI.
2
5. Tindakan Berbagai Pihak dan Dampaknya
a. Negara
Pemerintah daerah lokal telah banyak melakukan upaya untuk menghentikan kegiatan Ahmadiyah khususnya JAI di Kuningan. Upaya tersebut berlangsung dari
2
Peringatan pemerintah yang tercantum dalam SKB kepada masyarakat mengandaikan bahwa tindakan kekerasan adalah termasuk kriminalitas. Secara umum, hak memang bisa dibatasi, sebagaimana
dalam ICCPR yang telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia menjadi Undang-Undang UU. Sejauh yang menyangkut keamanan, ketertiban, kesehatan atau kehendak moral masyarakat atau hak dan
kebebasan mendasar orang lain, jembatan yang menghubungkan “penyimpangan” dengan pembolehan pembatasan alasan-alasan “ketertiban masyarakat” adalah UU No. I PNPS1965 jo, UU No. 51969 tentang
pencegahan pencegahan penyalahgunaan danatau penodaan agama.
78
kurun waktu tahun 2002 sampai 2010. Dalam melakukan tindakannya pemerintah daerah melibatkan banyak unsur yaitu: mulai dari Bupati sendiri, DPRD, Bakor
Pakem, Kejaksaaan, Departemen Agama, Kapolres, Kodim, Camat, KUA, dan kepala desa, termasuk juga berkalobarasi dengan Ormas Islam. Berbagai tindakan tersebut
mencakup beberapa bentuk. a pencarian fakta dan dialog dengan pihak Ahmadiyah dan ormas Islam. b pemrosesan secara hukum terhadap pimpinan dan warga
Ahmadiyah. c mengeluarkan regulasi dalam bentuk SKB sebanyak dua kali agar Ahmadiyah membekukan kegiatannya dan surat perintah penutupan tempat ibadah
dan sekolah MTs miliki Ahmadiyah, juga surat permintaan dari kepala desa agar Ahmadiyah menurunkan semua atributnya. d mengurangi hak-hak sipil warga
Ahmadiyah khususnya pelarangan pemberian KTP dan pencatatan pernikahan. Alasan tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah daerah terhadap
Ahmadiyah tersebut pada intinya berkisar ajarannya yang dianggap sesat berdasarkan klaim yang diberikan oleh ormas Islam termausk MUI setempat. Artinya, dalam hal
ini memang sejak awal telah terjadi kolaborasi antara elite politik dengan elite agama setempat.
REPUBLIKA.CO.ID,KUNINGAN--Pemerintah Kabupaten Kuningan telah dua kali melakukan penyegelan tempat kegiatan kelompok jamaah Ahmadiyah namum
mereka tidak kapok dan berani membuka untuk melakukan aktivitasnya kembali. Aang Suganda, Bupati Kuningan, kepada wartawan, Kamis, mengatakan pihaknya
telah mencoba menutup kegiatan kelompok jamaa Ahmadiyah, namun mereka berani membuka kembali, dalam menyelesaikan masalah seperti ini sebaiknya melalui upaya
hukum, bentrokan sering terjadi ketika Ormas Islam berusaha akan menutupnya. Kami berjanji sebelum bulan puasa akan meminta surat keputusan dari Menteri
Agama, untuk menutup tempat kegiatan kelompok jamaah Ahmadiyah supaya semua berjalan lancar. Jika telah ada keputusan pasti akan dilakukan kembali penutupan,
katanya.
ht t p: w w w .
Republika.co.id.Friday 30 July 2010, 08:10 WIB
b. Kelompok Masyarakat Sipil