18
BAB IV METODE PENELI TIAN
A. Pendekatan dan Desain
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Alasannya terutama karena tema mengenai relasi antarkelompok membutuhkan interaksi
yang mendalam peneliti-yang diteliti agar memahami keadaan yang sebenarnya natural.
B. Setting dan Subyek Penelitian
Setting: Penelitian dilakukan di daerah dengan kriteria: 1 Daerah yang struktur
masyarakatnya plural, terdapat jamaah kelompok Islam sempalan khusus KISK serta kelompok Islam nonKISK, dan daerah tersebut tidak ada konflik kekerasan antar
kelompok tersebut. Untuk ini diambil di Kota Yogyakarta untuk kasus Ahmadiyah Lahore atau Gerakan Ahmadiyah Indonesia, selanjutnya disingkat GAI, dan Ahmadiyah
Qadian atau Jamaat Ahmadiyah Indonesia, selanjutnya disingkat JAI, dan Gowa Sulawesi Selatan untuk kasus An-Nadzir. 2 Daerah yang memiliki struktur masyarakat
plural, terdapat jamaah KISK dan kelompok Islam lainnya, namun di daerah tersebut pernah ada konflik kekerasan antara KISK dengan kelompok Islam lainnya. Untuk ini
diambil salah satu kota di Kuningan Jawa Barat untuk kasus Ahmadiyah, dan Sampang untuk kasus Syiah.
Ketiga kelompok sempalan khusus Ahmadiyah, An-Nadzir, Syiah di keempat wilayah tersebut sekaligus mewakili KISK yang ajarannya dianggap sesat dan diragukan
secara formal dan publik. Sementara keempat lokasi tersebut mewakili wilayah yang tidak terjadi konflik kekerasan dan yang terjadi konflik kekerasan terhadap KISK.
Subyek Informan: Penentuan informan digunakan teknik purposive atau seleksi
berdasarkan kriteria tertentu criterian-based selection. Informan tersebut terdiri dari: pengurus dan anggota KISK, pimpinan dan anggota kelompok sempalan umum KISU
dan Islam mapan termasuk MUI setempat, pimpinan forum yang terkait dengan masalah relasi intrakomunal Islam, aparat pemerintah setempat pada level desa-
kabupatenkota Kementerian Agama, Kepolisian, Kesbanglinmas.
19
C. Teknik Pengumpul Data