Dampak Bencana Alam Gunung Sinabung

dan pada Pukul 00.12 WIB, tampak asap letusan dengan ketinggian 1500 meter dari bibir kawah. Pada saat ini sejumlah warga yang masih bertahan karena menjaga rumahnya di zona bahaya pun akhirnya ikut mengungsi. karena hutan di sekeliling desa mereka sudah rata dihujani debu vulkannik. Kumpulan debu vulkanik keluar lagi dari kawah Gunung Sinabung, pukul 06.27 WIB, pada hari Senin, 30 Agustus 2010, Gunung yang semula tenang tiba-tiba saja kembali memuntahkan letusannya. Walaupun tidak disertai lava namun terlihat munculnya debu vulkanik disertai gemuruh dan getaran hebat Wikipedia B, 2010.

4. Dampak Bencana Alam Gunung Sinabung

Dampak umum bencana baik nature dan manmade dari bencana meliputi kehilangan jiwa, luka-luka, kerusakan infrastruktur, kerusakan kehidupan dan hasil panen, gangguan produksi, gangguan kehidupan sehari-hari, kehilangan keluarga, gangguan dalam pelayanan umum, kerusakan infrastruktur secara nasional dan gangguan dalam sistem pemerintahan, penurunan ekonomi nasional, dampak sosiologis dan psikologis setelah bencana terjadi Carter, 1991. Adapun dampak bencana terhadap kesehatan yaitu terjadinya krisis kesehatan, yang menimbulkan : 1 Korban massal; bencana yang terjadi dapat mengakibatkan korban meninggal dunia, patah tulang, luka-luka, trauma dan kecacatan dalam jumlah besar. 2 Pengungsian; pengungsian ini dapat terjadi sebagai akibat dari rusaknya rumah-rumah mereka atau adanya bahaya yang dapat terjadi jika tetap berada dilokasi kejadian. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat resiko dari suatu wilayah atau daerah dimana terjadinya bencana Depkes RI, 2008 Universitas Sumatera Utara Menurut American Psychological Association 2006, setiap individu mengalami reaksi yang berbeda-beda dalam merespon dampak bencana. Faktor- faktornya adalah: 1 Tingkat intensitas kehilangan, semakin banyak kehilangan, akan menimbulkan reaksi yang lebih hebat, 2 Kemampuan individu secara umum untuk menghadapi situasi emosional, 3 Peristiwa lain yang menimbulkan stress mengikuti peristiwa traumatic yang baru dialaminya. Young, Ford Watson 2005, hal yang dialami orang dewasa yang bertahan dalam bencana, akan mengalami reaksi stress yaitu: 1 Reaksi emosi shock, ketakutan, kemarahan, grief, penolakan, rasa bersalah, tidak berdaya, merasa tidak punya harapan dan mati rasa, 2 Kognitif binggung,disorientasi, tidak bisa memutuskan, kawatir, kurangnya perhatian, sulit berkonsentrasi, hilangnya ingatan, gangguan memori dan menyalahkan diri sendiri, 3 Reaksi fisik tegang, capai, kesulian tidur, rasa sakit pada tubuh, mudah terganggu, detak jantung lebih cepat, mual 4 Reaksi interpersonal ketidak percayaan, merasa terganggu, menarik diri, diabaikan. Bencana dapat menyebabkan dampak psikologis, yang meliputi shock, stress, cemas, takut, khawatir dan ganguan-ganguan yang berkaitan dengan gejala- gejala psikologis lainnya. Dari kumpulan gejala-gejala tersebut dapat dikategorikan dalam posttraumatic stress disorder Salzer Bickman, 2005. Bencana alam yang terjadi akan memunculkan dampak positif dan dampak negatif bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Salah satu contoh dari dampak positifnya adalah tanah di sekitar daerah tersebut subur setelah berapa tahun meletus gunung tersebut. Dengan tanah yang menjadi subur maka sekitar daerah Universitas Sumatera Utara Gunung Sinabung terdapat banyak pohon tinggi yang dapat menjadi tempat penampungan air, sehingga daerah sekitarnya tidak kekurangan air. Kondisi udara yang sejuk juga menjadi dampak positif dari keberadaan Gunung Sinabung. Sementara dampak negatifnya adalah berjatuhan korban yang terkena lava panas, dan dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit karena terhirup butiran abu vulkanik. Dari banyaknya pengamatan akan bencana, maka dapat ditemukan karakteristik dari bencana itu sendiri sebagai berikut Royan, 2004: 1. Terdapat kerusakan pada pola kehidupan normal. Kerusakan tersebut biasanya terlihat cukup parah, sebagai akibat dari kejadian yang mendadak dan tidak terduga serta luasnya cakupan akan dampak dari bencana. 2. Dampak dari bencana merugikan manusia, baik bersifat langsung maupun tidak. Biasanya dapat berupa kematian, kesengsaraan, maupun akibat negatif lainnya yang berdampak pada kesehatan masyarakat. 3. Merugikan struktur sosial, seperti kerusakan pada sistem pemerintahan, bagunan, komunikasi, dan berbagai sarana dan prasarana pelayanan umum lainnya. Adanya pengungsian yang membutuhkan tempat tinggal atau penampungan, makanan, pakaian, bantuan kesehatan, dan pelayanan sosial, yang terkadang tidak mencukupi atau kurang terkoordinasi. Universitas Sumatera Utara

D. Social Support dan Psychological Well-Being Pada Penyintas Bencana