tinggal dan bekerja. Ibu P.E merasa senang dengan pekerjaan yang berprofesi sebagai bidan karena melalui pekerjaannya ia dapat mengobati orang yang sedang
sakit. Ibu P.E merasa puas dan bangga pada diri sendiri karena dapat melihat orang yang diobati sembuh dengan obat yang ia berikan.
“Kelebihan apa ya... enggak punya kelebihan ini hanya bisa melayani masyarakat kalau lagi sakit saja... sebaik mungkin lah”
P.EW.1b.447-448h.15
2. Hubungan Positif dengan Orang lain
Selama tinggal di pengungsian, Ibu P.E merasa tidak memiliki hubungan positif dengan orang lain. Hal ini karena tidak adanya rasa saling memahami dan
mengerti antar sesama penyintas yang tinggal di pengungsian. Ibu P.E merasakan hubungan yang kurang baik pada sesama penyintas. Selama di pengungsian orang
lebih mementingkan dirinya sendiri, melihat adanya perbedaan pada agama yang dianut, dan tidak adanya rasa kekeluargaaan yang terjalin seperti waktu tinggal di
kampung simacem dahulu. Ibu P.E merasa apabila ia mencoba menjalin hubungan dengan orang lain, akan tetapi kenyataanya hubungan tersebut kurang terjalin
dengan baik maka ia tidak terlalu memperdulikan masalah seperti itu. Hubungan yang tidak baik dengan orang lain bukan menjadi masalah baginya. Ibu P.E lebih
baik menghindar dari masalah tersebut agar tidak terjadi pertengkaran. “Parah... mungkin itulah dampak dari bencana ini. Kalau saya sih
menyikapi bencana itu maunya saling merangkul” P.EW.1b.457-460h.15
3. Otonomi
Ibu P.E mampu menentukan arah hidupnya sendiri meskipun tidak adanya bantuan yang diperolehnya lagi. Ibu P.E merasa dapat menjalani kehidupan
Universitas Sumatera Utara
sendiri tanpa pertolongan orang lain, ia dapat menjalani hidup dengan mengharapkan pada gaji yang diterima setiap bulan sekali serta hanya
mengharapkan gaji suami meskipun suami Ibu P.E hanya seorang tukang bangunan, ia tetap merasa beryukur. Hal ini karena setiap harinya ia mendapatkan
rezeki yang tidak pernah henti-hentinya diberikan oleh Tuhan YME. “Kalau saya mengharapkan gaji lah. Mengharapkan gaji saya, gaji
suami” P.EW.1b.490-491h.16
4. Penguasaan Lingkungan
Apabila Ibu P.E dihadapkan dengan masalah yang terjadi dalam kehidupannya maka ia akan mampu untuk memilih dan menciptakan lingkungan
yang lebih baik lagi. Contohnya saat Ibu P.E dihadapkan dalam permasalahan menjalin hubungan anggota keluarga saat tinggal di ruangan pengungsian namun
hubungan itu tidak terjalin dengan positif maka hal yang akan Ibu P.E lakukan adalah Ibu P.E akan mencari cara untuk pindah ke ruangan yang jauh dari orang-
orang atau keramaian sehingga ia tidak menjalin komunikasi lagi dengan orang tersebut dan mencari tempat yang nyaman menjadi pilihan untuk tempat
tinggalnya bersama dengan anak dan suami. Ibu P.E merasa cara yang dilakukan untuk memilih lingkungan tempat yang lebih aman ini agar terhindar dari
permasalahan antar sesama penyintas yang berada di pengungsian. “kalau saya orangnya enggak terlalu perduli. Saya malas di gedung sana,
di sana kan banyak orang simacem. Yang ga perlu diceritakan pun diceritakan. Mendigan saya disini, kalau ada orang yang datang saya
rawat, main sama anak saya berdua kan”. P.EW.1b.475-477h.16
Universitas Sumatera Utara
5. Tujuan Hidup