Partisipan B Ibu P.B a. Gambaran Tangible or Instrumental Support

2. Partisipan B Ibu P.B a. Gambaran

Social Support yang diperoleh Pada Partisipan B 1. Emotional or Esteem Support Selama satu setegah tahun tinggal di pengungsian, Ibu P.B memperoleh berbagai dukungan dari berbagai pihak. Dukungan yang diperoleh Ibu P.B diantaranya dukungan secara emotional dimana dukungan tersebut merupakan salah satu bentuk rasa kepedulian relawan yang mendukung Ibu P.B agar ia tidak memikirkan segala sesuatu yang sudah terjadi pasca bencana alam yang ia alami. Ibu P.B mendapatkan semangat dari berbagai pihak dalam setiap dukungan yang diberikan. “ ya.. Jangan lah selalu memikirkan gunungnya ibu, yaa.. dibikinnya semangat lah.. sama kita..” P.BW.2b.511-512h.18

2. Tangible or Instrumental Support

Selama tinggal di pengungsian, Ibu P.B memperoleh dukungan secara langsung dari pemerintah berupa beras. Bantuan beras yang diperoleh sebanyak 60 kg untuk sekali masak, beras sebanyak ini cukup untuk dibagikan kepada setiap orang di posko pengungsian klasis GBKP Berastagi, tempat Ibu P.B mengungsi. Pihak lain juga banyak memberikan bantuan berupa beras kepada Ibu P.B. “Hari itu dari mitraman terus dari pemerintah ada nya sering, beras... kalau beras enggaknya kurang” P.BW.1b.141-142h.5 Universitas Sumatera Utara Saat Ibu P.B tinggal di pengungsian, ia mempunyai jadwal untuk memasak yaitu setiap hari selasa. Jadwal dan kelompok yang akan memasak selama tinggal di posko pengungsian klasis GBKP Berastagi sudah ditentukan terlebih dahulu. Biasanya, satu kelompok untuk memasak terdiri dari delapan orang. Ibu P.B yang berada di posko pengungsian klasis GBKP Berastagi merasa bahwa bantuan yang diberikan cukup meskipun bantuan yang disalurkan ke posko hanya setiap satu kali dalam satu minggu. Bantuan material tersebut berupa makanan seperti beras dan ikan. “Kalau beras setiap minggu nya diantarnya ke sini sama ikan. Ikan asin pun ada, ikan basah pun ada P.BW.1b.162-163h.6 Bantuan material berupa makanan juga diperoleh dari pihak GBKP berupa sandang pangan seperti beras, dan minyak. selain itu, bantuan yang diperoleh berupa kebutuhan untuk mandi seperti sabun. Bantuan beras yang diperoleh Ibu P.B dari GBKP adalah beras yang bagus. Selama tinggal di pengungsian, Ibu P.B tidak pernah merasa kekurangan karena setiap kebutuhan yang diinginkan dapat dipenuhi oleh pemerintah, GBKP maupun pihak lainnya yang membantu. “Itu banyak, beras, sabun, minyak semua... lengkap semua sama apa perlengkapan” P.BW.2b.414-415h.15 Ibu P.B memperoleh bantuan dari pihak pribadi yang memberikan makanan berupa daging. Bantuan daging yang diperoleh setiap satu kali dalam seminggu. Pemberian daging tergantung pada siapa yang akan memberi, biasanya disalurkan sekitar 25 kg. “Itu tergantung lah... ada juga yang 25 kg, tulang daginya lagi..” P.BW.2b.433h.15 Universitas Sumatera Utara Dukungan material juga diperoleh anak Ibu P.B berupa minuman dan barang seperti susu dan pampers. Anak Ibu P.B juga memperoleh dukungan untuk kebutuhan sekolah anak dalam bentuk barang seperti tas, buku, dan sepatu. “Kalau untuk anak sekolah banyak itu, ada tas, buku gitu, sepatu” P.BW.1b.149h.6 Selain dukungan material dalam bentuk barang, dukungan material dalam bentuk uang juga diperoleh anak Ibu P.B. Bantuan material dalam bentuk uang senilai 1,5 juta yang diperoleh secara langsung untuk anak yang duduk di bangku SMP dan anak yang duduk di bangku SD memperoleh uang senilai 1 juta. Bantuan uang untuk anak Ibu P.B hanya sekali saja diperolehnya. Ibu P.B merasa bantuan yang diberikan belum merata. Hal ini karena anaknya yang duduk di bangku kelas 2 SMA seharusnya memperoleh bantuan uang senilai 2 juta, tetapi bantuan tersebut tidak diperoleh karena anak Ibu P.B sekolah di luar tanah karo, terlihat bahwa bantuan yang diberikan oleh pemerintah lebih mengutamakan pada penyintas yang terdampak bencana saja. “Dulu.. dari pemerintah kan katanya anak SMA dapat 2 juta, anak SMP 1,5 juta terus anak SD 1 juta” P.B.W.1b.184-186h.7 Saat pemerintah memperbolehkan penyintas untuk kembali ke kampung halaman masing-masing, mereka terlebih dahulu diberikan modal untuk membantu menata kehidupan mereka kembali saat tinggal di kampung halaman. Ibu P.B salah satu dari banyaknya penyintas yang tinggal di pengungsian dapat pulang kembali ke kampung halaman yaitu sigarang-garang. Sebelum kembali ke kampung halaman, Ibu P.B memperoleh bantuan dari pemerintah berupa beras sebanyak 12 kg per orang dan memperoleh uang senilai 3 juta per kepala keluarga Universitas Sumatera Utara namun, Ibu P.B merasa bantuan uang senilai 3 juta tidak cukup untuk memenuhi biaya pendidikan anak yang masih sekolah. “Iya, 12 kilo per satu bulan yang waktu kami ambil uang 3 juta itu tetapi sudah satu bulan ini belum ada informasi lagi”. P.BW.2b.402h.14 “Kalau uang 3 juta sampai mana lah. Kalau sudah ada 2 anak sekolah kita kan 1 bulan pun tidak cukup...”. P.BW.2b.454-456h.16 Bantuan uang yang diperoleh Ibu P.B digunakan untuk membuat modal usaha yaitu menjual makanan ringan di warung miliknya. Ibu P.B tidak menggunakan uang tersebut sebagai modal untuk menanam di lahan pertaniannya. Hal ini karena lahan pertanian tempat ia tinggal yaitu sigarang-garang belum dapat tumbuh dengan subur sehingga ia lebih memilih melanjutkan usaha warung kecil-kecilan miliknya. “...Biar untuk jualan jajanan anak-anak saja dibuat... kalau ke ladang pun belum bisanya...” P.BW.2b.567-568h.20 Setiap kali Ibu P.B memperoleh bantuan dari orang lain, ia merasa senang dengan adanya bantuan tersebut namun dibalik perasaan senang yang ia rasakan, terselip duka yang mendalam, yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Hal ini ia rasakan akibat dampak yang terjadi dalam kehidupannya pasca bencana alam. “ahh.. hehehe aku pun enggak tahu lagi dek, senang pun mau nangis dalam hati ku ini” P.BW.1b.203-204h.7 Semua bantuan material yang diberikan kepada Ibu P.B dirasakan bermanfaat karena bantuan utama yaitu makanan dapat terpenuhi selama tinggal Universitas Sumatera Utara di pengungsian. Awalnya, Ibu P.B mengira bahwa tinggal di pengungsian akan kekurangan makanan namun, pada kenyataannya hal itu tidak terjadi karena begitu banyak orang yang memberikan pertolongan dan memberikan berbagai bantuan untuk memenuhi kebutuhan selama tinggal di posko pengungsian. Berdasarkan gambaran diatas, terlihat bahwa bantuan yang diperoleh Ibu P.B secara langsung atau nyata adalah kebutuhan dasar yaitu makanan, kebutuhan untuk mandi, kebutuhan untuk pendidikan anak berupa uang, dan kebutuhan untuk modal berupa uang untuk dapat menata kehidupan kembali di kampung halaman.

3. Informational Support