Uji Kesesuaian Model Goodness of Fit Setelah Trimming
113 memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap pembiayaan
yang disalurkan pada Bank Muamalat Indonesia. Modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan. Artinya,
apabila jumlah modal meningkatkan maka pembiayaan yang disalurkan juga akan meningkat.
Hasil ini didukung dengan teori yang dikemukakan oleh Muhammad 2005:52 bahwa dalam tataran operasional, secara umum
dalam kondisi normal, besaran totalitas pembiayaan sangat tergantung pada besaran dana yang tersedia baik yang berasal dari
pemilik berupa modal sendiri, termasuk cadangan serta dana dari masyarakat luas. Hasil di atas juga sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Syafi’I Antonio 2001 dalam Pratin dan Akhyar Adnan 2005:38 salah satu sumber dana yang bisa digunakan
untuk pembiayaan loan adalah modal sendiri ekuitas, sehingga semakin besar sumber dana ekuitas yang ada maka bank akan
dapat menyalurkan pembiayaan dalam batas maksimum yang lebih besar pula.
Inflasi memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan. Artinya, apabila terjadi kenaikan inflasi,
maka jumlah pembiayaan yang disalurkan akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya. Hasil diatas diperkuat oleh penelitian yang
dilakukan Rossar Maries 2008 bahwa bank syariah pada saat ini merupakan bagian terkecil dari aktivitas perekonomian yang berbasis
114 sistem ekonomi konvensional. Tentunya tidak terlepas dari pengaruh
inflasi, dampak inflasi sebagaimana yang diketahui sebelumnya menyebabkan kenaikan harga barang. Proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa yang akan dikonsumsi tentunya memerlukan bahan baku. Dengan adanya kenaikan harga bahan baku
menyebabkan terjadi kenaikan biaya produksi, sehingga harga jual kepaada konsumen akhir menjadi tinggi. Sedangkan jumlah
pendapatan yang diperoleh konsumen tetap. Akibatnya, kemampuan konsumen untuk menyerap hasil produksi barang dan jasa itu
mengalami penurunan. Kondisi ini tentu saja berpengaruh terhadap pembiayaan yang ditawarkan oleh bank syariah kepada mudharib yang
akan melakukan investasi. Hasil tersebut didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Rivai 2007:440 bahwa untuk menekan arus
inflasi, terutama untuk usaha, pembangunan ekonomi, kredit bank memegang peranan yang penting. Arah kredit harus berpedoman pada
segi-segi pembatasan kualitatif, yaitu pengarahan ke sektor-sektor yang produktif dan sektor-sektor prioritas yang secara langsung
berpengaruh terhadap hajat hidup masyarakat. Dengan perkataan lain, setiap kredit harus benar-benar diarahkan untuk menambah flow of
goods serta memperlancar distribusi barang-barang tersebut agar
merata keseluruh lapisan masyarakat. Kredit bank disalurkan secara selektif untuk menutup kemungkinan usaha-usaha yang bersifat
spekulatif.