c. Gambaran Psychological Well-being Pada Partisipan D
1. Penerimaan Diri
Ibu P.D menyadari kekurangan yang ia miliki saat ini adalah seorang yang lemah. Hal ini karena akibat bencana yang terjadi mata pencarian Ibu P.D sudah
berkurang sehingga ia tidak memiliki modal lagi untuk menanam. “Sudah putus modal pun enggak ada lagi, kan lemah kita”
P.DW.2b.839-840h.28 Lemah secara ekonomi tidak membuat Ibu P.D lupa untuk mengingat
rencana yang terbaik akan diberikan oleh Tuhan YME, ia menyadari bahwa bencana alam yang terjadi merupakan rencana yang terbaik diberikan oleh Tuhan.
Ibu P.D menyadari akan kekuarangan yang ia miliki sebagai seorang yang sudah lemah namun hal itu tidak membuatnya berhenti untuk berupaya, ia mampu untuk
menerima masa lalu secara positif setelah kejadian erupsi Gunung Sinabung. Ibu P.D berupaya untuk meminjam modal kepada saudaranya yang lain untuk dapat
menanam kembali. “Aku sanggup menerima keadaan, aku sanggup menerima keadaan. Pasti
ini ada rencana Tuhan” P.DW.2b.842-843h.28
Berdasarkan gambaran diatas, Ibu P.D dapat menerima keadaanya setelah bencana alam yang dialaminya. Ibu P.D merasa dengan menyadari bahwa dirinya
sudah semakin lemah secara ekonomi namun Ibu P.D dapat menerima kelemahan yang dijadikannya sebagai dorongan untuk tetap berupaya dengan cara meminjam
modal pada orang lain.
Universitas Sumatera Utara
2. Hubungan Positif dengan Orang lain
Selama tinggal di pengungsian, Ibu P.D merasa bahwa hubungan dengan sesama pengungsi kurang terjalin dengan baik. Hal ini karena setiap orang yang
berada di pengungsian merasa sudah stress sehingga hal kecil dapat menjadi pertengkaran. Pertengkaran terjadi pada sesama pengungsi karena perbedaan
persepsi dalam menanggapi suatu hal, misalnya mengenai memasak dapat menjadi pertengkaran karena perbedaan cara memasak bumbu masakan kemudian
pertengkarang juga terjadi karena terlalu lama memasak. Ibu P.D sudah merasa terbiasa dengan pertengkaran yang terjadi di pengungsian, ia menganggap
masalah dalam hubungan dengan orang lain suatu hal yang biasa karena dapat diselesaikan. Ibu P.D seorang yang tidak ingin adanya pertengkaran, ia memilih
untuk menghidar dengan cara tidak menanggapi orang tersebut. “Hubungan sosial, kalau komunikasi sehari-hari namanya juga
pengungsi, kadang kita murah tersinggung kan... kadang kita naik emosi jadi yang begituan anggap sepele sajalah”.
P.D.W.1344-346h.12
3. Otonomi