Penyebab Konflik Posisi Agen dan Struktur

13 Adapun fakt or ekst ernal selain karena belum adanya st ereorif sesat secara kolekt if dan formal dari KIM . Kasus Gow a sekaligus menunjukkan kuat nya ot orit as dan peran lembaga konsul sepert i M UI dalam menent ukan krit eria st eraot if-sesat , sekaligus mempengaruhi t indakan kelompok lain dalam menghadapi KISK. Karena it u, meskipun ada KIM yang beresist ensi t erhadap KISK, namun t idak melahirkan konflik masif dan kekerasan. Tindakan aparat negara dalam bent uk dukungan simbolik menjadi salah sat u penyebab ekst ernal kedamaian di Gow a dan t idak adanya konflik t erhadap KISK. Dukungan simbolik aparat lokal t erhadap KISK t erlihat dari kunjungan dan pem berian penghargaan t erhadap w arga KISK di bidang sosial- ekonomi. Di Yogyakart a, fakt or pent ing t idak t erjadinya konflik masif dan kekerasan karena sikap dan kebijakan mult ikult uralisme elit e budaya-polit ik. Polit ik mult ikult uralisme t elah berdampak t erhadap berkembangnya t oleransi dari kelompok sipil dan aparat negara. Fakor lain yait u t idak adanya kant ong komunit as KISK. Selain it u, eksklusivit as KISK JAI dalam relasi keseharian sert a t idak dilibat kannya KISK dalam lembaga konsul t et ap menjadi fakt or pot ensial t erjadinya kecemburuan dan konflik int erkomunal Islam. Selain it u, ada beberapa yang mengganjal dalam kont eks Yogya yait u berkembangnya generalisasi dari masyarakat dan aparat pemerint ah sendiri t erhadap dua KISK GAI dan JAI. Hal ini akibat dari belum adanya kesat uan persepsi di lingkungan pejabat int ernal pemerint ah, dan belum adanya kesat uan pandang dalam penent uan kerit eria kesesat an suat u kelompok ant ara negara dan lembaga konsul Islam M UI.

b. Penyebab Konflik

Sement ara di Sampang t erjadinya konflik karena kegagalan negosiasi ant arpihak, perebut an basis ot orit as dan legit imasi ant ar elit e agama, dan persaingan int ernal keluarga. Kegagalan negosiasi dan perebut an ot orit as sert a legit imasi menunjukkan bahw a set iap kelompok, KISK dan KIM , sama-sama melakukan t indakan agensi at au sama-sama menjalankan kuasa dan berkont est asi. 14 Di dalam proses penjalanan kuasa at au agensi t ersebut , set iap pihak berst rat egi dan berjuang unt uk menggapai kepent ingan masing-masing. Dalam perjuangan t ersebut past i ada salah sat u pihak yang unggul at au mendominasi. Bagi yang unggul dia akan t erus berusaha mempert ahankan keunggulannya, sedangkan bagi yang t erdominasi t et ap berusaha bert ahan, dan suat u saat akan membalikan keadaan. Kecenderungan ini mirip dengan pandangan Bourdieu yang menyat akan bahw a, individu dan kelompok sebagai sosok kreat if dan dalam relasi sosialnya dapat mempengaruhi dan sekaligus dipengaruhi st rukt ur yang ada. Para pelaku selain akt if yang bebas, mereka juga dibat asi oleh habit us- habit us lain yang menjadi st rukt ur, art inya ada relasi t imbal balik ant ara t indakan agen dengan st rukt ur. Tindakan yang dilahirkan dari habit us, juga memberikan kemungkinan adanya resist ensi, sehingga ekspresi kebebasan bert indak pelaku bukan hanya berupa resist ensi namun juga berupa akomodasi. Selain it u ada dua kecenderungan yang menarik dalam kasus Sampang yait u: 1 Konflik KISK dan KIM di Sampang t ersebut semakin menguat ket ika KIM mampu melakukan kolaborasi dengan elit e polit ik lokal dan regional, dan bahkan dalam bat as-bat as t ert ent u pada level nasional. Kemampuan elit e KIM mempengaruhi elit e polit ik sekaligus menunjukkan dom inasinya t erhadap elit e polit ik sekaligus memberikan bukt i bahw a mereka masih memiliki posisi pent ing dalam st rukt ur masyarakat M adura. Kemampuan mempengaruhi elit e polit ik dan st rat egi kolaborasi t elah menjadikan KIM dominan dalam dinamika konfliknya dengan KISK. 2 Di sisi lain, isu KISK sebenarnya t elah melahirkan kont est asi int ernal elit e KIM sendiri. Isu KISK dijadikan sarana merebut opini publik unt uk t ercapainya kepent ingan polit ik di kalangan sebagian elit e KIM . Sebagaimana diket ahui bahw a afiliasi polit ik elit e KIM di Sampang cukup beragam, dan hal ini nampak juga ket ika Pemilukada t ahun 2012 yang lalu. 3 Konflik di Sampang juga dipicu oleh kont est asi int ernal dalam keluarga at au elit e KISK sendiri, sehingga menjadikan konfliknya lebih kompleks dan mendalam. Di di dalamnya t erkandung pert ahanan harga diri yang didasarkan at as budaya set empat . Kecuali fakt or keluarga, beberapa fakt or yang t erdapat di Sampang t ersebut t erdapat juga di Kuningan, t erut ama adanya kolaborasi ant ara elit e KIM dan elit e polit ik. 15 POSISI NEGARA DAN M ASYARAKAT SIPIL Dalam menghadapi kasus KISK ada dua kekuat an besar yang bermain, t iap pihak menjalankan t indakan at au kekuasaan, yait u masyarakat sipil dan negara. Kekuat an masyarakat sipil t erpola ke dalam dua kelompok yait u kekuat an sipil ant iKISK KIM dan KISU dan kekuat an sipil ant idiskrim inasi dan pegiat HAM . Negara dan kekuat an sipil ant iKISK selalu berkolaborasi dalam menghadapi KISK, sedangkan kekuat an sipil ant idiskrim inasi mendukung KISK. Posisi KISK di t ingkat lokal sangat dipengaruhi oleh persepsi, sikap dan regulasi yang dilakukan negara dan kekuat an masyarakat sipil ant iKISK pada level nasional, w alaupun mungkin sebuah KISK lokal berposisi mayorit as. Tindakan-t indakan yang dilakukan negara berupa regulasi at au pengat uran melalui kebijakan, baik pada t ingkat nasional maupun lokal. Negara juga t idak memasukkannya sebagai lembaga konsul, dan bahkan menafikan sebagian hak-hak sipil w arga KISK. Ket ika t erjadi proses konflik, kekuat an sipil ant iKSIK membagi peran sharing role meskipun sering juga berpadu. M ereka ada yang bermain melalui pada level konflik ide sepert i penyebaran st ereot ip sesat , dan fat w a at aupun keput usan, baik pada t ingkat nasional maupun lokal. Selain it u ada yang berperan sebagai pelaku konflik masif dan kekerasan. AGENSI KISK Agensi yang dilakukan oleh KISK lebih sebagai upaya mempert ahankan diri Ahmadiyah dan Syiah dan upaya pelanggengan relasi dan kondisi yang sudah ada st at us quo relasi melalui berbagai t indakan. Tindakan mempert ahankan diri dilakukan melalui permainan dan pembalikan w acana, resist ensi diam dan akt if, negosiasi baik pada t ingkat lokal maupun nasional, membangun aliansi dan jejaring dengan kekuat an sipil ant idiskrim inasi, bahkan mengakomodasi t unt ut an masyarakat. Adapun pelanggengan st at us quo relasi dalam kasus An-Nadzir berupa pengembangan peran dalam kegiat an sosial dan ekonomi masyarakat . REFLEKSI Dari uraian t ersebut dapat dit arik beberapa kesimpulan yait u: Pertama, St rukt ur sosial yang banyak berpengaruh at au t erkait dengan bent uk relasi sosial 16 KISK dan kelompok di luar dirinya meliput i budaya lokal yang t erkait dengan nilai- nilai kerukunan dan posisi t okoh dalam st rukt ur sosial masyarakat , paham agama mayorit as yang berkembang dalam masyarakat , sejarah relasi sosial dalam masyarakat , dan lokasi t iap kelompok agama khususnya mengenai ada t idaknya kant ong-kant ong komunit as, dan jaringan relasi. Kedua, penyebab perbedaan bent uk relasi sosial konflik at au harmoni int rakomunal Islam di suat u daerah meskipun sama-sama ada KISK-nya karena ada t iga 3 fakt or yang saling berkelindan, yait u: 1 berkembang-t idaknya religiosent risme ant arpihak yang disert ai dengan berkembang-t idaknya t oleransi, t erut ama dari pihak mayorit as. 2 t indakan-t indakan yang dilakukan set iap kelompok dalam berelasi dengan kelompok lain, baik oleh negara, kelompok masyarakat sipil, dan t indakan agensi dari KISK sendiri. 3 st rukt ur sosial yang menjadi daya paksa bagi kelom pok sepert i posisi t okoh lokal, paham agama, kant ong komunit as, sejarah relasi, dan jaringan relasi. Ketiga, dalam menghadapi kasus KISK masyarakat sipil t erpola ke dalam dua kelompok yait u kekuat an sipil ant iKISK KIM dan KISU dan kekuat an sipil ant idiskriminasi dan pegiat HAM . Negara dan kekuat an sipil ant iKISK selalu berkolaborasi dalam menghadapi KISK, sedangkan kekuat an sipil ant idiskrim inasi mendukung KISK. Sement ara it u, KISK yang berkonflik menjalankan agensi sebagai upaya mempert ahankan diri, baik melalui pembalikan w acana, resist ensi diam dan akt if, negosiasi baik pada t ingkat lokal maupun nasional, membangun aliansi dan jejaring dengan kekuat an sipil ant idiskrim inasi, dan mengakomodasi kepent ingan mayorit as. Adapun KISK yang t ak berkonflik berupaya melanggengkan relasi dan kondisi yang sudah ada dengan mengakomodasi t unt ut an masyarakat , dan pengembangan peran diri dalam kegiat an sosial dan ekonom i masyarakat . Berdasarkan kesimpulan t ersebut , ada beberapa cat at an yang harus diperhat ikan, ant ara lain: 1 M engingat penyebab t erjadinya bent uk relasi sosial di lokasi t empat KISK berada karena m ult ifakt or, m aka dalam upaya pengembangan relasi sosial pot it if perlu diperhat ikan beberapa fakt or yang saling berkelindan t ersebut . Secara garis besar dapat difokuskan kepada: a minimalisasi st ereot ip dan pengembangan nilai lokal mengenai keharmonisan, b mengevaluasi secara cermat t indakan-t indakan yang dilakukan set iap kelompok yang ikut memicu konflik dan damai, t ermasuk aparat negara sendiri. c mencermat i aspek-aspek 17 st rukt ur sosial yang ikut memberikan pengaruh t erhadap t ercipt anya konflik dan damai. 2 Pemerint ah perlu melakukan sosialisasi informasi mengenai perbedaan profil dan paham keagamaan GAI dan JAI, baik kepada masyarakat Islam maupun kepada pejabat pemerint ah daerah sendiri. 3 Selain it u pemerint ah juga perlu mengimplement asikan isi SKB 3 M ent eri secara adil dan komprehensif, baik mengenai larangan dan pengaw asan kegiat an Ahmadiyah JAI maupun pengaw asan t erhadap t indakan masyarakat Islam yang mengarah kepada penafian kerukunan dan t oleransi. Juga perlu sinkronisasi ant ara isi SKB 3 M ent eri dengan fat w a M UI t ahun 2005, khususnya mengenai kelompok sasarannya dan krit eria sesat. CATATAN AK HIR 1 Kelom pok Islam sem palan um um KISU m emiliki ciri-ciri sebagai berikut : dokt rin w orldview dan at au m et ode gerakannya menyem pal dari kelom pok Islam m apan, bisa dikenai st ereot ip sesat at au t idak sesat . Kelom pok Islam sem palan khusus KISK mem iliki ciri-ciri sam a sepert i KISU, nam un dokt rinnya dist ereot ipkan sesat oleh kelom pok pihak lain, baik oleh kelom pok Islam mapan, sesam a Islam sem palan, at au negara. 2 Varshney, Ashut osh, 2009, Konflik Et nis dan Peran M asyarakat Sipil, Penerjam ah Sit i Aisyah dkk., Jakart a: Balit bang Agam a Jakart a. 3 Ibd., hal. 3-5. 4 Ibid., hal. 4. 5 Blum er,Herbert , 1969. Symbolic Int eract ionism: Perspect ive and M et hod. Englew ood Cliffs. N.J: Prent oice Hall., hal. 12. 6 Ibid., hal. 4-5. Lihat juga dalam Bogdan, Robert Taylor, St even J, 1984, Int roduct ion t o Qualit at ive Research M et hods: New York: A Wiley-Int erscience Publicat ion, hal. 9-10. 7 Bourdieu, Pierre, 1977, Out line of a Theory of Pract ice. Cam bridge: Cam birdge Universit y Press, hal. 12. 8 Aheam , Laura M ., ‘Language and Agency,’ Annu.Rev.Ant hropology. 2001.30 109-37. Diakses 10 Juli 2012 dari arjoernal.annualreview s.org oleh NATL. Universit y of Singapore, hal, 105. 9 Ibid. 10 Abu Lughat , Lila, 1993, Writ ing Women Worlds, Bedouin St ories. Cont emporary Debat es, Cam bridge: Cam bridge Universit y Press, hal. 89. 11 Aheam , Op.cit ., hal. 106. 12 dalam Ibid., hal. 116 13 Salehuddin, Ahm ad, 2007, Sat u Dusun Tiga M asjid, Yogyakart a: Pilar M edia. 14 Zainal, Abidin, 2009. ‘Tindak Anarkhis t erhadap Kelom pok Salafi di Lom bok Barat Nusa Tenggara Barat .’ dalam Jurnal Harmoni, Vol. VIII, No. 31, Juli-Sept em ber 2009 15 Syaukani, Im am . 2009. ’Konflik Sunni-Syiah di Bondow oso,’ dalam Jurnal Harmoni. Vol. VIII, No. 31, Juli-Sept em ber 2009. 16 Ism ail, Naw ari. 2011. Konflik Umat Beragama dan Budaya Lokal. Bandung: Lubuk Agung. 18 DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Taufik. ‘Int egrit as Nasional, Globalisasi, dan Kearifan Lokal,’ dalam Jurnal Ant ropologi Indonesia . No. 65 2001. Abidin, Andi Zainal. 1999. Sejarah Sulaw esi Selat an. M akassar: Hasanuddin Universit y Press Abidin, Zaenal. 2009. ‘Tindak Anarkhis t erhadap Kelompok Salafi di Lombok Barat Nusa t enggara Barat .’ Dalam Jurnal Harmoni, Vol. VIII, No. 31, Juli-Sept ember 2009 Abu Lughat , Lila. 1993. W rit ing Women Worlds, Bedouin St ories. Cont emporary Debat es. Cambridge: Cambridge Universit y Press. Ahimsah, Heddy Shri. 1988. M inaw ang Hubungan Pat ron Klien di Sulaw esi Selat an. Yogyakart a: Gajah M ada Universit y Press Badan Pusat Statistik BPS Gow a. 2012. Gow a Dalam Angka. Gow a: BPS Burhanuddin, Asep. Ghulam Ahmad Jihad Tanpa Kekerasan. Yogyakart a: LKiS 2005. Bogdan, Robert C Biklen, Sari Knopp. 1982. Qualit at ive Research for Educat ion: an Int roduct ion t o Theory and M et hod . Bost on: Allyn Bacan, Inc. Bourdieu P. 1977. Out line of a Theory of Pract ice. Cambridge: Cambirdge Universit y Press Blumer, Herbert . 1969. Symbolic Int eract ionism: Perspect ive and M et hod. Englew ood Cliffs. N.J: Prent oice Hall. Connoly, Pet t er. Approaches t o t he st udy of Religion. Terjamahan Aeka, Pendekat an Sosiologi Agama, Yogyakart a: LkiS, 2002. Cresw ell, John W. 1994. Research Design: Qualit at ive Quant it at ive Approachs. London: Sage Publicat ions. Foucault , M . 1980. Pow er Know ledge. New York: Tant heon. Gat ra, Edisi Khusus. No. 02-03 Tahun X, 6 Desember 2003 Geert z, Clifford. 1973. The Int erpret at at ion of Cult ures. New York: Basic Books Inc.Publisher. 19 -------------------.1989. Abangan, Sant ri, Priyayi dalam M asyarakat Jaw a. Terjemahan Asw ab M ahasin. Jakart a: Pust aka Jaya Hamid, Abdullah. 1991. Andi Pangerang Pet t a Rani Profil Pemimpin yang M anunggal Dengan Rakyat . Jakart a: Gramedia Widya Sarana Indonesia. _____________.1985. M anusia Bugis-M akassar. Jakart a: Int i Idayu Press. Hamilt on, Pet er edit .. 1990. Talcot t Parsons dan Pemikirannya. Terjamahan Hart ono H. Yogyakart a: Tiara Wacana. Hefner, Robert W. 1989. Hindu Javanese. Tengger Tradit ion and Islam. New Jersey: Pricent on Univesit y Press. Hidayat , Ainurrahman. 2009. ‘Karakt er Orang M adura dan Filsafat Pilit ik Lokal’, dalam Jurnal KARSA. Volume XV. No.1. April 2009. Islamy. 2005. Desain Pemberdayaan M asyarakat Nelayan dalam Pengent asan Kemiskinan di Indonesia , Jakart a, P3KS Depsos RI. Ismail, Naw ari. 2011. Konflik Umat Beragama dan Budaya Lokal. Bandung: Lubuk Agung. ----------------. 2008. Budaya Lokal sebagai M odal dalam Pengembangan Kerukunan Umat Beragama, Jurnal M ukaddimah, Vol. XIV. No. 24 Januari-Juni 2008. ---------------. 2006. ‘Profil Konflik Umat Beragama St udi Kasus di Lima Daerah’. dalam Jurnal M ukaddimah, No. 20 Tahun XII 2006. ---------------. 2008. ‘Lembaga Sosial Berorient asi Keluarga dalam Pencipt aan Perdamaian Berbasis Ket ahanan Sosial,’ Laporan Penelit ian, Jakart a: DP2M Kement rian Pendidikan. Koent jaraningrat . 1985. Beberapa Pokok Ant ropologi Sosial. Jakart a: Dian Rakyat . Lincoln, Yvonna S., Guba, Egon G. 1985. Nat uralist ic Inquiry. Beverly Hills: Sage Publicat ions. M ajelis Ularna Indonesia. t .t h. M engaw al Aqidah Umal; Fat w a M UI t ent ang Aliran-aliran Sesat di Indonesia, Jakart a: Sekret ariat M UI. M ansur. 2006. Pelarangan Pencatat an Pernikahan Bagi Jema’at Ahmadiyah Kuningan. Jakarat : Depart emen Agama RI. M ahmud, A. Hasan. 1976. Lont ara. M akasar: Silasa 20 M asri, Abd. Rasyid. 2012.Perilaku Sosial Komunit as Jamaah An-Nadzir. Hasil penelit ian t idak t erpublikasi. M akassar: Program Pasca Sarjana Universit as Negeri M akassar. M ead, George Herbert . 1934. M ind, Self and Societ y edit . Charle W.M orris. Chicago: Universit y of Chicago Press. M oh. Sulhan dan kaw an-kaw an. 2005. M encari Akar-akar Diskriminasi M inorit as unt uk M emantapkan Pluralisme Agama; Penelit ian t ent ang Kekerasan Ahmadiyah di Kuningan. Cirebon: P3M STAIN Cirebon. M ucht arom, Zaini. 1988. Sant ri dan Abangan di Jaw a. Jakart a: INIS. Nash, June. 2005. ” Indt roduct ion: Social movem ent s and global processes” , dalam June Nash ed. Social movement s an ant ropological reader. USA, UK, Aust ralia: Blackw ell Publishing. Nogi, Hesel. 2003. Kebijakan Publik yang M embumi: Konsep, St rat egi Kasus Hukum , Yogyakart a, Lukman Offset . Ripai, Ahmad. 2010. Execut ive Summary Hasil Penelit ian Kompet it if Kehidupan Keagamaan Puslit bang Kehidupan Keagamaan . Jakart a: Balit abang Kement erian Agama. Saifuddin, Achmad Fedyani. 2005. Ant ropologi Kont emporer Suatu Pengant ar Krit is M engenai Paradigma. Jakart a: Prenada M edia. Salehuddin, Ahmad. 2007. Sat u Dusun Tiga M asjid. Yogyakart a: Pilar M edia. Sew ang, Ahmad. 2007. ‘Empat Abad Islam di Sulaw esi Selat an’. M akalah Seminar Int ernasional dan Fest ival Kebudayaan, Pusat Kajian Islam PKP Unhas dan Pemkot M akassar, 5-7 Sept ember 20007. Set yadi, Elly M ., Kolip, Usman. 2011. Sosiologi Pemahaman Fakt a dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Prakt ik, dan Pemecahannya. Jakart a: Prenada M edia Gorup. Syaukani, Imam. 2009. ’Konflik Sunni-Syiah di Bondow oso,’ dalam Jurnal Harmoni. Vol. VIII, No. 31, Juli-Sept ember 2009 Sunyot o, Agus. 1991. dalam Prospek, Edisi 10 Nopember 1991. Taylor, St even J. Bogdan, Robert . 1984. Int roduct ion to Qualit at ive Research M et hods The Search for M eanings . New York: A Wiley-Int erscience Publicat ion. 21 Varshney, Ashut osh. 2009. Konflik Et nis dan Peran M asyarakat Sipil. Penerjamah Sit i Aisyah dkk. Jakart a: Balit bang Agama Jakart a. Weber, M ax..1961. Sosial Anct ion and t ehe Types. dalam Talcot t Parsons et.al.edit . 1961. Theories of Societ y. New York: The Free Press. Zubairi, A. Dardiri. 2013. Rahasia Perempuan M adura. Esai-esai Remeh Seput ar Kebudayaan M adura. Surabaya. Andhep Asor bekerja sama dengan Al-Afkar Press. Zulkarnain, Iskandar. 2005. Gerakan Ahmadiyah di Indonesia. Yogyayakart a: LKiS. LAMPIRAN-LAMPIRAN  1 : Etnografi Foto  2 : Ruang Lingkup Penelitian  3 : Publikasi  4 : Jadwal Kegiatan Penelitian Tahun ke-2  5 : Rincian Anggaran Penelitian Tahun ke-2 Lampiran 1: Etnografi Foto Para Tokoh KISK di Indonesia M irza Ghulam Ahm ad, Pendiri Ahm adiyah Djojosoegito, pendiri GAI Suguhan makan siang di tengah wawancara peneliti dengan Pimpinan An Nadzir, Panglima Ustad Daeng Rangka, Ustadz Syamir, dan Ustadz Arif Foto bersama dengan Panglima An Nadzir SIMBOL PIHAKDAERAH TERKAIT Kabupaten Gowa Masjid-Masjid JAI dalam Konflik Kekerasan dan Gerakan Masif Perusakan terhadap Masjid Al- Hidayah, milik JAI Manislor, Kuningan. Mimbar Masjid At-Taqwa, Manislor, P embakaran masjid JAI Ciampes Bogor Kuningan yang dibakar . Sebagian massa Ormas Islam berdemontrasi minta pembubaran Ahmadiyah di Jakarta Nestapa Warga Syiah Sampang Di lokasi pengungsian GOR. Sholat di penampungan di GOR Anak-anak bernyanyi dan brmain bersama PWMuhammadiyah Jawa Timur Diungsikan ke Sidoarjo Lampiran 2: RUANG LINGKUP PENELITIAN TAHUN 1: PENGEM BANGAN RELASI SOSIAL INTRAKOM UNAL ISLAM BERBASIS M ASYARAKAT SIPIL DAN KEAGENAN PELAKU NO KEBUTUHAN DATA TPD SUBYEK WP W O D P I IDENTITAS KYT Ahmadiyah, An-Nadzir, Syiah 1. Kantorsekretriat di tiap level desakecamatan,kabupatenpropinsi 2. Tata letak tempat tinggal jamaah 3. Nama-nama tokoh di tiap level: latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia, sekse, keluarga, status sosial di masyarakat , dan alamat, dll

4. Struktur organsiasi dan kepengurusan