Psychological well-being pada penyintas bencana alam Gunung Sinabung

pupuk yang ditanam dapat tumbuh dengan subur dan menghasilkan buah yang bagus Seluruh partisipan memiliki kebutuhan yang berbeda sehingga social support yang paling dibutuhkan akan berbeda pula, terlihat dari keenam partisipan penelitian, pada partisipan yang di relokasi lebih membutuhkan emotional or esteem support dan tangible or instrumental support sedangkan pada partisipan yang dapat kembali ke kampung halaman atau tidak di relokasi ke desa siosar, mereka lebih membutuhkan tangible or instrumental support dan informational support dimana terlihat bahwa mereka sama-sama membutuhkan bantuan namun pada partisipan yang di relokasi lebih merasakan dampak kehilangan secara langsung sehingga butuh adanya dukungan agar mereka tetap semangat menjalani setiap tantangan hidup yang akan mereka hadapi saat ini.

3. Psychological well-being pada penyintas bencana alam Gunung Sinabung

Keenam partisipan terlihat psychological well-being yang cukup baik meskipun mereka sulit untuk menerima atau merealisasikan dirinya di tengah tantangan hidup setelah dampak bencana alam yang dialami. Keenam partisipan membutuhkan proses dan waktu untuk dapat melakukan penerimaan atas keadaan dirinya serta mensyukuri semua yang terjadi dalam hidupnya sebagai pemberian Tuhan. Keenam partisipan terlihat merasa tidak nyaman tinggal di pengungsian sehingga aktivas untuk berhubungan dengan sesama menjadi kurang baik. Keenam partisipan menyadari bahwa mereka dahulu dapat menjalin hubungan yang baik pada orang lain namun setelah tinggal di pengungsian, hubungan Universitas Sumatera Utara dengan orang lain menjadi tidak baik. Hal ini karena kondisi di pengungsian yang ramai tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas sosial dengan baik namun dibalik hubungan yang tidak terjalin dengan positif, keenam partisipan tetap berupaya untuk memelihara hubungan yang lebih baik dengan cara menerima kekurangan dan kelebihan orang lain. Setelah bencana alam, terlihat pada keenam partisipan dalam berotonomi dimana mereka mampu untuk menentukan arah hidupnya sendiri ke arah yang lebih baik dengan berupaya untuk mencari pekerjaan sendiri setelah adanya bantuan maupun sesudah bantuan tidak lagi diberikan kepada mereka. Keyakinan mereka untuk dapat hidup mandiri berasal dari keyakinan kepada Tuhan YME, yang akan memberikan rezeki kepada partisipan. Selama tinggal di pengungsian, keenam partisipan juga menghadapi tantangan dalam hidup baik dari aktivitas pekerjaan maupun aktivitas sosial. Cara menghadapi setiap tantangan yang dihadapi, partisipan pertama meyakini dengan berpengharapan kepada Tuhan bahwa segala sesuatunya sudah diatur oleh-Nya. Sementara pada kelima partisipan lainnya, beranggapan ketika dihadapkan pada tantangan, mereka akan berupaya untuk memilih atau menciptakan lingkungan yang lebih baik. Dari dimensi tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi, keenam partisipan akan mengarahkan aktivitasnya untuk tujuan hidup yang mereka yakini mampu untuk mencapainya yaitu bekerja untuk membiayai kebutuhan sehari-hari dan membiayai pendidikan anak. Hal ini pula yang membuat keyakinan pada tiga partisipan dapat mengembangkan diri mereka secara pribadi namun tiga partisipan Universitas Sumatera Utara lainnya menunjukkan tidak dapat untuk berkembang secara pribadi dikarenakan sudah memiliki pekerjaan tetap sebagai bidan, bekerja sebagai wiraswasta dan partisipan menganggap bahwa dirinya hanya memiliki keahlian sebagai petani Secara keseluruhan, terlihat dimensi psychological well-being pada keenam penyintas bencana alam. Keenam partisipan menunjukkan bahwa diri mereka semakin mampu menerima diri, pada dimensi menjalin hubungan yang positif tiga diantara enam partisipan kurang dapat menjalin hubungan positif dengan orang lain selama tinggal di pengungsian dan tiga partisipan lainnya dapat menjalin hubungan yang positif, keenam partisipan tetap berotonomi, semakin mampu mengatasi masalah baik masalah pribadi maupun lingkungan sekitar dan memiliki tujuan hidup yang lebih terarah dan pada dimensi pertumbuhan pribadi partisipan pertama, ketiga, dan keempat mengalami petumbuhan pribadi sedangkan partisipan kedua, kelima, dan keenam tidak mengalami pertumbuhan pribadi. Universitas Sumatera Utara

B. SARAN 1. Saran Praktis