184
Dengan demikian sejarah masa lalu mengenai relasi sosial positif-negatif di suatu daerah dapat saja menjadi faktor penyebab terbentuknya relasi sosial saat ini dan
ke depan, namun dapat juga tidak menjadi faktor penyebab. Hal ini tergantung kepada faktor-faktor lain. Misalnya sikap dan kebijakan elite politik dam elite agama
dari kalangan KIM dan dari kalangan KISK lainnya yang berkolaborasi.
d. Kantong Komunitas
Adanya kantong-kantong komunitas dari KISK tidak selalu menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya relasi sosial negatif. Dalam kasus Syiah-Sampang
dan Ahmadiyah-Kuningan faktor ini mungkin sekali memberikan sumbangan, namun dalam kasus An Nadzir-Gowa tidak demikian.
Dalam kasus Sampang dan Kuningan adanya kantong komunitas KISK telah mempengaruhi kepada model relasi keseharian mereka. Warga KISK tidak dapat
berbaur dengan masyarakat Islam yang lain, baik dalam ketetanggaan maupun pertemanan, termasuk dalam kegiatan keagamaan. Ketidakcairan hubungan kedua
belah pihak menjadikan antar mereka saling tidak memahami karakter masing- masing, dan sebaliknya melahirkan prasangka dan stereotif yang sudah ada semakin
berkembang. Akibatnya, ketika terjadi isu yang berkaitan dengan masalah KISK dari luar daerahnya memudahkan terjadinya konflik. Dari yang sebelumnya sama-sama
antipati dan saling tidak peduli menjadi konflik aktual. Sementara dalam kasus di Gowa, adanya kantong komunitas KISK tidak
menyebabkan ketegangan berkepanjangan karena diimbangi dengan faktor-faktor lain yang dilakukan KISK, misalnya melalui kegiatan sosial-ekonomi, dan konstribusi
dalam kegiatan keamanan masyarakat sekitar. Tentu hal ini dapat ditambahkan denga faktor-faktor lain, terutama yang berasal dari kelompok Islam mapan KIM, dan
negara. Dalam proses dan pascakonflik di Kuningan tidak terjadi usaha-usaha
memindahkan warga KISK, sedangkan di Sampang terjadi pemindahan, bahkan sebenarnya peniadaan identitas dan kantong komunitas. Kasus Sampang ada
perlakuan di luar kebiasaan extraordinary yaitu dengan usaha mengungsikan, dan bahkan akan mentransmigrasikannya.
Di Yogyakarta tidak ada kantong komunitas khusus jamaah Ahmadiyah di Yogyakarta, baik warga JAI maupun GAI. Tidak adanya sekatan komunitas ini tentu
185
akan berpengaruh kepada cairnya interakasi antara jamaah Ahmadiyah dengan non Ahmadiyah, khususnya dalam kehidupan ketetanggaan dan pertemanan, serta dalam
kegiatan lainnya. Dengan dukungan faktor-faktor lain tidak adanya kantong komunitas ini berpengaruh terhadap relatif damainya di Yogyakarta.
e. Jaringan Relasi