Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

5 yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Pembiayaan merupakan fungsi bank dalam menjalankan fungsi penggunaan dana. Dalam kaitannya dengan perbankan maka ini merupakan fungsi yang terpenting. Menurut Zainul Arifin 2006:53 portofolio pembiayaan pada bank komersial menempati porsi terbesar, pada umumnya sekitar 55 sampai 60 dari total aktiva. Dari pembiayaan yang dikeluarkan atau disalurkan bank diharapkan mendapatkan hasil. Tingkat penghasilan dari pembiayaan yield on financing merupakan tingkat penghasilan tertinggi pada bank. Sesuai dengan karakteristik sumber dananya, pada umumnnya bank komersial memberikan pembiayaan berjangka pendek dan menengah, meskipun beberapa jenis pembiayaan dapat diberikan dalam jangka waktu yang lebih panjang. Tingkat penghasilan dari setiap jenis pembiayaan juga bervariasi, tergantung pada prinsip pembiayaan yang digunakan dan sektor usaha yang dibiayai. Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian maka perlu adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbankan. Salah satu indikator untuk menilai kinerja keuangan suatu bank adalah melihat tingkat profitabilitasnya. Hal ini terkait sejauh mana bank menjalankan usahanya secara efisien. Efisiensi diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba. Semakin tinggi profitabilitas suatu bank, maka semakin baik pula kinerja bank tersebut. 6 Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah return on assets ROA. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total asset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat pengembalian return semakin besar. Husnan, 1998 dalam Adi Setiawan, 2009. Oleh karena pemilik bank harus mengetahui apakah banknya dikelola dengan baik, mereka membutuhkan pengukuran yang baik mengenai profitabilitas bank. Ukuran dasar keuntungan bank adalah imbal hasil atas aset return on assets-ROA, laba bersih setelah pajak dibagi aset. ROA memberikan informasi mengenai efisiensi bank yang dijalankan; karena ROA menunjukkan berapa banyak laba yang dihasilkan secara rata-rata dari 1 asetnya. Mishkin, 2008:306. Beberapa faktor yang paling mempengaruhi profitabilitas dan penyaluran pembiayaan dalam sebuah lembaga keuangan perbankan syariah diantaranya adalah modal, non performing financing NPF, dan inflasi. Modal merupakan sumber dana pihak pertama, yaitu sejumlah dana yang diinvestasikan oleh pemilik untuk pendirian suatu bank. Modal merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian. Slamet Riyadi, 2006:66. Menurut Johnson dan Johnson dalam Zainul Arifin 2006:136 modal bank mempunyai tiga fungsi. Pertama, sebagai penyangga untuk menyerap 7 kerugian operasional dan kerugian lainnya. Dalam fungsi ini modal memberikan perlindungan terhadap kegagalan atau kerugian bank dan perlindungan terhadap kepentingan para deposan. Kedua, sebagai dasar bagi penetapan batas maksimum pemberian kredit. Hal ini merupakan pertimbangan operasional bagi bank sentral, sebagai regulator, untuk membatasi jumlah pemberian pembiayaan kepada setiap individu nasabah bank. Ketiga, modal juga menjadi dasar perhitungan bagi para partisipan pasar untuk mengevaluasi tingkat kemampuan bank secara relatif dalam menghasilkan keuntungan. Tingkat keuntungan bagi para investor diperkirakan dengan membandingkan keuntungan bersih dengan ekuitas. Selain itu, faktor lain yang juga harus diperhatikan bank dalam menyalurkan pembiayaan kredit dan profitabilitasnya adalah tingkat kredit macet. Besar kecilnya non performing financing dapat mempengaruhi profitabilitas bank. Menurut Siswanto Sutojo 2008:25 sebuah bank yang dirongrong oleh kredit bermasalah dalam jumlah besar cenderung menurun profitabilitasnya. Return on assets ROA yang merupakan salah satu tolok ukur profitabilitas mereka akan menurun. Menurut Luh Gede Meydianawathi 2007, non performing loans NPLs menunjukkan kemampuan kolektibilitas sebuah bank dalam mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank sampai lunas. NPLs merupakan persentase jumlah kredit bermasalah dengan kriteria kurang lancar, diragukan, dan macet terhadap total kredit yang dikeluarkan bank. 8 Menurut penelitian yang dilakukan Utomo 2008 dalam tesisnya untuk menghindarkan rasio NPL yang tinggi dari penyaluran kredit atau pembiayaan yang tidak efisien, perlu dipertimbangkan alokasi dana yang efisien seperti penyaluran kredit yang bisa memberikan return yang tinggi di mana tingkat NPL tidak terlalu tinggi. Pengalokasian dana yang tidak efisien akan meyebabkan penyaluran kredit berkurang. Hal ini terjadi karena jumlah modal berkurang sehingga dana yang disalurkan pada periode berikutnya ikut turun. Keadaan seperti ini akan menghambat kegiatan operasional bank itu sendiri dan juga menurunkan pendapatan bank. Bank syariah merupakan salah satu industri keuangan perbankan yang tidak luput dari dampak gejolak variabel makro ekonomi seperti inflasi. Berbeda dengan bank konvensional, transaksi berdasarkan prinsip syariah yang dilakukan bank syariah berhubungan langsung dengan sektor rill. Ketika inflasi berlangsung sektor rill biasanya dihadapi dengan dua kesulitan. Dari sisi produksi, biaya yang ditanggung perusahaan untuk berproduksi akan naik sehingga harga jual outputnya akan ikut naik. Sedangkan dari sisi permintaan, inflasi menyebabkan pendapatan rill masyarakat berkurang sehingga akan mengurangi demand terhadap barang dan jasa. Bank syariah sebagai lembaga intermediari tentu akan merespon ketidak daya dukungan sektor rill disaat inflasi, dengan melakukan optimalisasi diversifikasi pendanaannya. Toni Hidayat : 2007. Penelitian yang dilakukan oleh Pratin dan Akhyar Adnan 2005 tentang hubungan simpanan, modal sendiri, NPL, prosentase bagi hasil dan markup 9 keuntungan terhadap pembiayaan pada perbankan syariah studi kasus pada Bank Muamalat Indonesia BMI. Hasil penelitian ini adalah simpanan mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap pembiayaan sementara variabel yang lain tidak mempunyai hubungan yang signifikan. Yacub Azwir 2006 meneliti tentang analisis pengaruh kecukupan modal, efisiensi, likuiditas, NPL, dan PPAP terhadap ROA bank studi empiris: pada industri perbankan yang listed di BEJ periode Tahun 2001-2004. Hasil analisis menunjukkan bahwa data CAR, BOPO, dan LDR secara parsial siginifikan terhadap ROA bank yang listed di BEJ untuk periode 2001-2004 pada tingkat signifikansi kurang dari 5 masing-masing 0,01, 0,01 dan 0,6, sedangkan NPL dan PPAP tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA yang ditunjukkan dengan nilai tingkat signifikansi lebih besar dari 5 yaitu masing masing sebesar 88,2 dan 72,7. Francisca dan Hasan 2008 meneliti tentang pengaruh faktor internal bank terhadap volume kredit pada bank yang go public di Indonesia. Hasil penelitian menunjukan bahwa non performing loan NPL negatif dan tidak signifikan mempengaruhi volume kredit. Permasalahan-permasalahan di atas mendorong minat penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang memberi pengaruh terhadap pembiayaan yang disalurkan sehingga diharapkan akan meningkatkan profitabilitas bagi pemilik yang diukur dengan return on assets ROA pada Bank Muamalat Indonesia. 10 Dipilihnya Bank Muamalat Indonesia sebagai objek penelitian karena didasarkan oleh beberapa pertimbangan. Sebagaimana diketahui Bank Muamalat Indonesia adalah bank pertama murni syariah, dengan pola Islamic Banking Concept-nya, kini telah menjadi trend dunia perbankan nasional maupun internasional, Bank Muamalat Indonesia yang menjalankan konsep bagi hasil yang fair dan nyata telah menggerakkan sektor riil dengan teruji, yakni dikala krisis ekonomi dan moneter melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997, perbankan syariah, khususnya Bank Muamalat Indonesia telah membuktikan ketangguhannya. Bank Muamalat Indonesia berhasil mendapatkan penghargaan baik dari dalam negeri maupun internasional yang menunjukkan keberhasilan Bank Muamalat Indonesia dalam mengembangkan industri syariah di Indonesia. Secara keseluruhan, penghargaan yang didapat serta pertumbuhan kinerja yang dibukukan merupakan buah dari usaha Bank Muamalat Indonesia dalam mengembangkan usaha dan fokus memberikan layanan dengan basis syariah di Indonesia. Hal ini patut dibanggakan, karena disaat beberapa bank konvensional berguguran, Bank Muamalat Indonesia luput dari likuidasi, tidak terkena kasus BLBI, dan sama sekali tidak membebani BI sebagai bank rekap. Penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh dari modal, non performing financing NPF, dan tingkat inflasi terhadap kinerja pembiayaan dan profitabilitas Bank Muamalat Indonesia yang tidak mengalami guncangan saat krisis dibandingkan bank konvensional. Penting bagi para nasabah untuk mengetahui kinerja dari suatu bank terutama yang menggunakan jasa atau 11 layanan Bank Muamalat Indonesia agar dapat memberikan informasi yang jelas mengenai kinerja bank tersebut, dimana kinerja bank syariah sangat ditentukan oleh kualitas dari penanaman dana atau pembiayaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi profitabilitas bank, yang diukur dengan return on assets ROA sehingga para nasabah dapat mengambil keputusan dalam menggunakan jasa bank syariah tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas dan penelitian-penelitian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “ANALISIS PENGARUH MODAL, NON PERFORMING FINANCING NPF, DAN INFLASI TERHADAP PEMBIAYAAN YANG DISALURKAN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP RETURN ON ASSETS ROA PADA PERBANKAN SYARIAH” STUDI PADA BANK MUAMALAT INDONESIA .

B. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh modal, NPF, dan inflasi terhadap pembiayaan. 2. Bagaimana pengaruh modal, NPF, inflasi, dan pembiayaan terhadap ROA. 12

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka penelitian ini terutama bertujuan untuk : 1. Untuk menganalisis pengaruh modal, NPF, inflasi terhadap pembiayaan. 2. Untuk menganalisis pengaruh modal, NPF, inflasi dan pembiayaan terhadap ROA.

D. Manfaat Penelitian

Peneltian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis, pihak- pihak lain yang berkepentingan baik secara akademis maupun praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis dan penelitiakademisi, penilitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan penulis terhadap fungsi intermediary bank syariah khususnya dalam penyaluran pembiayaan dan imbal hasil atas aset return on assets-ROA. Bagi akademisipeneliti sebagai tambahan literatur ekonomi syariah khususnya perbankan syariah.. 2. Bagi pemerintah, penelitian ini bisa dijadikan kajian dasar dalam menentukan regulasi perbankan syariah. 3. Bagi manajemen bank syariah khususnya Bank Muamalat Indonesia BMI, hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi sebagai tambahan acuan atau pedoman yang dapat digunakan dalam mengambil keputusan pembiayaan yang disalurkan dan profitabilitas yang bisa diperoleh. 13 4. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi sumbangsih berupa tambahan informasi kepada masyarakat dan investor yang berkepentingan untuk berinvestasi dan meminjam dana kepada bank syariah khususnya Bank Muamalat Indonesia BMI. 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Bank dan Perbankan

Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank is a financial intermediary accepting deposits and granting loans; offers the widest menu of services of any financial institution. Peter S. Rose, 2002:4. Bank adalah suatu lembaga keuangan, yaitu suatu badan yang berfungsi sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak, yakni; pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Sebagai institusi yang amat penting peranannya dalam masyarakat, bank adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. M. Sinungan, 1993:3. Banks are financial institutions that accept deposits and make loans. Included under the term banks are firms such as commercial banks, savings and loan associations, mutual saving banks, and credit unions. Banks are the financial intermediaries that the average person interacts with most frequently. Frederic S. Mishkin, 2006:8. Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Kasmir, 2010:2. 15 Banks are the most visible financial intermediaries in the economy. Most of us use the word ‘bank’ to describe what people in the financial world call depository institutions. These are the financial institutions that accept deposits from savers and make loans to borrowers. Stephen G. Cecchetti, 2006:286. Menurut Ahmad Rodoni 2007:21 bank dapat didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai perantara financial intermediary untuk menyalurkan penawaran dan permintaaan kredit pada waktu yang ditentukan. Kemudian pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 adalah: 1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2. Bank umum adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 3. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

B. Bank Syariah

Bank syariah yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil. Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso, 2006:153.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Camel Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 44 97

Analisis Pengaruh Kecukupan Modal, Efisiensi, Likuiditas, Non Performing Loan, Dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Terhadap Return On Asset Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 41 113

Analisis Pengaruh Kecukupan Modal, Efisiensi, Likuiditas, Non Performing Loan, Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif, Dan Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Return On Assets (Studi Empiris Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Wilayah Kabupaten D

0 34 99

Perbandingan Return on Assets (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Banking Ratio antara Bank Pemerintah dengan Bank Swasta yang Go Public pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 30 86

Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Return on Asset ( ROA) pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar yang di BEI

25 198 91

Aspek Hukum Terhadap Upaya Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah (Non Performing Financing) Dalam Setiap Pemberian Pembiayaan Oleh Bank Syariah (Studi Pada PT. Bank Sumut Syariah Capem Kota Baru, Marelan)

0 31 78

Analisi pengaruh dana pihak ketiga (DPK) dan non performing financing (NPF) terhadap pembiayaan yang disalurkan serta imlekasinya pada return on assets (ROA) di Bank Muamalat Indonesia

2 38 96

Pengaruh Jumlah Pembiayaan yang DIsalurkan Terhadap TIngkat Rasio Non Performing Financing (NPF) (Studi Kasus Pada PT. Bank DKI Syariah)

0 5 116

Analisis inflasi, gross domestic product, net performing financing, biaya operasional dan pendapatan operasional, net margin terhadap return on asset perbankan syariah di Indonesia periode 2010-2013

0 4 111

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138