89 kebijakan kreditanalisis pembiayaan tidak mempunyai hubungan
yang signifikan terhadap jumlah pembiayaan yang disalurkan 3 Pengaruh Antara Variabel Inflasi Terhadap Pembiayaan
Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,014 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya,
ada hubungan linier antara variabel inflasi terhadap pembiayaan. Besarnya pengaruh inflasi terhadap pembiayaan sebesar -0,087
atau -8,7. Inflasi memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhada
pembiayaan. Artinya, apabila inflasi mengalami kenaikan, maka jumlah pembiayaan akan mengalami penurunan.
Hasil diatas diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Rossar Maries 2008 bahwa bank syariah pada saat ini merupakan
bagian terkecil dari aktivitas perekonomian yang berbasis sistem ekonomi konvensional. Tentunya tidak terlepas dari pengaruh
inflasi, dampak inflasi sebagaimana yang diketahui sebelumnya menyebabkan kenaikan harga barang. Proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa yang akan dikonsumsi tentunya memerlukan bahan baku. Dengan adanya kenaikan harga bahan
baku menyebabkan terjadi kenaikan biaya produksi, sehingga harga jual kepaada konsumen akhir menjadi tinggi. Sedangkan
jumlah pendapatan yang diperoleh konsumen tetap. Akibatnya, kemampuan konsumen untuk menyerap hasil produksi barang dan
90 jasa itu mengalami penurunan
. Kondisi ini tentu saja berpengaruh
terhadap pembiayaan yang ditawarkan oleh bank syariah kepada mudharib
yang akan melakukan investasi. Hasil tersebut didukung oleh teori yang dikemukakan oleh
Rivai 2007:440 bahwa untuk menekan arus inflasi, terutama untuk usaha, pembangunan ekonomi, kredit bank memegang
peranan yang penting. Arah kredit harus berpedoman pada segi- segi pembatasan kualitatif, yaitu pengarahan ke sektor-sektor
yang produktif dan sektor-sektor prioritas yang secara langsung berpengaruh terhadap hajat hidup masyarakat. Dengan perkataan
lain, setiap kredit harus benar-benar diarahkan untuk menambah flow of goods
serta memperlancar distribusi barang-barang tersebut agar merata keseluruh lapisan masyarakat. Kredit bank
disalurkan secara selektif untuk menutup kemungkinan usaha- usaha yang bersifat spekulatif.
c. Analisis Jalur Pengaruh Variabel Modal, Non Performing
Financing NPF, Inflasi dan Pembiayaan Terhadap Return On Assets ROA
Adapun gambar hasil analisis diagram jalur sub struktur kedua adalah sebagai berikut.
91
Gambar 4.8 Diagram Jalur Substruktur II
Sumber : Output AMOS
Analisis jalur sub struktur yang kedua adalah menganalisis pengaruh modal, NPF, inflasi dan pembiayaan terhadap ROA baik
secara simultan maupun secara parsial. Untuk melihat besarnya pengaruh secara simultan dapat terlihat pada kolom estimasi pada tabel
Square Multiple Correlation. Besarnya pengaruh antara variabel secara
individu dapat terlihat dari besarnya angka estimasi pada tabel Standardized
Regression Weight.
Sedangkan untuk
melihat signifikansi pengaruh antar variabel dapat terlihat pada angka di tabel
Regression Weight kolom Probability. Untuk melihat besarnya
pengaruh ketiga tabel tersebut dapat dilihat pada lampiran .
Adapun Ringkasan hasil perhitungan dengan menggunakan Software AMOS 16
adalah sebagai berikut.
LNMODAL
LNNPF
LNINFLASI LNPembiayaan
.76
LNROA
.39
-.33 .08
.46
.07 .50
-.27
e2
92
Tabel 4.8 Pengaruh Antara Modal, Inflasi,
Non Performing Financing NPF, dan Pembiayaan Terhadap
Return On Assets ROA
Pengaruh antar variabel Estimasi
Probabilitas R
Square
LNModal - -
LNROA 0,457
0,006 0,762
LNInflasi - -
LNROA 0,067
0,246 LNNPF
- - LNROA
-0,272 0.000
LNPembiayaan - - LNROA
0,496 0.003
Sumber : data diolah
Untuk melihat pengaruh variabel modal, inflasi, NPF dan pembiayaan terhadap ROA secara gabungan dapat dilihat pada tabel
4.8 kolom R Square. Besarnya angka R square r
2
adalah sebesar 0,762. Angka tersebut menjelaskan bahwa pengaruh variabel modal, inflasi, NPF dan
pembiayaan terhadap ROA adalah 76,2 0,762 x 100, sedangkan sisanya sebesar 23,8 100 - 76,2 dipengaruhi oleh faktor lain.
Dengan kata lain, variabilitas kepuasan yang dapat diterangkan dengan
menggunakan variabel modal, inflasi, NPF dan pembiayaan terhadap
ROA sebesar 76,2, sementara pengaruh 23,8 disebabkan oleh variabel-variabel lain di luar model ini.
Untuk melihat besarnya pengaruh modal variabel modal, inflasi,
NPF dan pembiayaan terhadap ROA secara parsial, digunakan kolom
estimasi pada tabel 4.9, sedangkan untuk melihat signifikansi
digunakan kolom probabilitas.
1 Pengaruh Variabel Modal Terhadap Return on Assets ROA
93 Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,006 0,05. Maka
telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel modal terhadap ROA. Besarnya
pengaruh modal dengan ROA sebesar 0,457 atau 45,7. Modal memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap ROA.
Artinya, apabila terjadi kenaikan modal, ROA akan mengalami kenaikan.
Hasil di atas sesuai dengan teori Slamet Riyadi 2006:82 bahwa semakin besar jumlah dana modal sendiri dan pelengkap
maka akan semakin mempertinggi Return On Assets ROA dan Return On Equity
ROE suatu bank. Dengan meningkatnya modal sendiri maka kesehatan bank
yang terkait dengan rasio permodalan CAR semakin meningkat dan dengan modal yang besar maka kesempatan untuk memperoleh
laba perusahaan juga semakin besar Masyhud Ali, 2004 dalam Yakub Azwir, 2006:22.
2 Pengaruh Variabel Inflasi Terhadap Return on Assets ROA Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,246 0,05. Maka
tidak cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, tidak ada hubungan linier antara variabel inflasi terhadap ROA.
Besarnya pengaruh inflasi terhadap ROA sebesar 0,067 atau 6,7. Inflasi memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan
terhadap ROA. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
94 oleh Maharani Ika Lestari 2007 bahwa inflasi tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap rasio likuiditas bank yaitu Return on Assets
ROA.
3 Pengaruh Variabel Non Performing Financing NPF Terhadap
Return on Assets ROA
Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada
hubungan linier antara variabel NPF terhadap ROA. Besarnya pengaruh NPF terhadap ROA sebesar -0,272 atau -27,2.
NPF memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan pada ROA. Artinya, apabila terjadi kenaikan NPF, maka ROA akan
mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Anisyah Harahap 2006 bahwa non performing loan NPL memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Sebuah
bank yang memiliki NPL sangat kecil tidak serta merta berarti hampir seluruh kredit bank tersebut adalah kredit lancar, yang
menunjukkan betapa sehatnya bank tersebut. Karena NPL yang sangat kecil dapat saja dicapai oleh suatu bank yang hanya sedikit
menyalurkan kreditnya. Sebuah bank yang dirongrong oleh kredit bermasalah dalam
jumlah besar cenderung menurun profitabilitasnya. Return on assets
ROA yaitu salah satu tolok ukur profitabilitas mereka akan