Pengujian Pengaruh Variabel Eksogen dan Endogen Rangkuman
3 syariah. Kemudian di perkuat dengan UU No. 10 tahun 1998 sebagai
pengganti UU No. 7 tahun 1999. Yang diikuti dengan dikeluarkannya sejumlah ketentuan pelaksanaan dalam bentuk surat keputusan direksi Bank
Indonesia BI. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan
oleh bank syariah. Undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka unit usaha syariah atau bahkan
mengkonversikan diri menjadi bank syariah secara total. Rossar Maries, 2008.
Selanjutnya pada tahun 1999 dikeluarkan UU No. 23 yang kemudian diamandemen dengan UU No. 3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia yang
memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk dapat pula menjalankan tugasnya berdasarkan prinsip syariah. Posisi perbankan syariah
makin diperkuat dengan fatwa MUI No. 01 tanggal 24 Januari 2004 mengenai haramnya bunga bank. Dengan keberadaan undang-undang tersebut telah
memberikan kesempatan yang lebih luas untuk pengembangan jaringan perbankan syariah. Langkah yang ditempuh antara lain melalui izin
pembukaan unit usaha syariah UUS oleh bank umum konvensional, atau konversi sebuah kantor cabang atau sebuah bank umum konvensional menjadi
bank syariah. Ari Cahyono, 2009. Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008
tentang perbankan syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki
4 landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara
lebih cepat lagi. Bank Indonesia, 2010. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia terlihat pesat, hal ini dapat
dilihat dari data yang dipublikasikan Bank Indonesia. Pada bulan Juli 2010 jumlah bank syariah telah mencapai 43 unit yang terdiri atas 10 Bank Umum
Syariah dan 33 Unit Usaha Syariah. Selain itu, jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah BPRS telah mencapai 146 unit pada periode yang sama dan
jumlah jaringan kantor perbankan syariah mencapai 1.640 kantor dengan kinerja pertumbuhan bank syariah yang semakin baik. Hal ini dibuktikan
dengan penyaluran pembiayaan oleh perbankan syariah yang secara konsisten terus mengalami peningkatan hingga mencapai 57,633 triliun ke beberapa
sektor ekonomi seperti pertanian, kehutanan, sarana pertanian, pertambangan, perindustrian, jasa dunia usaha, hingga jasa sosialmasyarakat. Statistik
Perbankan Syariah periode Juli 2010. Memperhatikan fungsi pokok perbankan sebagai lembaga yang
mempunyai fungsi intermediari keuangandana, dan manfaat yang besar bagi masyarakat, pembiayaan merupakan indikator utama untuk mengukur
perkembanganpertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah nasional. Sebagai lembaga intermediari bank syariah harus mengelola dananya
secara optimal dengan mengalokasikan dana yang dihimpun ke beberapa jenis aktiva produktif salah satunya adalah pembiayaan. Menurut Undang-Undang
Nomor 10 pasal 1 tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan