Secara keseluruhan, terlihat bahwa Ibu P.B merasa dirinya sudah putus asa atas dampak yang terjadi dalam kehidupannya namun disisi lain, Ibu P.B seorang
yang berupaya untuk terus bersemangat melakukan pekerjaannya untuk mendapatkan penghasilan. Ia juga menyadari kelebihannya yang sudah tidak
pernah sakit.
2. Hubungan Positif dengan Orang lain
Selama satu setegah tahun lebih tinggal di pengungsian, Ibu P.B merasa bahwa hubungan dengan sesama pengungsian terjalin dengan baik. Ibu P.B
seorang yang memahami dan memelihara setiap berhubungan dengan sesama temannya. Selama ia tinggal di pengungsian, Ibu P.B tidak pernah bertengkar
dengan temannya. Hal ini karena ia sudah mengenal karakter teman selama di pengungsian.
“yaa.. baik-baik saja lah dek. Enggak ada satu pun yang berantam gitu, semua rukun”.
P.BW.1b.229-300h.10 “Baik... baik... namanya kalau sudah satu kampung kita, saling mengenal
sudah setahun, sudah tahu gimana jiwa nya” P.BW.1b.305-306h.10-11
Ibu P.B termasuk penyintas yang sudah dapat pulang kembali ke kampung halamannya dikarenakan status Gunung Sinabung sudah menurun artinya siaga.
Setelah ia pulang ke kampung halaman, hubungan dengan orang lain juga terjalin dengan baik, namun demikian ia sudah tidak menginginkan tinggal di situasi yang
penuh dengan keramaian seperti saat tinggal di pengungsian dahulu. Ia lebih memilih untuk tinggal di rumah, bekerja di warungnya, dan hanya memiliki
beberapa teman saja untuk diajak bercerita. Ibu P.B juga sudah malas pergi ke
Universitas Sumatera Utara
pesta. Hal ini karena ia sudah tidak mempunyai semangat lagi untuk menjalin hubungan dengan orang lain, ia memilih untuk memikirkan kehidupannya agar
lebih baik lagi. “Kalau aku hanya ini saja teman ku setiap hari sambil menunjuk
temannya” P.BW.2b.590-591h.20
“...Baiknya semua tetapi kalau aku lebih baik sendiri merenung saja begitu...”
P.BW.2b.590-591h.20 “...Enggak mau lagi aku melihat ramai-ramai begitu, ke pesta pun aku
malas sekarang ini...” P.BW.2b.591-592h.20
Berdasarkan penjelasan diatas, Ibu P.B memahami dan memelihara dalam setiap hubungannya dengan sesama teman selama tinggal di pengungsian, ia tidak
pernah bertengkar dengan orang lain namun, Ibu P.B sudah tidak ingin menjalin hubungan yang terlalu intens dengan orang lain, ia hanya memiliki beberapa
teman saja untuk diajak bercerita.
3. Otonomi