83
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umun Perusahaan
PT. Rekayasa Industri didirikan oleh pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 12 Agustus 1981, untuk mengembangkan kemampuan nasional ke tingkat
dunia didalam bidang rancang bangun, pengadaan, konstruksi dan uji-coba operasi EPCC untuk pabrik-pabrik industri besar di Indonesia. PT Rekayasa Industri
REKIND saat ini merupakan salah satu perusahaan terkemuka di bidangnya di Indonesia. Bidang usaha rancang bangun, pengadaan, konstruksi dan uji coba operasi
ini EPCC, meliputi pabrik-pabrik pada industri: gas, panas bumi, kilang, petrokimia, mineral, pengelolaan lingkungan, dan infrastruktur. Selain itu, perusahaan
inipun menyediakan jasa untuk studi kelayakan proyekpabrik dan perawatan pabrik. 5.1.1 Visi dan Misi Perusahaan
PT. Rekayasa Industri memiliki visi yaitu menjadi perusahaan kelas dunia di bidang rancang bangun dan perekayasaan industri yang terintegrasi
serta investasi yang kompetitif. Sedangkan misi dari PT. Rekayasa Industri adalah:
• Memberikan jasa rancang bangun dan perekayasaan yang lengkap dan kompetitif, baik di dalam maupun luar negeri, dengan
mengutamakan keunggulan mutu dan inovasi teknologi. • Meningkatkan kompetensi dan mengembangkan organisasi yang
responsif dan tangkas. • Melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik.
• Meningkatkan nilai perusahaan jangka panjang melalui investasi. • Memberikan nilai tambah lebih bagi pelanggan, pemegang saham,
karyawan dan masyarakat dengan mempertimbangkan pertumbuhan perusahaan.
5.1.2 Gambaran Umum Pembuatan Offshore Pipeline and Mooring Tower Proyek Banyu Urip, Serang-Banten Tahun 2013
Proyek Banyu Urip merupakan proyek pengembangan dari area kontrak Cepu, terletak di pulau Jawa, antara kota Cepu dan Bojonegoro.
Proyek ini diharapkan untuk menghasilkan minyak mentah dan gas asam dari a empat bantalan sumur. minyak mentah akan diolah di pusat dan dikirim
melalui pipa darat dan lepas pantai untuk floating storage and offloading vessel FSO yang terletak 23 km di lepas pantai utara Jawa dekat kota Tuban.
Proyek Banyu Urip dibagi menjadi lima Teknik individu, Pengadaan, Konstruksi dan Commissioning EPC kontrak, yaitu:
1. EPC1 Central Processing Facilities CPF. 2. EPC2 Onshore Export Pipeline.
3. EPC3 offshore pipeline and Mooring Tower. 4. EPC4 FSO konversi tanker.
5. EPC5 Infrastruktur. Kegiatan EPC3 memiliki proses produksi, yaitu :
1. Pengadaan material dan bahan baku. Proses pengadaan material dan bahan baku dilakukan sesuai dengan
work instruction quality management system perusahaan agar bahan dan material yang disuplai ke yard Sumuranja sesuai dengan perencanaan
fabrikasi. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi berupa lembaran baja steel plate dan batangan baja steel beam. Penyimpanan
bahan baku ditempatkan di material storage yang terdapat dilokasi kegiatan.
2. Bongkar muat material dan bahan baku Kegiatan bongkar muat material dilakukan di bagian penyimpanan
material yard Sumuranja. Bahan baku akan diverifikasi dahulu oleh bagian material control untuk menentukan metode pengangkatan yang paling
tepat. Pengangkatan material didahului oleh pemeriksaan bahwa alat yang digunakan seperti crane, slings, chain, clamps, dan sebagainya dalam
keadaan layak. Sling dan chain harus dilengkapi dengan sertifikat
pemeriksaan dari pihak yang berwenang. Selama pengangkatan dan penumpukan material, jig kayu atau besi dapat digunakan untuk
mendapatkan aktivitas pengangkatan yang paling praktis. 3. Pemotongan, pembentukan dan persiapan pengerjaan mesin.
Pemotongan bahan atau material besi, plat, pipa, stainless, dan lain- lain umumnya dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan menggunakan gas
menggunakan LPG Liquid Petroleum Gas dan oksigen dan secara manual. Penggunaan LPG hasilnya rapi dan tidak menimbulkan serbuk
besi. Seluruh pergerakan material atau bahan dibantu oleh alat angkat yaitu Over Head Crane Untuk di dalam Work Shop.
4. Proses Penyetelan Pre Assembly Setting Proses penyetelan baja yang telah dipotong sesuai dengan bentuk dan
ukuran yang dikehendaki sebelum dilakukan pengelasan. Penyetelan bagian–bagian dan potongan–potongan bahan baja dilakukan berdasarkan
gambar assembly drawing yang telah disediakan. 5. Proses Pengelasan
Kegiatan pengelasan perusahaan menggunakan acetylene yang sudah jadi.Sebelum proses pengelasan dilakukan, welding prosedure dan
persyaratan khusus lainnya harus terpenuhi. Verifikasi pada semua mesin las harus dilaksanakan. Sertifikasi juru las telah dilakukan sesuai dengan
bidang keahlian yakni juru las kelas B.