5. Partisipan E Ibu P.E a. Gambaran
Social Support yang diperoleh Pada Partisipan E 1.
Tangible or Instrumental Support
Selama tinggal di pengungsian, Ibu P.E memperoleh banyak bantuan berupa beras, minyak, sabun, indomie, dan telur. Sampai sekarang bantuan
material berupa beras, dan indomie tetap diberikan namun, tidak sebanyak sewaktu dahulu saat pertama Ibu P.E mengungsi. Bantuan lain juga diberikan oleh
berbagai perusahaan, Ibu P.E memperoleh banyak bantuan berupa indomie dan telur.
“Dulu banyak... kalau dulu banyak ya seperti beras sampai sekarangpun beras ada. Ada di dapur umum, beras, minyak, sabun... banyak... banyak
lah indomie, telur”. P.EW.1b.133-135h.5
“Kalau bantuan dari luar banyak PT nya, perusahaan-perusahaan dikasih indomie, telur, banyak dari perusahaan-
perusahaan lah”. P.EW.1b.151-152h.6
Berbagai bantuan yang diberikan kepada Ibu P.E saat berada di pengungsian. Bantuan yang diperoleh dari pemerintah, awalnya pemerintah
membuat posko logistik utama jadi apabila kekurangan makananan di posko pengungsian, dapat meminta dan mengambil ke posko logistik utama. Bantuan
seperti beras, minyak dan pampers untuk anak juga dapat diminta langsung kepada bagian logistik umum. Bantuan dari pemerintah terakhir kali diberikan
pada tanggal 26 juni 2014, pemerintah memberikan surat pernyataan tersebut. Lalu para penyintas menerimanya pada tanggal 10 juli 2014. Setelah beberapa
bulan kemudian, pada bulan maret tahun 2015 Ibu P.E mendapatkan bantuan
Universitas Sumatera Utara
material berupa uang untuk menyewa rumah 1,8 juta dan menyewa lahan pertanian 2 juta untuk menyewa selama 6 bulan.
“Kan perjanjian dikasihnya sewa ladang 2 juta satu tahun, sudah dikasih waktu kami berpisah dari pemerintah lah lalu sewa rumah dikasih Rp.
1.800.000. per 6 bulan” P.EW.1b.270-272h.9
Sejak adanya surat pernyataan dari pemerintah bahwa bantuan tidak disalurkan lagi dan pengungsi sudah tidak ada lagi, sebagian peyintas sudah
menyewa rumah diluar, namun seperti Ibu P.E yang tidak memiliki dana yang lebih untuk menyewa rumah lagi maka ia kembali menempati posko pengungsian
di UKA. Hal ini juga dilakukan Ibu P.E karena sudah mendapatkan izin dari pihak yayasan UKA tersebut. Ibu P.E diizinkan untuk tinggal di UKA sampai relokasi di
siosar sudah selesai dibangun. Ibu P.E merasa senang dengan bantuan yang diberikan.
Selain itu, bantuan juga datang seperti terapi tubuh yang bermanfaat untuk merilekskan tubuh agar tidak stress. Terapi dilakukan setiap malam. Ibu P.E selalu
ikut berpartisipasi setiap acara yang dibuat oleh relawan yang berasal dari orang luar. Hal ini karena ia merasa bagian dari desa simacem.
“Iya supaya rileks supaya jangan stress. Kalau sudah lulus terapinya dikasih baju kalau belum, enggak”
P.EW.1b.182-183h.7 Setiap acara yang diselenggarakan di posko pengungsian tidak semua
orang mengikuti kegiatan tersebut karena tidak ada paksaan bagi mereka yang tidak ingin mengikuti. Ibu P.E tidak mengikuti kegiatan terapi tersebut karena ia
tidak mempunyai waktu luang, ia harus menjaga anak setiap malam dan ia juga harus menjaga posko kesehatan. Ibu P.E merupakan seorang pekerja PTT di desa
Universitas Sumatera Utara
simacem, saat di pengungsian ia juga tetap melaksanakan tugasnya untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Selain pelayanan kesehatan, Ibu P.E juga mendapat dukungan dari Dinas Sosial berupa beras dan uang. Beras yang diberikan sebanyak 4 ons per orang,
bantuan ini diberikan selama 1 bulan. Uang yang diberikan senilai lima ribu per orang setiap hari selama dua bulan. Ibu P.E merasa bersyukur setiap bantuan yang
ia dapatkan meskipun hanya sedikit bantuan yang ia peroleh, namun bantuan tersebut harus disyukuri
“Ngasih uang pun pernah, ngasih beras. Dikasih Rp.5000 per kepala. Dikasihnya perbulan begitulah”
P.EW.1b.231-232h.8 “yaa... bersyukurlah. Sedikit apapun itu kan bantuan. Ya harus kita
syukuri” P.FW.1b.234-235h.8
Selain itu, anak-anak juga mendapatkan berbagai dukungan material berupa uang, alat tulis serta seragam sekolah. Bantuan ini lebih diutamakan bagi
anak yang sedang menjalani pendidikan di sekolah akan tetapi, bantuan untuk anak yang belum masuk sekolah ataupun yang masih balita, akan tetap diberikan
bantuan. Bantuan yang diberikan berupa uang senilai 400 ribu selama 2 periode. Anak Ibu P.E masih berusia 1 tahun tetap memperoleh bantuan uang tersebut. Ibu
P.E mengunakan uang tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari apabila uang yang diperoleh berlebih maka ia akan menabung sisa uang tersebut.
“Banyak banget. Uang kan... untuk biaya hidup kan bisa ditabung” P.EW.1240-241h.8
“400 ribu 2 periode berapa bulan yang lalu lah... tetapi berjarak lah 2 bulan kemudian dikasih lagi begitu”
P.EW.1b.248-249h.9
Universitas Sumatera Utara
Bantuan juga diperoleh dari Ibu P.E berupa baju untuk satu kepala keluarga. Bantuan ini diperoleh dari perusahaan. Terkadang, bantuan dapat
diberikan satu baju per orang, namun melihat begitu banyaknya penyintas yang tinggal di pengungsian, biasanya relawan akan memberikan bantuan untuk per
kepala keluarga saja agar bantuan dapat tersalurkan secara merata. “Baju dikasih dari perusahaan begitu lah. 1 KK satu baju. Ngelihat
barangnya juga kalau cukup dikasihnya ya satu-satu orang kalau enggak cukup 1 KK satu baju dikasihnya. Banyak yang kasih.. ada dari carvil juga
ngasih” P.EW.1b.253-256h.9
Bantuan juga diperoleh saat di pengungsian berupa bantuan untuk anak yaitu penyediaan rumah pintar talita. Bantuan berupa rumah talita yang berada di
posko pengungsian digunakan untuk tempat anak-anak belajar dan membaca yang disediakan buku-buku dari relawan, akan tetapi setelah penyintas dinyatakan
sudah tidak menjadi pengungsi lagi, rumah talita ini tidak disediakan lagi untuk anak-anak.
“Dulu ada disini rumah pintar talita... talita itu apa namanya... tabita ee itulah. Setahun juga kemarin itu”
P.EW.1b.288-289h.10 “SD, SMP, SMA... siapa yang mau belajar datang ke situ, dibikinnya juga
kursinya di dalam” P.EW.1b.293-294h.10
Berdasarkan penjelasan diatas, Ibu P.E mendapatkan berbagai bantuan material selama tinggal di posko pengungsian. Ibu P.E memperoleh bantuan
makanan, bantuan pelayanan kesehatan seperti terapi tubuh, bantuan secara dana, dan bantuan fasilitas untuk tempat anak belajar selama di posko pengungsian.
Universitas Sumatera Utara
2. Informational Support