Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

67 inti dan modal pelengkap mencapai kondisi yang disyaratkan bank sentral. Manajemen modal menjadi sangat penting karena fungsi dan peranan modal sangat strategis, khususnya untuk keamanan seebuah bank bank safety. Menurut Zainul Arifin 2006:135 secara tradisional, modal didefinisikan sebagai sesuatu yang mewakili kepentingan pemilik dalam suatu perusahaan. Secara garis besar penghimpunan modal terdiri dari Kasmir, 2010:66:  Setoran modal dari pemegang saham.  Cadangan-cadangan bank, maksudnya adalah cadangan-cadangan laba pada tahun lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya. Cadangan ini sengaja disediakan untuk mengantisipasi laba tahun yang akan datang.  Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belum dibagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk sementara waktu. Data modal yang digunakan adalah perkembangan modal per bulan periode Januari 2003 hingga Juli 2010. Data modal tersebut diperoleh dari jumlah modal yang tercatat pada neraca Bank Muamalat dalam statistik bank umum syariah Bank Muamalat Indonesia yang dipublikasikan dalam situs www.bi.go.id pada tanggal 15 November 2010, pukul 13.00 WIB. 68 Tabel 4.1 Modal Bank Muamalat Indonesia Bulan Modal Dalam Jutaan Rupiah 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Januari 184705 323000 382018 834314 900255 941366 1090105 1002820 Februari 190465 329275 391011 849863 972945 970728 1114625 1008460 Maret 244268 344131 404593 816111 855976 929853 1057673 953564 April 298802 355513 384508 828464 870953 955528 1193414 1026060 Mei 302899 329064 717808 763504 1003404 973222 1206617 969021 Juni 301264 339998 734615 773133 833565 1140966 995327 978809 Juli 310969 345849 748556 905237 1021968 936019 998828 1661134 Agustus 314039 352797 765759 801133 1039393 953351 1006554 - September 304599 335310 784145 810529 1056817 981445 925597 - Oktober 302112 357908 804245 832254 1074241 1010681 988377 - November 307136 368865 813005 846678 1091665 1039650 994371 - Desember 307349 339113 818231 786441 1109089 966180 1226323 - Sumber : Data diolah Tabel 4.1 menunjukkan jumlah modal pada periode Januari 2003 hingga Juli 2010. Pada periode penelitian modal terendah terjadi pada Januari 2003 yaitu sebesar Rp 184.705 triliun. Selama periode penelitian, modal cenderung mengalami peningkatan dari bulan ke bulan. Jumlah modal tertinggi terjadi pada bulan Juli 2010 yaitu sebesar Rp 1.661.134 triliun. Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat dilihat melalui grafik berikut. 69 Gambar 4.1 Modal Bank Muamalat indonesia Sumber : Data diolah Pada gambar 4.1, modal menunjukkan pergerakan dengan trend meningkat periode penelitian hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat kepercayaan pemegang saham. Namun, pada tahun 2007 hingga tahun 2008 modal mengalami sedikit penurunan sebesar 2,4 persen yang disebabkan oleh terjadinya krisis global.

b. Analisis Deskriptif Non Performing Financing NPF

Kredit atau pembiayaan yang disalurkan dikatakan bermasalah menurut Mandala Manurung dan Rahardja 2004:196 jika pengembaliannya terlambat dibanding jadwal yang direncanakan, bahkan tidak dikembalikan sama sekali. Dalam konteks Indonesia, kredit atau pembiayaan bermasalah dapat dikelompokkan menjadi kredit tak lancar dan macet. Kredit tak lancar adalah kredit yang masih dilakukan pembayarannya, tetapi lebih lambat dari jadwal yang seharusnya. 70 Kredit tak lancar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: kredit kurang lancar, diragukan, dan macet. Oleh kebanyakan bank sentral, pembiayaan bermasalah dikategorikan sebagai aktiva produktif bank yang diragukan kolektabilitasnya. Untuk menjaga keamanan dana para deposan, bank sentral mewajibkan bank umum menyediakan cadangan penghapusan pembiayaan bermasalah. Dengan demikian, semakin besar jumlah saldo pembiayaan bermasalah yang dimiliki bank, akan semakin besar jumlah dana cadangan yang harus segera disediakan, serta semakin besar pula biaya yang harus mereka tanggung untuk mengadakan dana cadangan itu. Sudah barang tentu hal ini mempengaruhi profitabilitas usaha bank yang bersangkutan. Siswanto Sutojo, 2008:25. Data NPF yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat NPF per bulan pada Bank Muamalat Indonesia periode Januari 2003 hingga Juli 2010. NPF tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan pembiayaan dengan kategori kurang lancar, diragukan, dan macet kemudian dibagi dengan total pembiayaan yang disalurkan yang tercatat dalam statistik bank umum syariah Bank Muamalat Indonesia yang dipublikasikan dalam situs www.bi.go.id pada tanggal 15 November 2010, pukul 13.00 WIB.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Camel Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 44 97

Analisis Pengaruh Kecukupan Modal, Efisiensi, Likuiditas, Non Performing Loan, Dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Terhadap Return On Asset Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 41 113

Analisis Pengaruh Kecukupan Modal, Efisiensi, Likuiditas, Non Performing Loan, Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif, Dan Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Return On Assets (Studi Empiris Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Wilayah Kabupaten D

0 34 99

Perbandingan Return on Assets (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Banking Ratio antara Bank Pemerintah dengan Bank Swasta yang Go Public pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 30 86

Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Return on Asset ( ROA) pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar yang di BEI

25 198 91

Aspek Hukum Terhadap Upaya Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah (Non Performing Financing) Dalam Setiap Pemberian Pembiayaan Oleh Bank Syariah (Studi Pada PT. Bank Sumut Syariah Capem Kota Baru, Marelan)

0 31 78

Analisi pengaruh dana pihak ketiga (DPK) dan non performing financing (NPF) terhadap pembiayaan yang disalurkan serta imlekasinya pada return on assets (ROA) di Bank Muamalat Indonesia

2 38 96

Pengaruh Jumlah Pembiayaan yang DIsalurkan Terhadap TIngkat Rasio Non Performing Financing (NPF) (Studi Kasus Pada PT. Bank DKI Syariah)

0 5 116

Analisis inflasi, gross domestic product, net performing financing, biaya operasional dan pendapatan operasional, net margin terhadap return on asset perbankan syariah di Indonesia periode 2010-2013

0 4 111

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138