B. Psychological Well-Being
1. Pengertian Psychological well-being
Teori Psychological well-being dikembangkan oleh Ryff pada tahun 1989. Ryff 1989 merumuskan konsepsi psychological well-being yang merupakan
integrasi dari teori-teori kesehatan mental, teori psikologis klinis dan llife-span development. Psychological well-being merupakan suatu dorongan untuk
menyempurnakan dan merealisasikan potensi diri individu. Dorongan ini dapat menyebabkan seseorang individu pasrah terhadap keadaan sehingga memiliki
psychological well-being menjadi rendah atau berupaya untuk memperbaiki kehidupannya sehingga akan membuat psychological well being menjadi
meningkat Ryff Keyes, 1995. Individu yang memiliki psychological well-being yang tinggi adalah
individu yang mampu menerima dirinya sendiri baik kondisi emosional yang positif maupun pengalaman-pengalaman yang buruk yang dapat menghasilkan
kondisi emosional negatif, menjalin hubungan yang positif dengan orang lain, mampu menentukan nasibnya sendiri tanpa bergantung dengan orang lain, mampu
mengontrol kondisi lingkungan sekitar, memiliki tujuan hidup dan selalu mengalami pertumbuhan sebagai seorang individu Ryff, 1989.
Banyak sekali literatur-literatur dari para ahli yang merujuk pada pendefenisian positive psychological functioning. Misalnya teori dari Malow
1968 tentang konsep aktulaisasi diri, pandangan Roger 1961 tentang fully functioning person, formulasi teori jung 1933, Vonzfranz 1964 tentang
individuasi dan kosep kedewasaan oleh Allport 1961.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Ryff 1989 konsep-konsep mengenai positive psychological functioning dapat diintegrasikan menjadi sebuah model psychological well-being
yang multidimensional yang memiliki enam dimensi psikologis. Setiap dimensi psychological well-being memiliki tantangan yang berbeda-beda dimana setiap
individu harus berusaha untuk mengatasinya sehingga individu dapat berfungsi secara positif Ryff, 1989; Ryff Keyes, 1995; Keyes, Ryff, Shmotkin, 2002.
2. Dimensi Psychological Well-Being