82 tahunnya. Sebagaimana diketahui bahwa pembiayaan merupakan
aktiva produktif yang menyumbang pendapatan terbesar bagi bank.
2. Analisis Jalur Pengaruh Modal, Non Performing Financing NPF dan
Inflasi Terhadap Pembiayaan serta Implikasinya Terhadap Return on
Assets ROA pada Bank Muamalat Indonesia
Analisis jalur ini dibagi menjadi dua substruktur. Substruktur yang pertama menganalisis pengaruh modal, NPF dan inflasi sebagai variabel
eksogen terhadap pembiayaan sebagai variabel endogen. Substruktur yang kedua menganalisis pengaruh modal, NPF dan inflasi dan pembiayaan
sebagai variabel eksogen pada ROA sebagai variabel endogen. Dari hasil
perhitungan dengan menggunakan Software AMOS 16, maka dapat
digambarkan diagram jalur sebagai berikut. Gambar 4.6 Diagram Jalur dengan Hasil Perhitungan
Sumber : Data diolah
LNMODAL
LNNPF
.91
LNPembiayaan
.76
LNROA
.39
-.33 .08
.94 .04
-.09 .46
.07 .50
-.27
e1 e2
LNINFLASI
83
a. Analisis Korelasi
Korelasi antara modal, NPF dan inflasi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4.6 Hasil Korelasi antara Modal, NPF dan Inflasi
Korelasi Antar Variabel Estimasi
Probabilitas
LNMODAL --
LNNPF 0,392
0,000 LNNPF
-- LNINFLASI
-0,333 0,003
LNMODAL --
LNINFLASI 0,082
0,439 Sumber : data diolah
1 Korelasi Antara Variabel Modal dengan Non Performing Financing
NPF Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara
variabel modal dengan NPF sebesar 0,392. Untuk menafsirkan angka tersebut digunakan kriteria sebagai berikut:
0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah dianggap tidak ada
0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat 0,5 – 0,75 : Korelasi kuat
0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat
Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis: Ho : Tidak ada hubungan korelasi yang signifikan antara dua
variabel. Ha : Ada hubungan korelasi yang signifikan antara dua variabel.
Pengujian berdasarkan signifikan: Jika probabilitas 0,05 maka H
diterima
84 Jika probabilitas 0,05 maka H
ditolak Korelasi sebesar 0,392 mempunyai maksud hubungan antara
variabel modal dengan NPF cukup kuat dan searah. Searah artinya apabila terjadi kenaikan modal, maka nilai NPF akan mengalami
peningkatan, dan sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai probabilitas sebesar 0,000 0,05 tidak cukup bukti
untuk menolak Ho dan menerima Ha sehingga korelasi signifikan. 2 Korelasi Antara Variabel Non Performing Financing NPF dengan
Inflasi Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara
variabel NPF dengan modal sebesar -0,333. Korelasi sebesar - 0,333 mempunyai maksud hubungan antara variabel NPF dengan
inflasi kuat dan berlawaanan arah. Berlawanan arah artinya jika
NPF mengalami kenaikan maka inflasi juga akan mengalami kenaikan, dan sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut
mempunyai probabilitas sebesar 0,003 0,05 maka tidak cukup bukti untuk menolak Ho dan menerima Ha sehingga korelasi
signifikan. 3 Korelasi Antara Variabel Modal dengan Inflasi
Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara variabel modal dengan inflasi sebesar 0,082. Korelasi sebesar
0,082 mempunyai maksud hubungan antara variabel modal dengan inflasi kuat dan searah. Searah artinya apabila terjadi kenaikan
85 modal maka nilai dari inflasi akan mengalami peningkatan, dan
sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai probabilitas sebesar 0,439 0,05 maka tidak cukup bukti untuk menolak Ho
dan menerima Ha sehingga korelasi tidak signifikan.
b. Analisis Jalur Pengaruh Modal, Non Performing Financing NPF,
dan Inflasi Terhadap Pembiayaan
Adapun gambar hasil analisis diagram jalur sub struktur pertama
adalah sebagai berikut. Gambar 4.7
Diagram Jalur Substruktur I
Sumber : data diolah
Analisis jalur sub struktur yang pertama adalah menganalisis pengaruh modal, NPF, dan inflasi terhadap pembiayaan yang
disalurkan baik secara simultan maupun secara parsial. Untuk melihat besarnya pengaruh secara simultan dapat terlihat pada kolom estimasi
pada tabel Square Multiple Correlation. Besarnya pengaruh antara variabel secara individu dapat terlihat dari besarnya angka estimasi
pada tabel Standardized Regression Weight. Sedangkan untuk melihat LNMODAL
LNNPF
.91
LNPembiayaan
.39
-.33 .08
.94 .04
-.09
e1
LNINFLASI
86 signifikansi pengaruh antar variabel dapat terlihat pada angka di tabel
Regression Weight kolom Probability Lihat Lampiran
. Adapun hasil
perhitungan dengan menggunakan Software AMOS 16 adalah sebagai berikut.
Tabel 4.7 Pengaruh Antara Modal,
Non Performing Financing
NPF, dan Inflasi Terhadap Pembiayaan
Sumber : data diolah
Untuk melihat pengaruh modal, NPF, dan inflasi secara gabungan terhadap pembiayaan, kita dapat melihat hasil perhitungan pada tabel
4.7 khususnya angka R square. Besarnya angka R square r
2
adalah 0,905. Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel modal, NPF, dan
inflasi secara gabungan terhadap pembiayaan dengan cara menghitung koefisien determinasi KD dengan menggunakan rumus berikut:
KD = r
2
x 100 KD = 0,905 x 100
KD = 90,5 Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh variabel
modal, NPF, dan inflasi terhadap pembiayaan secara gabungan adalah 90,5, sedangkan sisanya sebesar 9,5 100-90,5 dipengaruhi
oleh faktor lain. Dengan kata lain, variabilitas kepuasan yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel modal, NPF, dan inflasi
Pengaruh antar variabel Estimasi
Probabilitas R Square
LNMODAL - - LNPEMBIAYAAN 0,939
0,000 0,905
LNNPF - - LNPEMBIAYAAN
0,036 0,349
LNINFLASI - - LNPEMBIAYAAN -0,087
0,014
87 adalah sebesar 90,5, sementara pengaruh yang disebabkan oleh
variabel-variebel lain di luar model ini adalah sebesar 9,5. Untuk melihat besarnya pengaruh modal, NPF, dan inflasi terhadap
pembiayaan secara parsial, digunakan kolom estimasi pada tabel 4.9, sedangkan untuk melihat signifikansi digunakan kolom probabilitas.
1 Pengaruh Antara Variabel Modal Terhadap Pembiayaan Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 0,05. Maka
telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel modal terhadap pembiayaan.
Besarnya pengaruh modal terhadap pembiayaan sebesar 0,939 atau 93,9.
Modal memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembiayaan. Artinya, apabila terjadi kenaikan modal, maka jumlah
pembiayaan yang disalurkan juga akan mengalami kenaikan. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Muhammad 2005:52
bahwa dalam tataran operasional, secara umum dalam kondisi normal, besaran totalitas pembiayaan sangat tergantung pada
besaran dana yang tersedia baik yang berasal dari pemilik berupa modal sendiri, termasuk cadangan serta dana dari masyarakat luas.
Hasil di atas juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Syafi’I Antonio 2001 dalam Pratin dan Akhyar Adnan 2005:38
salah satu sumber dana yang bisa digunakan untuk pembiayaan loan adalah modal sendiri ekuitas, sehingga semakin besar