Bank Syariah TINJAUAN PUSTAKA

19 2. Fungsi Operasional Fungsi operasional dari modal bank mencakup sumber dana untuk pembelian barang-barang modal dan aktiva tetap lainnya. Modal adalah sumber dana yang paling aman untuk membeli aktiva tetap, karena modal adalah sumber dana yang tidak mengenal jatuh tempo, selama bank masih beroperasi. 3. Fungsi Pengaturan Yang sangat berkaitan dengan fungsi pengaturan adalah kewajiban bank untuk memenuhi rasio kecukupan modal yang ditetapkan oleh bank sentral. Bank syariah dalam memenuhi kecukupan modalnya menghimpun modal dan dana-dana pihak ketiga, sehingga masuk kedalam rekening modalnya. Zainul Arifin, 2002:54-55 dan 162-163 dalam Ahmad Faisol 2007:131-134 menggolongkan modal bank syariah sebagai berikut: a. Modal Inti, yaitu modal milik sendiri yang diperoleh dari modal disetor oleh pemegang saham, cadaangan yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi yang disisihkan untuk menutup timbulnya resiko kerugian dikemudian hari, dan laba ditahan yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada para pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri melalui rapat umum pemegang saham diputuskan untuk ditanam kembali pada bank. Modal inti ini terdiri atas: 1. Modal Disetor, yaitu modal yang disetor secara kolektif oleh pemilik bisa dalam bentuk kepemilikan saham. 20 2. Agio Saham, yaitu selisih lebih dari harga saham dengan nilai nominal saham, apabila terjadi selisih negatif maka selisih tersebut menjadi pengurang. 3. Modal Sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham atau uang oleh pihak lain, termasuk selisih nilai yang tercatat dengan harga apabila saham dijual kembali. 4. Cadangan Umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan. 5. Cadangan Tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu atas persetujuan RUPS. 6. Laba ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang RUPS diputuskan untuk tidak dibagikan. 7. Laba Tahun Lalu, yaitu laba bersih tahun lalu setelah pajak yang belum ditetapkan penggunaannya oleh RUPS. Penggunaannya sebagai modal inti hanya 50 dari saldo yang ada. Apabila terdapat kerugian maka 100 menjadi pengurang modal inti. 8. Laba Tahun Berjalan, yaitu laba sebelum pajak yang diperoleh dalam tahun berjalan. Laba yang diperhitungkan hanya 50 sebagai modal inti. 9. Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan. 10. Bila dalam pembukuan Bank terdapat Goodwill, maka jumlah modal inti harus dikurangkan dengan nilai Goodwill tersebut. 21 Bank syariah dapat mengikuti sepenuhnya pengkatagorian unsur-unsur tersebut di atas sebagai modal inti, karena tidak ada hal-hal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. b. Kuasi Ekuitas Mudharabah Account, dana-dana yang dihimpun ke dalam rekening bagi hasil atas dasar prinsip akad bagi hasil mudharabah. Akan tetapi karena rekening ini hanya dapat menanggung resiko atas aktiva yang dibiayai dari rekening bagi hasil itu sendiri, dan juga pemillik rekening bagi hasil dapat menolak menanggung resiko atas aktiva yang dibaiayainya apabila terbukti kerugian yang timbul disebabkan karena salah urus, kelalaian dan kecurangan yang dilakukan oleh manajemen bank, maka sumber dana ini terkadang tidak dapat sepenuhnnya berperan dalam fungsi permodalan Bank. c. Modal Pelengkap jika ada. Modal pelengkap terdiri atas cadangan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Camel Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 44 97

Analisis Pengaruh Kecukupan Modal, Efisiensi, Likuiditas, Non Performing Loan, Dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Terhadap Return On Asset Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 41 113

Analisis Pengaruh Kecukupan Modal, Efisiensi, Likuiditas, Non Performing Loan, Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif, Dan Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Return On Assets (Studi Empiris Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Wilayah Kabupaten D

0 34 99

Perbandingan Return on Assets (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Banking Ratio antara Bank Pemerintah dengan Bank Swasta yang Go Public pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 30 86

Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Return on Asset ( ROA) pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar yang di BEI

25 198 91

Aspek Hukum Terhadap Upaya Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah (Non Performing Financing) Dalam Setiap Pemberian Pembiayaan Oleh Bank Syariah (Studi Pada PT. Bank Sumut Syariah Capem Kota Baru, Marelan)

0 31 78

Analisi pengaruh dana pihak ketiga (DPK) dan non performing financing (NPF) terhadap pembiayaan yang disalurkan serta imlekasinya pada return on assets (ROA) di Bank Muamalat Indonesia

2 38 96

Pengaruh Jumlah Pembiayaan yang DIsalurkan Terhadap TIngkat Rasio Non Performing Financing (NPF) (Studi Kasus Pada PT. Bank DKI Syariah)

0 5 116

Analisis inflasi, gross domestic product, net performing financing, biaya operasional dan pendapatan operasional, net margin terhadap return on asset perbankan syariah di Indonesia periode 2010-2013

0 4 111

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138