38 Menurut Karim dalam Pratin dan Akhyar Adnan 2005:38
pengendalian biaya mempunyai hubungan terhadap kinerja lembaga perbankan, sehingga semakin rendah tingkat NPL ketat kebijakan kredit
maka akan semakin kecil jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh bank, dan sebaliknya.
3. Keterkaitan Inflasi Terhadap Pembiayaan Untuk menekan arus inflasi, terutama untuk usaha, pembangunan
ekonomi, kredit bank memegang peranan yang penting. Arah kredit harus berpedoman pada segi-segi pembatasan kualitatif, yaitu pengarahan ke
sektor-sektor yang produktif dan sektor-sektor prioritas yang secara langsung berpengaruh terhadap hajat hidup masyarakat. Dengan perkataan
lain, setiap kredit harus benar-benar diarahkan untuk menambah flow of goods
serta memperlancar distribusi barang-barang tersebut agar merata keseluruh lapisan masyarakat. Kredit bank disalurkan secara selektif untuk
menutup kemungkinan usaha-usaha yang bersifat spekulatif. Rivai, 2007:440
I. Keterkaitan Variabel Modal, Non Performing Financing NPF, Inflasi,
dan Pembiayaan Terhadap Return on Assets ROA
1. Keterkaitan Modal Terhadap Return on Assets ROA Menurut Slamet Riyadi 2006:82 semakin besar jumlah dana modal
sendiri dan pelengkap maka akan semakin mempertinggi Return On Assets ROA dan Return On Equity ROE suatu bank.
Dengan meningkatnya
39 modal sendiri maka kesehatan bank yang terkait dengan rasio permodalan
CAR semakin meningkat dan dengan modal yang besar maka kesempatan untuk memperoleh laba perusahaan juga semakin besar Masyhud Ali, 2004
dalam Yakub Azwir, 2006:22. 2. Keterkaitan Non Performing Financing NPF Terhadap Return On Assets
ROA Sebuah bank yang dirongrong oleh kredit bermasalah dalam jumlah
besar cenderung menurun profitabilitasnya. Return on Assets ROA yaitu
salah satu tolok ukur profitabilitas mereka akan menurun, dengan akibat nilai kesehatan operasi mereka di masyarakat dan di dunia perbankan
khususnya akan ikut menurun. Sutojo, 2008:25. Kegiatan utama bank adalah memberikan kredit kepada nasabahnya. Pemberian kredit yang sehat
berimplikasi pada kelancaran pengembalian kredit oleh nasabah atas pokok pinjaman dan atau beban bunga. Ketidaklancaran pembayaran pokok
pinjaman dan bunga secara langsung dapat menurunkan kinerja bank. Herman Darmawi, 2006:38.
3. Keterkaitan Inflasi Terhadap Return On Assets ROA Menurut Sukirno 1998 dalam Stiawan 2009 menyatakan akibat
penting dari inflasi yang terkait dengan investasi yaitu Tingkat bunga
meningkat sehingga mengurangi investasi, untuk menghindari penurunan dari nilai modal yang dipinjamkan, institusi keuangan akan menaikkan
bunga pinjaman mereka. Makin tingi tingkat inflasi maka makin tingi pula tingkat bunganya. Tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi kemauan
40 pemilik modal untuk mengembangkan sektor-sektor produktif. apabila
dikaitkan dengan profitabilitas bank, maka dengan rendahnya investasi maka investor juga akan mengurangi hutang di bank sehinga menurunkan
tingkat profitabilitas bank. 4. Keterkaitan Pembiayaan Terhadap Return On Assets ROA
Return on asset adalah indikator yang akan menunjukkan bahwa apabila rasio ini meningkat maka aktiva bank telah digunakan dengan optimal untuk
memperoleh pendapatan sehingga diperkirakan ROA dan kredit memiliki hubungan yang positif. Dalam kegiatan usaha bank yang mendorong
perekonomian, rasio ROA yang tinggi menunjukkan bank telah menyalurkan kredit dan memperoleh pendapatan. Fransisca dan Hasan,
2008
J. Penelitian Terdahulu
Akhyar Adnan 2005 meneliti tentang hubungan simpanan, modal sendiri, NPL, prosentase bagi hasil dan markup keuntungan terhadap pembiayaan pada
perbankan syariah studi kasus pada Bank Muamalat Indonesia BMI. Hasil penelitian ini adalah simpanan mempunyai hubungan positif dan signifikan
terhadap pembiayaan sementara variabel yang lain tidak mempunyai hubungan yang signifikan.
Aisyah Defy R. Simatupang 2006 meneliti tentang kinerja Bank Muamalat Indonesia dalam hal kemampuannya menyesuaikan diri dengan
perubahan lingkungan ekonomi. Kinerja Bank Muamalat Indonesia dalam